NovelToon NovelToon
Pedang Cahaya Naga

Pedang Cahaya Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: dwi97

Lian shen ,seorang pemuda yatim yang mendapat kn sebuah pedang naga kuno

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwi97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gunung Kabut Abadi

Kabut tipis menggantung di lereng Gunung Tianlong. Malam itu sunyi, hanya suara serangga dan aliran sungai yang terdengar samar. Pinus-pinus tinggi berdiri kaku seperti penjaga kuno, sementara cahaya bulan menyinari bebatuan basah di tepi jurang.

Seorang pemuda berdiri di sana—Liang Shen, usia tujuh belas, tubuh kurus tapi matanya menyimpan keteguhan. Nafasnya terengah setelah mendaki jalur terjal. Di tangannya tergenggam sebilah pedang tua yang ia temukan dalam gua tersembunyi, pedang berkarat dengan ukiran naga di gagangnya.

Meski usang, pedang itu memancarkan cahaya samar—cahaya hangat tapi penuh misteri. Liang Shen menatapnya tak percaya.

"Benarkah... ini pusaka yang diceritakan kakek? Pedang naga yang hilang ratusan tahun lalu?" gumamnya.

Angin malam tiba-tiba berhembus lebih kencang. Kabut di depannya berputar, lalu perlahan membentuk siluet tinggi dan hitam. Dari balik kabut, muncul bayangan raksasa dengan mata merah menyala, tatapannya menusuk seperti bara api.

“Anak manusia...” suara berat bergema, membuat tanah bergetar. “Kau tidak pantas menyentuh pedang itu.”

Liang Shen terdiam. Tangannya gemetar, tapi ia menggenggam pedang lebih erat. Jantungnya berdetak liar, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang menolak mundur.

“Siapa kau?” suaranya bergetar, tapi matanya menatap tajam.

Bayangan itu melangkah maju, kabut berputar mengikuti gerakannya. “Aku penjaga kegelapan. Pedang itu bukan milikmu.”

Seketika, pedang berkarat di tangan Liang Shen berkilau terang, menyilaukan mata. Cahaya itu meledak dari dalam, menembus kabut dan langit malam. Liang Shen hampir terlempar ke belakang, namun cahaya itu menyelubungi tubuhnya, hangat sekaligus berat.

Dalam kilatan cahaya, ia melihat sekilas wujud seekor naga raksasa, tubuhnya melingkar di angkasa, sisiknya berkilau bagaikan bintang. Suara bergema langsung di hatinya, bukan di telinga:

"Carilah aku... di balik dunia roh."

Liang Shen terkejut. Napasnya tersengal. Ketika cahaya meredup, bayangan hitam itu telah lenyap, hanya tersisa kabut yang kembali tenang.

Ia menatap pedang di tangannya, yang kini tak lagi berkarat—bilahnya berkilau perak, seolah baru ditempa. Liang Shen menggenggamnya erat, tubuhnya bergetar bukan karena takut, melainkan karena firasat.

Malam itu, tanpa ia sadari, roda takdirnya mulai berputar.

Fajar baru saja menyingsing di kaki Gunung Tianlong. Kabut pagi perlahan terangkat, dan burung-burung mulai berkicau dari dahan pinus. Liang Shen menuruni lereng dengan langkah tergesa. Pedang naga yang kini berkilau ia sembunyikan di balik kain kusam, takut ada yang melihat.

Sesampainya di desa kecil tempat ia lahir—Desa Qinghe—Liang Shen merasakan sesuatu yang janggal. Suasana terlalu sunyi. Tak ada suara anak-anak berlarian, tak terdengar derit roda gerobak, bahkan aroma bubur pagi dari dapur rumah-rumah pun hilang.

Langkahnya melambat. Jantungnya berdegup keras.

Dan tiba-tiba—BOOOM!

Ledakan besar terdengar dari arah balai desa. Api menjulang tinggi, asap hitam menutupi langit biru pagi. Liang Shen berlari secepat mungkin, matanya terbelalak.

Desa Qinghe terbakar.

Rumah-rumah ambruk, jeritan orang terdengar di segala penjuru. Para lelaki desa mencoba melawan dengan cangkul dan tombak kayu, namun sia-sia. Puluhan pria berpakaian hitam, bertopeng kain, menyerang tanpa ampun. Pedang mereka berkilau dingin, setiap ayunan menebas nyawa.

“Sekta Bayangan!” teriak salah satu tetua desa sebelum ditebas jatuh.

Liang Shen terperangah. Ia mendengar nama itu dari cerita lama—sekte sesat yang menyembah kegelapan, sudah lama menghilang. Mengapa mereka ada di sini?

“AYAH! IBU!” Liang Shen berteriak, menerobos kobaran api menuju rumahnya.

Ia melihat ibunya, Madam Lin, terpojok di halaman, melindungi adiknya yang masih kecil dengan tubuhnya. Seorang pria bertopeng mengangkat pedang hendak menebas mereka.

“Berhenti!” Liang Shen meraung.

Tanpa sadar, ia mencabut pedang naga dari sarung kainnya. Cahaya perak menyembur, menelan sinar matahari pagi. Suara naga menggema di udara.

Semua orang terhenti sejenak. Mata para penyerang melebar, wajah mereka seolah diliputi ketakutan sekaligus keserakahan.

“Pedang naga... itu benar-benar ada...” bisik salah satu dari mereka.

Lalu, tanpa menunggu, tiga penyerang sekaligus melompat ke arah Liang Shen.

Refleks, Liang Shen mengangkat pedangnya. Ia bahkan belum tahu bagaimana cara bertarung, namun tubuhnya bergerak sendiri, dipandu oleh cahaya pedang. Kilatan perak menyambar—CRASH!—ketiga lawan terhempas, darah menyembur di udara.

Ia sendiri terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Tangannya gemetar, matanya membesar, tapi tubuhnya masih berdiri.

Namun serangan belum berhenti.

Seorang pria tinggi dengan jubah hitam panjang melangkah maju. Matanya merah menyala dari balik topeng perak. Suara dinginnya menembus hiruk-pikuk api:

“Anak itu... bunuh keluarganya. Bawa pedang naga padaku.”

Liang Shen menegang. Ia sadar, inilah awal dari mimpi buruk yang akan merenggut segalanya.

1
Nanik S
Apakah mereka akan menjadi teman
dwi97: trimakasih kk.
total 1 replies
Nanik S
Mantap 👍👍
Nanik S
Apakah Liang akan menyelamatkan Adiknya
Nanik S
Hadir... awal yang bagus
dwi97
yuk simak terus
dwi97
yuk tinggalin jejaknya. di like dan komenya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!