(***) Peony surgawi adalah seorang gadis yatim piatu . dia tinggal bersama seorang Bibi penjual bunga yang bernama Aura Herawati , dia tidak mempunyai anak dan suami . Peony tinggal bersamanya semenjak usia delapan tahun .
***
Al gozali Matthew adalah seorang anak laki laki kecil yang sejak lahir telah di tinggal pergi ibunya mengejar kemewahan duniawi . dia tumbuh menjadi anak laki laki yang dingin dan datar seperti Ayahnya Al Gibran Matthew .
semenjak di khianati oleh istrinya ,Al Gibra Matthew sangat membentengi diri dengan namanya wanita .Semenjak sang istri pergi bersama laki laki yang lebih kaya darinya ,karena kehidupan Matthew saat itu masih kalang kabut .
suatu hari Al tanpa sengaja bertemu dengan Piony . melihat kelembutan kesabaran dan kebaikan Piony Al menginginkannya sebagai temannya . karena selama ini kehidupan anak berumur lima tahun itu sangat abu abu .
apakah Matthew akan mengabulkan permintaan Al putra . perubahan apa yang akan terjadi pada Al Gibran Mat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
"Ayah kenapa ?"
Matthew menoleh ke arah Al ."Tidak kenapa napa . Ayah sepertinya tidak bisa menemanimu sarapan untuk pagi ini . Tidak apa apa kan ,Boy ?"
Seketika wajah Al berubah sedih .Matthew pun terdiam dan merasa salah akan kata katanya .
"Kenapa , apa Ayah harus segera pergi ke kantor ?" Lirih Al nampak sedih .
Matthew terdiam , wajah sedih putranya adalah suatu pantangan selama ini . Sekarang malah dirinya yang membuat sang putra bersedih .
"Ck , kenapa juga aku harus menghindar dari gadis kecil itu? Sampai berniat meninggalkan Al sarapan sendirian di sini . Fokuslah dan tidak usah tatap gadis itu . Anggap saja dia tidak ada ." Matthew berbicara dalam hati seakan jiwa arogannya sempat menghilang karena frustasi . Di bayangi kejadian tadi malam .
"Ayah hanya bercanda , ayo sekarang kita sarapan sekarang ."
"Ini ,Tuan Muda . S**unya ."
Matthew benar benar tak menatap Peony saat ini . Dia fokus dengan makanan di atas piringnya .
"Hari ini Al ada jadwal olah raga kau tidak lupa ,kan?." Matthew bertanya di sela aksinya mengunyah makanan . Mata pria itu juga tak menatap Peony sama sekali .
"Saya ingat , Tuan . Semuanya sudah saya persiapkan ."
"Semua hal tentang alergi , makanan yang di benci , serta makanan yang di sukai oleh Al . Apa kau sudah mengingatnya ?"
Peony menatap Matthew yang sama sekali tidak menoleh ke arahnya ."Maaf untuk itu belum saya ingat semuanya ,Tuan . Daya ingat otak saya pas pasan . Tapi Anda jangan cemas , saya membawa dokumen itu kemana mana . Jadi dalam minggu ini saya akan mengingat semuanya , saya akan usahakan ."
"Harus ingat dalam minggu ini ." tegas Matthew .
Peony pun mengangguk ."Baik ,Tuan ."
***
Hari pun berlalu dengan cepat jam pulang sekolah Al pun tiba . Mereka kini bersiap untuk pulang .
Peony memberikan beberapa peralatan Al kepada pengawal pria . Dia berjalan sambil menggenggam telapak tangan mungil sang majikan kecilnya .
"Ah di sini tempat pertama kali kita bertemu , ya ." Peony bicara sambil terkekeh kecil berdiri di mana tepatnya Peony memberi payung dan bunga untuk Al kemarin .
Peony tak menyangka jika sekarang dia sudah menjadi babysitter Al . Seorang anak kecil yang dia temui secara tak sengaja kemarin .
"Iya , payung ka.u aku simpan , begitu juga dengan bunganya .
Peony terkejut , Dia memandang wajah polos Al yang yang tekesan dingin di hadapan lingkup umum seperti ini .
"Dia begitu kesepian ,ya? Kasihan sekali ." Peony berbicara dalam hati .
Meski sejujurnya Al mampu mendapatkan banyak teman . Namun , anak laki laki itu tak suka . Mengingat semua orang ingin mendekatinya karena punya niat lain . sebab dia anak pengusaha kaya raya .
Bagi Al selama ini tidak ada orang yang memberikan perhatian kepadanya dengan tulus selain ayahnya sendiri . Setelah kemarin bertemu dengan Peony , dia baru merasakan cinta dan senyuman yang tulus dari orang luar , dan itu membuat Al langsung suka .
Mungkin itu yang membuat Al langsung menyukai Peony . Bahkan sampai menginginkan Peony menjadi ibunya .
"Ekhm ..sepertinya sebentar lagi akan kembali turun hujan , Tuan Muda . Memang sekarang lagi musimnya penghujan , ayo kita segera pulang ."
"Peony ."
Peony pun menunduk dan melihat Al yang sedang mendongak menatapnya ." Ya , Tuan Muda ? Anda ingin sesuatu?."
"Aku ingin ke kantor Ayah , bolehkan?"
Peony terdiam .membayangkan mata tajam Matthew saja selalu membuat jantungnya berdegup dan badannya panas dingin .
"Emm ,jika Anda ingin ke sana , tidak masalah . Saya akan memberitahu Tuan Matthew dulu ."
"Tidak usah , kita langsung ke sana saja . Biasanya aku langsung ke sana tanpa memberitahu Ayah ."
"Ooh , Begitukah ? Baiklah , ayo kita ke sana ."Peony pun menghembuskan napas berat dan pasrah .
Ingin mencoba menghindar dari Matthew pun tak akan bisa . Dia setiap hari malah harus sering bertemu dengan si duda arogan tersebut .
Setiap karyawan yang melihat keberadaan Al , langsung menunduk hormat . Mereka semua sudah tahu wajah dari Tuan Muda , putra mahkota dari pemilik perusahaan.
Peony sendiri sebenarnya sudah cukup sering berkunjung ke gedung perusahaan Matthew company untuk mengantar bunga bunga pesanan pelanggan .
Meski sudah biasa ke sana , selama ini Peony tak pernah bertemu dengan Matthew yang memang selalu ada di dalam ruangannya .Yang ada di lantai paling atas dari gedung tersebut .
"Peony , apa engkau sudah pernah ke sini ?"
Peony tersenyum dan mengangguk ." Cukup sering ,Tuan Muda . Mengantar pesanan bunga para pelanggan yang jadi karyawan di sini . Cukup banyak karyawan di sini yang jadi pelanggan di toko bunga tempat saya bekerja dulu ."
"Kalau begitu , kamu juga sudah sering bertemu dengan Ayah juga kan ?"
Peony hanya meringis ." untuk itu tidak Tuan Muda . Saya tidak pernah bertemu dengan Tuan Matthew sebelumnya . Karena ruangan Tuan Matthew pasti berada di lantai paling atas ,kan? Saya hanya pernah naik sampai ke lantai 20 , Tuan Muda ."
"Oh , begitu ya ? Kalau begitu , kita sering sering saja ke sini ?"
Kening Peony berkerut mendengar kalimat tersebut ." Kenapa , Tuan Muda ."
"Tidak ada , aku suka saja datang ke sini , aku juga sering ke sini kalau pulang sekolah . Tapi kenapa kita tidak pernah bertemu di sini ,ya ?"
"Tapi , Tuan Muda , Anda belum makan siang . Apa tidak sebaiknya kita makan siang dulu ." Peony bertanya setelah mereka masuk ke dalam lift petinggi yang di temani oleh beberapa pengawal pribadi Al.
"Tidak , aku nanti makan sama Ayah saja . Kamu juga ikut makan siang ,ya . Bersamaku dan Ayah ."
Peony kembali meringis mendengar kalimat Al . Anak laki laki itu memang menganggap dirinya seperti keluarga sendiri . Tidak menganggapnya dan memperlakukannya seperti babysitter .
Bukan karena itu ,lantas Peony merasa bebas untuk bertingkah . Masalahnya masih ada Matthew si mata elang yang seakan membatasi gerak gerik Peony . Bahkan dia bersikap semena mena terhadap Peony karena Peony hanyalah seorang pelayan di rumahnya .
Jika saja Peony benar benar makan siang bersama mereka . Sudah di pastikan Matthew akan mengata ngatainya dengan arogan dan kesombongannya . Belum lagi tatapan tajam duda arogan itu pada Peony .
"Untuk itu sepertinya saya tidak bisa , Tuan Muda . Saya tidak akan bisa makan bersama Anda dan Tuan Matthew . Saya hanya seorang bawahan , babysitter Anda , dan tidak pantas ikut makan bersama majikan ."
"Aku tidak masalah , aku ingin makan denganmu . Aku tidak pernah memikirkan kamu seorang bawahan . Kamu itu ,kan teman aku , kenapa jadi bawahan . Aku sudah pernah katakan ini sama Ayahku , aku butuh teman , bukan pelayan ."
Peony terdiam mendengar penjelasan Al . Sejujurnya pemikiran anak laki laki itu sudah sangat dewasa dengan umurnya saat ini . Meski tak menutupi jiwa polos Al sebagai seorang anak di bawah umur 6 tahun . Al begitu pandai bicara , Peony suka akan hal itu . Jarang anak seusianya begitu pandai bicara .
"Saya nanti akan makan sendiri Tuan Muda . Tuan Matthew pasti tidak akan memberi izin saya untuk ikut makan bersama kalian , tidak masalah , nanti saya makan sendiri ." Peony tersenyum pada Al yang nampak tidak senang .
secara kamar kan ad cctv nya
aku suka Thor Matt tersiksa
karena benci dan cinta itu terlalu tipis
bujang lapuk kah si Matthew thor
secara dia bilang dadanya masih rata