Yasmin merasa ada ikatan kuat terhadap keponakannya. Layaknya Dejavu, Yasmin merasa anaknya hidup kembali meskipun kenyataannya hal tersebut tidaklah mungkin.
Dibalik suasana hatinya yang selalu sedih ketika merindukan anaknya, ada adik iparnya yang terus menggoda Yasmin. Esther yang melihat suaminya lebih memihak kepada kakaknya, timbulah perasaan cemburu yang kini menyelimuti nya.
Akankah diantara mereka terlibat cinta segitiga? Akankah ada korban, dari rumitnya hubungan asmara mereka? Simak selengkapnya hanya di cerita ini.
Kuy, tak baca tak suka. Sudah baca baru suka❤️. Jangan lupa vote dan komen ya guys. Happy reading!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diamond ice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penculikan
Sepulang dari pertemuannya dengan Reymond, Yasmin memilih pulang sendiri. Reymond menawarkan tumpangan namun Yasmin menolak. Yasmin tahu kesibukan Reymond, tidak mungkin pria itu memiliki waktu lebih untuk mengantarnya. Sempat ditawari diantar pulang oleh asisten Reymond, tetapi Yasmin kekeh menolak. Ia benar-benar tidak ingin merepotkan Reymond, ia memilih pulang dengan menaiki taksi.
" Baru pulang bekerja kak?" usai berpamitan dengan Reymond Yasmin masuk ke dalam taksi. Di dalam taksi sudah ada pria dewasa yang menjadi supir nya. Supir taksi yang dinaiki Yasmin cukup ramah, saat baru masuk ke dalam taksi langsung menyapa Yasmin.
" Iya benar pak. Kita jalan ke arah Villa Mas ya pak. Nanti detail rumahnya saya kasih tahu kalau sudah dekat," ucap Yasmin.
Taksi melaju membelah jalanan membawa Yasmin ke tempat tujuannya. Saat di perjalanan beberapa kali terjadi keheningan, Yasmin tidak terlalu menanggapi supir karena sang supir taksi terlalu ingin mengakrabkan diri dengan Yasmin. Bukan karena Yasmin sombong, hanya saja Yasmin tidak ingin terlalu terbuka kepada supir taksi yang baru ditemuinya.
" Kakak bekerja di perusahaan Dhananjaya Group ya?" tebak supir taksi. Ada perasaan was-was di hati Yasmin ketika supir taksi itu mengetahui beberapa informasi tentangnya.
" Silahkan fokus dengan jalan saja pak. Saya ingin menikmati waktu saya sendiri," tolak Yasmin secara halus. Ia tidak ingin memberikan informasi sekecil apapun kepada orang asing.
" Yang tadi itu pacarnya kah?" supir kembali melontarkan pertanyaan yang membuat Yasmin ingin segera sampai ke rumahnya.
" Bukankah kakak sudah pernah memiliki anak? Masih mau nyari pacar lagi sekarang?" supir taksi tetap berceloteh meskipun Yasmin tidak meresponnya.
" Saya berhenti di sini aja pak," putus Yasmin akhirnya. Ia merasa takut karena supir taksi di depannya mengetahui informasi tentang dirinya dimana orang lain tidak banyak yang tahu. Sepertinya supir taksi di depannya ini memiliki niat buruk terhadapnya.
" Jalanan masih jauh kak. Saya tidak bisa menurunkan penumpang sembarangan,"
" Tidak apa-apa, saya turun aja" kekeh Yasmin. Ia mulai sadar jika jalanan yang dipilih tidak mengarah ke arah rumahnya. Supir taksi yang membawanya tampak misterius, Yasmin tidak mengenal pria itu tetapi pria itu tahu banyak tentangnya.
Dengan memakai seragam dari perusahaan taksi mungkin tidak menunjukkan keanehan, namun wajahnya tidak terlihat karena memakai masker ditambah topi baseball itulah yang patut diwaspadai. Yasmin bingung harus meminta bantuan kepada siapa. Pikirannya hanya tertuju pada satu pria, dengan segera Yasmin mengirimkan pesan kepada Arvin. Ia harap Arvin segera membaca pesannya dan menemukan Yasmin yang ia sendiri bingung entah dimana posisinya berada.
" Kamu siapa? Tolong jangan macam-macam," ucap Yasmin dengan nada ketakutan. Ia berusaha menepis rasa takutnya namun pikiran negatif saat ini memenuhi otaknya.
" Kamu tenang aja Nona Yasmin. Saya hanya ingin membawa kamu ke surga menyusul putri mu," balas supir taksi.
" Apa maksudnya? Sebenarnya kamu siapa? Kenapa kamu tahu namaku?"
" Kamu yang menyebabkan kematian Safea. Kalau saja kamu mengurusnya dengan baik pasti anak itu masih hidup,"
" Darimana kamu tahu nama anak aku? Kamu siapa?" cecar Yasmin.
Mobil terus melaju membawanya ke pinggiran kota. Jalanan semakin sepi, tidak ada kendaraan yang berlalu lalang. Hanya ada pepohonan tinggi di sepanjang jalan, rumah penduduk pun juga tampaknya jauh. Yasmin berusaha membuka pintu mobil namun usahanya sia-sia karena pintu jelas dikunci oleh sang supir.
" Tolong lepaskan saya," jerit Yasmin.
" Sebentar lagi Nona Yasmin, surga masih jauh. Anda hanya perlu bersabar,"
" Tidak, ku mohon jangan sakiti saya. Saya bisa memberimu uang berapapun jika anda mau. Tolong lepaskan saya,"
" Tolong,,,,,,," teriak Yasmin merasa frustasi. Ia tahu usahanya akan sia-sia, ia hanya berharap pertolongan Tuhan ada untuknya.
Brakkkk,,, karena melaju dengan kecepatan tinggi mobil tiba-tiba menabrak sesuatu di depannya. Entah apa yang menghadang taksi penculik Yasmin, yang pasti saat ini mobil taksi tersebut dalam keadaan berhenti. Beruntung tabrakan tidak keras, baik supir maupun Yasmin masih dalam keadaan baik-baik saja. Terbesit hal ini bisa dimanfaatkan Yasmin untuk kabur.
" Tetap di sini atau nona akan mati sekarang," ancam supir taksi. Tidak lupa supir taksi mengunci pintu bagian belakang memastikan tawanan nya tidak kabur.
Supir taksi memutuskan keluar karena ternyata yang menghadangnya adalah mobil mahal Buggati Chiron. Selain mahal mobil ini juga dinobatkan sebagai salah satu mobil tercepat di dunia. Pantas saja bisa menyusul mobil taksi yang membawa Yasmin.
Supir taksi berjalan menghampiri pemilik mobil yang menghadangnya. Saat ingin mengintip isi mobil, pintu mobil tiba-tiba saja terbuka. Supir taksi terdorong ke belakang. Pemilik mobil keluar dan menatap nyalang ke arah supir taksi.
" Bermain-main denganku? Pilih menyerah atau tewas mengenaskan?" itu adalah suara Arvin. Benar sekali pemilik mobil mahal tersebut adalah Arvin Dhananjaya. Sudah lama mobil koleksinya tidak keluar, sekalinya keluar ia gunakan untuk mengejar taksi yang menculik Yasmin.
" Heh mau kemana?" teriak Arvin saat tahu supir taksi yang menculik Yasmin memilih kabur. Supir taksi lari terbirit-birit, meninggalkan mobil taksi dan Yasmin yang masih berada di dalamnya. Dengan segera Arvin berlari menuju ke arah mobil taksi. Sayang lawannya memilih kabur, jika tidak ia ingin mengeluarkan ilmu beladiri nya yang sudah lama ia tidak gunakan.
" Segera tangkap supir taksi itu untuk ku," ucap Arvin menggunakan ponselnya. Ia ingin anak buahnya saja yang mengurus supir taksi. Ia harus mencari tahu siapa dalang dibalik kejadian ini.
" Yasmin," Arvin membuka pintu mobil secara kasar. Ia menemukan Yasmin bersedekap tangan di sisi mobil dalam posisi hati yang ketakutan. Langsung saja Arvin memeluk Yasmin guna menenangkan isi pikiran Yasmin. Ia merasa khawatir, beruntung supir taksi itu tidak menyentuh sedikitpun kulit Yasmin. Jika saja hal itu terjadi, Arvin tidak akan membiarkan supir taksi itu mati dengan tenang.
" Arvin aku takut," Isak tangis Yasmin terdengar pilu. Wanita itu benar-benar ketakutan. Arvin mengeluarkan Yasmin dari mobil dengan cara menggendongnya ala bridal style. Yasmin pasrah dalam gendongan Arvin.
Arvin membawa masuk Yasmin ke dalam kursi mobil penumpang Buggati Chiron nya. Dengan gerakan cepat Arvin memasangkan seat belt di tubuh Yasmin. Yasmin masih menangis, Arvin mengecup kening Yasmin agar perempuan itu lebih tenang.
" Kamu sudah aman, kita pulang ya" ucap Arvin kemudian mengecup Yasmin kembali. Kali ini tidak di kening melainkan di bibir. Arvin sudah seperti pahlawan yang berhasil menyelamatkan seorang putri dari marabahaya.
Yasmin terdiam, masih speechless karena tiba-tiba Arvin menciumnya. Ini jelas salah, ia adalah kakak ipar Arvin. Namun karena masih dalam keadaan syok, Yasmin tidak bisa mengelak.
Arvin ikut duduk di dalam mobil di bagian kursi kemudi. Mobil yang didesain hanya berisi dua kursi tersebut, hanya muat berisi Yasmin dan juga Arvin. Sementara anak buah Arvin tergabung dalam mobil yang lain. Tugas anak buah Arvin adalah mencari tahu siapa identitas asli supir taksi yang menculik Yasmin. Arvin berjanji tidak akan melepaskan pria itu jika ia sudah tahu orangnya.