NovelToon NovelToon
Terpikat Sekretaris Ayah

Terpikat Sekretaris Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Angst / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anjana

Aleena terpaksa harus menolak perjodohan karena dirinya sama sekali tidak menyukai laki-laki pilihan orang tuanya, justru malah tertarik dengan sekretaris Ayahnya.

Berbagai konflik harus dijalaninya karena sama sekali tidak mendapatkan restu dari orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20# Merasa bersalah

Pagi harinya, Aleena yang sudah diizinkan untuk pulang, rasanya begitu senang karena tidak lama-lama dirumah sakit.

"Gimana keadaan kamu sekarang, Nak? Apakah sudah jauh lebih baik?"

Aleena mengangguk dan tersenyum, lalu memeluk ibunya.

"Selamat pagi..." sapa seseorang yang baru saja masuk kedalam.

Kemudian, Aleena melepaskan pelukannya, dan menoleh kesumber suara. Laki-laki itupun maju dan mendekatinya.

"Hai Aleena, apa kabarnya? sudah lama tidak bertemu, masih ingat aku?"

Aleena mencoba berpikir dan mengingat laki-laki yang ada dihadapannya itu. Diamati dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.

Lelaki tersebut mengulurkan tangannya,

"Zeno!"

Aleena langsung melotot, kaget pastinya. Laki-laki yang dulu kenal, terlihat sangat berbeda. Kini, sosok Zeno benar-benar terlihat sempurna. Meski dulu juga sudah terlihat tampan dan juga keren, namun kini justru terlihat lebih berkharisma. Namun, tatapannya mendadak berubah, karena dari awal memang tidak ada ketertarikan sedikitpun dengan Zeno.

"Jadi pemalu sekarang, baguslah." Kata Zeno dan beralih menghadap pada Nyonya Meli.

"Apa kabarnya Tante? sudah lama tidak pernah bertemu, semoga Tante selalu dalam keadaan yang baik."

"Kabar Tante seperti yang kamu lihat, Tante baik-baik saja. Gimana kabar kamu juga keluarga, baik-baik juga, 'kan?"

"Iya, Tante, keluarga semuanya baik-baik saja. Sebelumnya saya dan mewakilkan keluarga untuk turut berdukacita atas berpulangnya Tuan Arvian."

"Terima kasih, salam buat keluarga di rumah. Oh iya, kamu datang sendirian atau sama Bernio?"

"Saya datang sendirian, Tante. Tadi kata Nio suruh duluan, nanti dianya mau menyusul katanya. Tapi kalau memang Tante sama Aleena mau pulang, biar pulang bareng sama saya saja,"

Ibunya menyenggol putrinya untuk menerima tawaran dari Zeno.

"Terima kasih, Nak Zeno. Tante sih gak keberatan, tinggal Aleenanya mau apa gak, atau... masih mau dirawat disini,"

"Mama apa-apaan sih. Ya deh pulang, bosan juga di rumah sakit." Timpal Aleena yang akhirnya mengiyakan tawaran dari Zeno.

Setelah itu, Nyonya Meli segera mengurus nota pembayaran selama di rumah sakit sejak kemarin. Sedangkan Aleena mulai diurus soal infus yang masih terpasang di tangannya. Selesai dilepas, Aleena pun merasa lega karena tidak lama-lama tinggal di rumah sakit. Sesudah semuanya beres, Zeno membantu membawakan barang bawaan untuk dibawa pulang.

Di kantor, sekretaris Devan yang tengah disibukkan dengan pekerjaannya, sedari tadi masih terus kepikiran soal Aleena yang sudah kembali ingatannya.

Terdengar suara ketukan pintu, Devan menekan tombolnya, dan pintu pun terbuka dengan sendirinya. Rupanya yang masuk tidak lain si Fery.

"Bro! kamu disuruh ke ruang kerjanya Bos, katanya suruh cepetan."

Devan tidak menjawabnya, justru dirinya melamun.

"Woilah! malah bengong. Kamu ada masalah kah sama si Bos?"

Devan langsung bangkit dari posisinya. Kemudian, ia segera menemui Bosnya. Fery tampak bingung melihat sahabatnya tidak bersemangat, dah terlihat menyembunyikan sesuatu darinya.

"Dia kenapa lagi ya? kok kek kelihatan murung gitu si Devan. Atau... jangan-jangan ada masalah sama si Bos. Wah bisa berabe ini."

Dengan pelan, Devan mengetuk pintu. Dengan otomatis, pintu juga terbuka sendiri. Kemudian, ia segera masuk kedalam.

"Permisi, ada apa, Tuan?"

Bernio mendongak dan menatap serius pada Devan. Lalu, ia berdiri.

"Aku benar-benar sangat kecewa sama kamu, Devan. Kamu orang kepercayaan ku, tapi kamu beraninya membohongiku, orang tuaku, terutama pada Aleena. Hari ini juga, aku memecat mu. Mulai hari ini kamu bukan lagi orang kepercayaan ku, juga bukan lagi orang terdekat ku. Kamu sudah mengecewakan kami semua. Jadi, jangan pernah menampakkan wajah mu dihadapan ku maupun Aleena juga Mamaku."

Devan mengangguk mengakui kesalahannya.

"Baik, Tuan. Saya tidak akan memaksa Tuan untuk mempercayai saya, juga menyukai saya. Sebelumnya saya minta maaf kalau sudah membohongi Tuan, juga Nyonya, terutama pada Nona Aleena. Maafkan saya yang sudah melakukan kesalahan, tolong jangan memberatkan saya lewat Ibu saya, juga adik saya."

"Kemasi barang-barang kamu, dan tinggalkan kantor. Soal upah gaji, serta pesangon, nanti Fery yang akan menyerahkannya padamu."

"Terima kasih, Tuan. Saya mohon undur diri, permisi."

Bernio masih diam. Sedangkan Devan segera keluar. Melihat Devan yang begitu santainya saat di pecat, bahkan tidak ada permohonan agar tidak dipecat, justru menerimanya begitu saja tanpa memohon agar masih kerja dikantornya. Tapi, justru Devan bersikap layaknya orang yang bertanggung jawab atas kesalahannya.

"Apa!? dia sama sekali gak mau memohon sedikitpun padaku agar aku tidak memecatnya. Tapi, kenapa dia begitu santai ketika aku memecatnya? apa dia udah gak bisa mikir? aih!"

"Permisi, Bos, seriusan, Devan beneran dipecat?" tanya Fery yang seperti tidak percaya ketika sahabatnya tiba-tiba hengkang dari kantor.

"Tahan dia! suruh menemui aku disini, cepetan."

"I-iya, Bos, siap."

Fery buru-buru mencegah Devan agar tidak buru-buru meninggalkan kantor.

"Devan! tunggu-tunggu, jangan kamu kemasi dulu barang-barang kamu. Bos Nio nyuruh kamu ke ruang kerjanya. Katanya ada yang mau diomongin."

"Bilang saja, kalau aku tidak akan mengganggu Nona Aleena. Mulai sekarang aku tidak akan menampakkan wajahku pada Nona Aleena."

"Setidaknya kamu temui dulu si Bos. Siapa tahu saja, Bos berubah pikiran."

Devan menatap Fery dengan serius.

"Sampaikan ke Bos, bilangin, kalau aku tidak akan berubah pikiran untuk-"

"Untuk bertemu dengan Bos Bernio, dan berubah pikiran untuk bertemu dengan Aleena."

Devan langsung memutarbalikkan badan.

"Kamu itu ya! selalu menyerah dan putus asa. Apa kamu rela kehilangan Aleena yang kedua kalinya? ha!"

Devan langsung bengong mendengarnya. Baru saja dipecat, kini lain lagi ceritanya.

"Bukankah Tuan Bernio yang menyuruh saya untuk tidak mengganggu kehidupannya Nona Aleena?"

"Harusnya kamu pertahankan. Gimana sih!"

Devan masih belum juga mengerti sama Bosnya.

"Jangan salahkan aku, Zeno sudah datang. Sekarang, perjuangkan sendiri perasaanmu jika kamu merasa yakin bahwa adikku pantas untukmu. Salah sendiri kamu, kenapa tidak bilang dari awal kalau kamu mempunyai hubungan dengan Aleena. Sekarang sudah ada Zeno yang akan menyaingi kamu." Sambungnya lagi.

"Saya mundur saja, Tuan. Saya tidak yakin Nona Aleena akan menerima saya lagi karena saya telah membuatnya kecewa. Namun, untuk pekerjaan di kantor ini, jika Tuan masih berkenan, saya akan tetap bekerja di sini. Tapi, jika Tuan sudah tidak menginginkan saya lagi, saya akan meninggalkan kantor ini dengan sopan."

"Terserah kamu. Aku tidak mengusirmu, tadi hanya ingin tahu seberapa besar perasaanmu terhadap Aleena. Dari yang kutangkap, sudah kujawab. Silakan lanjutkan pekerjaanmu."

Bernio segera keluar, sedangkan Devan sendiri melamun. Entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Sudah lah, Bro. Kamu sudah melihat sendiri, 'kan? kalau Bos Bernio sudah merestui hubungan kamu sama Nona Aleena. Apa yang kamu cemaskan coba. Sekarang tinggal dikamunya, bagaimana caranya buat deketin Nona Aleena. Kamu harus mengakui perasaan kamu. Ingat ya, jangan sampai kamu menyesal. Ingat baik-baik, Nona sudah menjanda, apa iya mau menjanda kedua kalinya?"

"Sudah sana kamu keluar. Jangan gangguin aku."

"Iya, iya. Ingat pesan dari Bos. Perjuangkan perasaan kamu terhadap Nona Aleena. Jangan sampai Nona Aleena direbut oleh Tuan Zeno."

Devan sama sekali tidak menggubris.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!