Putri Pewaris Yang Ditukar

Juan terus memperhatikan Alesha, bahkan pada saat Alesha tertawa justru malah mirip kepada Raina. "Kenapa wajah anak itu gak ada mirip-miripnya dengan Kamila?" batin Daddy Juan.

Juan pun tersentak kaget, saat Jovanka berteriak memanggil namanya. "Daddy, ayo turun!" teriak Jovanka.

"Ah iya, Daddy turun sekarang," sahut Daddy Juan.

Juan pun segera turun dan kembali bergabung bersama anak dan istrinya dengan pikiran yang entah ke mana. Juan kembali memperhatikan Alesha, perasaannya sangat campur aduk. Perasaan bersalah mulai menggelayuti hati dan pikirannya.

"Ya, Allah anak itu adalah anakku tapi selama ini aku sudah mencampakan dirinya. Bahkan hari ini adalah hari ulang tahun dia juga karena waktu itu Raina dan Kamila melahirkan secara bersamaan," batin Daddy Juan dengan raut wajahnya yang sedih.

Setelah acara tiup lilin dan potong kue, acara dilanjutkan ke halaman belakang yang ada kolam renang. Mereka akan pesta barbekyu dan semua tamu bebas mau makan apa pun yang sudah disediakan di sana. Bahkan yang menyiapkan barbekyu adalah chef yang sengaja Juan sewa untuk malam istimewa putrinya itu.

Pada saat semua teman-temannya memanfaatkan situasi dengan makan sebanyak-banyaknya, Alesha memilih duduk sendirian di kursi sembari memperhatikan teman-temannya. Juan yang melihat Alesha duduk sendirian, memberanikan diri untuk menghampirinya. Jantungnya berdebar tak karuan, hingga perlahan dia pun duduk di samping Alesha membuat Alesha kaget.

"Hallo."

"Om."

"Boleh Om duduk di sini?" tanya Daddy Juan hati-hati.

"Boleh Om, tapi aku takut Jovanka marah nanti kalau Om duduk sama aku," sahut Alesha gugup.

"Gak apa-apa, jangan pikirkan dia. Oh iya, nama kamu siapa?" tanya Daddy Juan pura-pura tidak tahu.

"Alesha, Om."

"Kenapa kamu duduk menyendiri di sini? kenapa kamu gak berbaur dengan teman-teman yang lain?"

"Sebenarnya aku baru pertama kali datang ke pesta seperti ini jadi aku bingung harus ngapain. Lagi pula, mereka anak-anak orang kaya sedangkan aku hanya anak dari pemilik kedai ramen kecil," sahut Alesha dengan senyumannya.

"Mama kamu punya kedai?" tanya Daddy Juan penasaran.

"Sebenarnya kedai itu peninggalan almarhum Papa aku, Om," sahut Alesha.

Juan mengerutkan keningnya. "Ternyata Kamila sempat menikah," batin Daddy Juan.

"Oh. Tapi, maaf bukan maksud Om menghina kamu dan Mama kamu, tapi kok bisa Mama kamu memasukan kamu ke sekolah itu? biaya sekolah di sana sangat mahal loh," ucap Daddy Juan.

"Gak tahu, mungkin karena Mama tahu jika aku ingin sekali masuk ke sekolah itu makanya Mama memasukan aku sekolah ke sana," sahut Alesha dengan senyumannya.

"Ya, Allah kenapa anak ini begitu jauh berbeda dengan Jovanka bahkan aku merasa bahagia melihat anak ini. Maafkan Daddy Nak, karena sudah mencampakan kamu," batin Daddy Juan dengan raut wajahnya sedihnya.

"Om, kenapa diam?" tanya Alesha.

"Ah, tidak apa-apa. Oh iya, ngomong-ngomong apa kamu sudah ulang tahun?" tanya Daddy Juan kembali pura-pura tidak tahu.

"Sebenarnya hari ini ulang tahun aku juga Om," sahut Alesha malu-malu.

"Oh iya, selamat kalau begitu," ucap Daddy Juan.

Mata Alesha mulai berkaca-kaca membuat Juan kaget. "Kenapa? apa ucapan Om barusan salah ya?" seru Daddy Juan merasa bersalah.

Alesha menggelengkan kepalanya. "Justru aku sangat terharu Om, karena dari kecil sampai sekarang, Om adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku," sahut Alesha dengan senyuman sedihnya.

Deg....

Jawaban Alesha bagaikan sebuah batu besar yang menghantam kepalanya. Hatinya begitu ngilu, apa Kamila selama ini tidak menyayangi Alesha. Itulah pertanyaan Juan tapi dia tidak berani menanyakannya langsung kepada Alesha.

"Kok bisa? memangnya Mama kamu tidak pernah merayakan ulang tahun kamu?" tanya Daddy Juan penasaran.

Lagi-lagi Alesha menggelengkan kepalanya. "Jangankan merayakannya, mengucapkan selamat ulang tahun saja Mama tidak pernah. Tapi aku sadar kok Om, mungkin Mama sibuk dan lupa," sahut Alesha dengan menghapus air matanya yang tiba-tiba menetes.

"Sepertinya ada yang tidak beres dengan Alesha. Apa Kamila membenciku dan melampiaskannya kepada Alesha? kalau sampai itu terjadi, aku tidak akan memaafkan Kamila," batin Daddy Juan.

"Ale, ayo kita makan," ajak Grace.

"Sana, kamu makan dulu," perintah Daddy Juan.

"Baiklah, kalau begitu aku pamit dulu Om," seru Alesha sopan.

Juan mengangguk. Alesha dan Grace pun pergi untuk menikmati hidangan. Sedangkan Juan terus memperhatikan Alesha dari kejauhan.

"Aku harus mencari tahu bagaimana kehidupan Alesha selama ini," batin Daddy Juan.

Waktu sudah menunjukan pukul 22.00 malam dan acara ulang tahun pun selesai. Satu persatu teman Jovanka mulai meninggalkan rumah Juan termasuk Alesha dan juga Grace. "Sayang, aku ada urusan sebentar ada masalah dalam pekerjaan, aku mau ke kantor dulu soalnya ada berkas yang lupa di bawa dan itu sangat penting," dusta Daddy Juan.

"Ini sudah malam loh Mas, gak bisa besok saja?" keluh Mommy Raina.

"Tidak bisa sayang, sekarang juga klient minta data di dalam berkas itu. Aku janji hanya sebentar, setelah ambil berkas itu, aku langsung pulang," ucap Daddy Juan.

"Baik, Mas hati-hati dan langsung pulang," seru Mommy Raina.

"Ok, sayang."

Juan pun segera memerintahkan sopir pribadinya untuk mengikuti mobil Grace. Tujuan dia ingin mengetahui di mana rumah Alesha karena Kamila sudah pindah dari rumah yang dulu. Di pertengahan jalan, sebuah mobil menyalip mobil Juan dan menyusul mobil Grace.

"Mobil siapa itu?" gumam Daddy Juan.

Dari kejauhan Juan melihat kalau mobil yang menyalipnya itu mengejar mobil Grace dan di pertengahan menyalip mobil Grace dan menghalangi jalan. "Astaga, mobil siapa itu?" teriak Grace kaget.

Seorang wanita keluar dan ternyata itu adalah Kamila. Dari tadi Kamila tidak pulang tapi menunggu Alesha keluar, dia sudah sangat emosi karena Alesha sudah berani berbohong kepadanya. "Mama," gumam Alesha ketakutan.

"Keluar kamu, Alesha!" teriak Mama Kamila.

"Itu 'kan Kamila," ucap Daddy Juan.

Dengan perasaan takut, Alesha pun membuka pintu mobil itu tapi dengan cepat Kamila menarik tangan Alesha dan menyeret paksa dari dalam mobil Grace. "Tante, jangan kasar seperti itu!" pekik Grace.

"Diam kamu! kamu dan Alesha sudah bersekongkol untuk membohongiku, ternyata kalian bukanya mengerjakan tugas tapi malah datang ke pesta ulang tahun!" bentak Mama Kamila.

"Maaf Tante, berbohong itu ide aku jadi aku mohon jangan marahin Alesha. Kalau aku tidak berbohong Tante tidak akan mengizinkan Alesha untuk keluar," sahut Grace.

"Ayo pulang, Mama akan menghukum kamu!" bentak Mama Kamila.

"Ma, maafkan Alesha Ma," rengek Alesha dengan tangisannya.

Kamila memaksa Alesha untuk masuk ke dalam mobilnya, sedangkan Grace tidak bisa berbuat apa-apa. Sementara itu, Juan tampak mengepalkan kedua tangannya. Dia merasa sangat marah melihat Kamila memperlakukan Alesha seperti itu.