Seorang gadis yang terlahir di malam istimewa (malam satu suro)di warisi sebuah khodam dari leluhurnya tepat di usianya yang ke tujuh belas. Hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Mampukah gadis itu menjalani hari-hari nya dengan kemampuan yang baru dimilikinya...
Sinopsis yang sangat singkat ya,...tapi cukuplah buat yang baca jadi penasaran 🤭
Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan alur cerita. Sebab cerita ini aku buat murni dari imajinasi ku sendiri alias karangan bebas. Jadi jika ada kesamaan itu merupakan suatu ketidak sengajaan🙏🏼
Soo... ikuti cerita ku, dan jangan lupa tinggalkan jejak jempol dan komentar ya☺️
Jangan lupa juga bintang lima jika cerita ku bisa bikin baper 😁🤭🙏🏼
Yuk dukung karya terbaru ku ...!
Selamat membaca ...! 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tragedi malam kelahiran
Aaauuuuu.....
Suara lolongan serigala terdengar di kejauhan. Hembusan angin kencang menggoyangkan pepohonan hingga suara gesekan daun dan juga ranting terdengar berisik, cukup membuat bulu kuduk meremang. Saat itu gerimis ringan mulai turun membasahi tanah. Dari kegelapan malam di ujung jalan terlihat cahaya yang perlahan menghampiri disertai suara deru mesin mobil yang semakin mendekat.
Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan sebuah rumah besar yang halaman nya juga luas dan ditumbuhi beberapa pohon buah di beberapa sudut.
Seorang pria dengan setelan jas kerja turun tergesa-gesa dari dalam mobil, ia bahkan membiarkan mobil tetap menyala dengan pintu nya yang terbuka. Dengan buru-buru dia masuk dan langsung menuju kamar.
Brakk'
Pintu dibuka secara kasar. Dengan wajah pucat karena panik pria itu segera menghampiri istri nya yang tengah meringis kesakitan.
"Sayang,... aku datang..." Lirih nya segera menggenggam tangan istrinya yang terasa dingin dan basah oleh keringat.
"Maass ... a... aku gak kuat, sakiiittt...." Lirih istri nya sambil menangis
"Gak, ! Kamu kuat sayang. Kamu jangan ngomong yang enggak-enggak. Sekarang kita ke rumah sakit, aku sudah telpon keluarga kita. Mereka pasti sudah pergi ke rumah sakit " Ucap pria itu segera menggendong istri nya yang hendak melahirkan.
"Tapi rasanya sakit banget mas... aku rasa tidak kuat ...." Lirih istri nya
"Kamu kuat ! Kamu hebat ! Ingatlah ada aku dan Pandu yang membutuhkan mu. Bayi di perut mu juga membutuhkan mu,apa jadinya kami jika tidak ada kamu. Ku mohon bertahanlah,kamu wanita terhebat ku,kita berjuang bersama-sama" Ucap pria itu sambil terus mengusap kepala istri nya dengan tangan kiri, sementara tangan satunya ia gunakan untuk menyetir.
Hati pria itu begitu perih melihat wanita yang dicintai nya tengah kesakitan. " Sabar ya, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit " Ucap nya pelan
Istrinya tak menyahut ,hanya mengangguk kecil dengan mata yang terpejam menahan sakit di perutnya. Keringat sebiji jagung terus keluar membasahi wajah cantik nya.
"Sssshhhh....huuuuuhhhh...." Wanita itu terus mendesis dan menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya perlahan.
Pria di samping nya terus melirik ke arah istrinya,hatinya tidak tenang,tetapi ia harus tetap fokus ke jalanan.
Di luar,jalanan yang gelap dan basah karena guyuran hujan yang semakin deras membuat jarak pandang menjadi sangat terbatas karena tetesan air hujan di udara menghalangi cahaya. Sehingga membuat visual di lingkungan sekeliling menjadi tidak jelas. Ditambah kilat dan petir membuat suasana menjadi kian mencekam.
Di sebuah dahan pohon nampak sosok kuntilanak menyeringai menatap tajam ke arah mobil yang melaju diantara guyuran air hujan.
(Gambar hanya pemanis )
Di pohon lain terdapat sosok lain yang juga ikut mengawasi mobil tersebut. Tiba-tiba sosok kuntilanak itu melayang ke arah mobil sedan namun seberkas cahaya putih seketika menyambar hingga sosok kuntilanak itu terpental. Sosok lain datang mengikuti mobil sedan,dan kembali cahaya putih itu datang menyambar sosok tersebut dengan cepat,secepat kilat.
Di dalam mobil,aura ketegangan kian terasa dimana istri nya itu sudah tak tahan untuk mengejan,dorongan kuat di dalam perut nya membuat nya secara tidak sadar mengejan kuat. Suaminya semakin panik,apalagi jarak rumah sakit masih jauh ditambah hujan membuatnya harus lebih berhati-hati karena jalanan licin dan juga jarak pandang yang terbatas.
Dengan perasaan gugup,takut, dan panik pria itu terus berusaha untuk bisa menguasai dirinya agar tetap tenang.
"Eeeuuugggghhhh......,Aaaa...." Istrinya mengejan kuat.
"Ya Allah....." Lirih nya ,jantung nya berdebar kencang ,ia terus melirik istrinya memastikan keadaan nya sementara ia juga harus fokus ke jalanan.
Seketika jantung nya terasa lepas saat mendengar jeritan terakhir istrinya yang diikuti suara tangisan bayi. Di saat bersamaan muncul sebuah truk tronton dari arah berlawanan membuat nya terkejut,apalagi cahaya lampu sorot dari truk tronton itu seperti sengaja diarahkan ke wajah nya membuat pria itu kehilangan kendali. Mobil nya oleng dan menabrak tiang besi.
BRAKKK'
Suara tabrakan terdengar samar ditengah derasnya hujan. Di saat itu cahaya putih yang terus berputar di udara melesat masuk menembus atap mobil dan lenyap masuk ke dalam tubuh bayi yang berlumuran darah. Tangisan bayi yang sempat terhenti kini terdengar kembali jauh lebih kencang.
"Kau harus tetap hidup " suara bisikan halus terdengar di udara tertelan suara tangisan bayi.
Auuuuu......
Dari jauh suara lolongan serigala terdengar seakan menangisi nasib tragis mobil itu. Truk tronton sempat berhenti sebentar hingga kemudian kembali melaju meninggalkan mobil sedan yang sudah ringsek dibagian depan.
Beberapa bulan kemudian.
Tangisan bayi terdengar memenuhi seisi rumah,sepasang suami istri paruh baya begitu kerepotan mengurusi bayi yang kini usianya tiga bulan. Saat itu sepasang suami istri lain yang masih muda datang dengan menggandeng seorang anak kecil laki-laki.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam.... akhirnya kalian datang juga,sini Pandu sayang,Opa rindu " pria yang rambut nya sudah penuh dengan uban itu merentangkan tangannya menyambut kedatangan cucu laki-lakinya.
"Opa,...adek kenapa ,kok nangis ?" Tanya anak kecil yang bernama Pandu
"Biasalah sayang,namanya juga adik masih bayi ,belum bisa bicara jadi kalau mau apa-apa pasti nangis " Ucap Oma nya
"Adek pasti rindu mama sama papa ,sama seperti Pandu yang rindu mama dan papa. Kenapa mama dan papa harus di kubur ?" tanya bocah lima tahun itu dengan mata berkaca-kaca.
Mereka yang di sana nampak saling bertukar pandang,luka karena kehilangan yang belum mengering kini seolah kembali disiram air garam yang terasa semakin perih menyayat hati.
"Pandu,sayang....Allah lebih menyayangi mama dan papa,jadi Allah menggambil mereka. Sekarang tugas Pandu mendoakan mama dan papa biar tenang di syurga. Pandu juga harus bisa menjadi kakak yang baik buat adek ya ! Buat mama dan papa bangga di syurga "
"Iya Tante. Pandu janji mau jagain adek terus,malam ini dan seterusnya Pandu di sini saja sama Opa,sama Oma mau bantu jagain adek " Ucap anak itu sambil mengelus kepala adik nya yang kini mulai tenang.
"Kalian juga di sini saja,biar rumah ini tambah rame " ucap Oma Pandu menatap anak dan menantunya.
"Iya,mah,maunya juga begitu.Tapi kan mama tahu sendiri jarak dari kantor ke sini jauh,akan lebih memakan waktu sampai kantor, belum lagi kalau kejebak macet" keluh menantunya
"Begini saja,nanti kalau kami pulang cepat atau akhir pekan kami ke sini untuk menginap. Gak apa-apa kan mah,pah ..." Ucap putra mereka
"Ya sudah,gak apa-apa. Yang penting kalian harus selalu berhati-hati dimanapun kalian berada " ucap Opa Pandu.
"Iya mah, pah "
Saat itu seorang Art datang terpogoh-pogoh.
"Maaf tuan Alam,di luar ada tamu "
"Siapa ?"
"Maaf tuan,saya lupa menanyakan namanya" sesal art nya
"Ya sudah gak apa,biar saya lihat ke depan. Kalian tunggu di sini ya" Ucap pria bernama Alam
"Om Arash dan Om Arsha katanya sedang di jalan mau datang ,mah "
"Oh ya ? Kok mereka gak kasih tahu mama ?" Tanya wanita yang tetap cantik di usianya yang tak lagi muda sambil menimang cucu nya. Dia lah Arshy.
Istrinya segera menyikut Raka yang merupakan putra pertama dari Arshy dan Alam.
"Ups....lupa. Maaf sayang gak sengaja " Lirih nya meringis senyum
"Ada apa ?" tanya Arshy
"Hehe...Om Arsha bilang mereka mau kasih kejutan dengan kedatangan mereka,tapi aku malah kelepasan " Ucap Raka
"Hmm...ya sudah,nanti mama pura-pura saja gak tahu kalau mereka mau datang " ucap Arshy terkekeh kecil. Namun jauh di lubuk hatinya ia begitu merindukan kedua kakak nya. Musibah yang menimpa anak menantunya membuat dirinya begitu sedih dan rapuh,dengan kehadiran kedua kakak nya mungkin saja akan mengurangi sedikit kesedihan nya.
"Ya sudah kalau gitu,mama tidurin Saras dulu ya" Arshy segera beranjak menuju kamar cucu nya, sedangkan Pandu tetap bersama om dan Tante nya. Raka dan istrinya belum dikaruniai anak sehingga Pandu lah yang sering bersama mereka,
Di kamar.
"Kamu lahir di malam satu suro,itu artinya bukan tidak mungkin kamu lah yang akan mewarisi nya "Lirih Arshy sambil menatap bayi tiga bulan yang kini telah terlelap.
Perasaan wanita itu jadi tidak enak,ia khawatir cucu nya berada dalam bahaya. Saat baru lahir saja sudah ada sosok yang ingin mengincar nya, apalagi sekarang dan nanti. Setiap malam dan bahkan saat ini beberapa sosok astral terus berusaha mendekat. Tetapi Arshy berhasil menghalau para makhluk astral itu dengan pagar ghaib yang dia buat di rumah itu.
Arshy memejamkan mata, merapalkan doa-doa,lalu ia mengusap kan tangan nya ke wajah dan tubuh bayi mungil di depan nya.
"Semoga dengan begini,mereka tidak akan bisa mengganggu mu. Setidak nya sampai usia mu tujuh belas tahun" Gumam nya lirih
....
lanjut....