⚠️ Mature Content (Harap bijak memilih bacaan)
Cinta itu buta, tidak memandang status. Sehingga yang terlarang pun akan terlupakan.
Luna adalah anak angkat dari Richard Owen, pengusaha sekaligus CEO perusahaan ternama di Hongkong. Sejak usia 1 tahun Luna sudah hidup bersama Richard. Luna sangat mengagumi, pria yang lebih sering dipanggilnya Daddy, itu.
Namun rasa kagum yang dimiliki Luna, bukanlah layaknya seorang anak yang mengagumi ayahnya.
Kenyataanya Luna mencintai Richard lebih sekedar ikatan takdir yang digariskan pada mereka.
“Dad, aku mencintaimu”
Begitulah kalimat yang sering Luna ucapkan untuk Richard.
“Dad juga mencintaimu sayang... ” Jawab Richard, dengan tatapan lembut seorang ayah kepada putrinya.
Akankah cinta Luna terbalaskan atau hanya akan bertepuk sebelah tangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Priska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Passionate Daddy Eps. 20
Beri jempol 👍 disetiap akhir episode yang kalian baca, sudah sangat cukup membahagiakan buat Author untuk selalu semangat berkarya.
Sambil memegang kepala Luna termenung di kamar tidurnya, untuk beberapa waktu gadis itu masih terus berada di sana. Sambil bertanya-tanya dalam hati, mengapa Daddy nya memintanya menjauhi Bryan, apakah itu artinya Richard tidak ingin ia bersama pria lain. Tapi apa alasannya? Bukankah tidak masuk akal jika hanya agar tidak membuat Luna terluka.
“Jelas-jelas dia yang melukai hatiku, apa dia tidak menyadari itu.” Luna berkeluh dalam hati.
Kring... Kring... Kring... Ponsel Luna berdering.
Bryan memanggil.
“Ah apa lagi yang diinginkan bocah sialan ini.” Gumam Luna.
Dengan terpaksa Luna tetap menjawabnya.
“Halo, ada apa lagi sekarang.” Kesal Luna.
“Apa kau sedang di rumah?.”
“Tentu saja, dimana lagi aku seharusnya ! .” Luna masih saja menjawab Bryan dengan kasar.
“Baguslah, aku berada didepan gerbang rumahmu. Keluarlah.” Pinta Bryan.
Luna yang terkejut segera melihat keluar untuk memastikan bahwa Bryan tidak membohonginya, dan benar saja Mobil Bryan ada di depan gerbang sana.
“Hei... ” Ucap Bryan melambaikan tangan saat mengetahui Luna sedang memperhatikannya.
“Bocah aneh, apa yang kau lakukan didepan sana, tidak. Aku tidak akan keluar. Pulanglah.” Tolak Luna.
“Ayolah. Apa kau tidak bosan berada di sana. Cepatlah keluar, penjaga rumahmu sepertinya mencurigai ku. Apa dia pikir aku akan merampok disini... ” Bryan
“Baiklah tunggu di sana.” Luna mengakhiri panggilannya bersama Bryan. Dan segera keluar.
“Nona apa ada masalah... ” Tanya Pak Dan yang heran karena Luna tiba-tiba saja keluar menuju gerbang.
“Tidak. Katakan pada daddy, jika dia pulang, aku akan keluar sebentar.” Titah Luna.
“Tapi nona... Apakah tidak sebaiknya nona menghubungi tuan lebih dulu... ” Karena jika Danny mengijinkan Luna pergi, maka dialah yang akan disalahkan oleh Richard jika terjadi sesuatu pada putri tuannya itu.
“Baiklah. Aku akan menghubungi daddy diperjalanan saja.”
“Tapi Non.... ” Belum sempat Dan menyelesaikan ucapannya, Luna sudah pergi menghampiri pria yang sudah menantinya diluar itu.
“Ada apa kenapa lama sekali... ” Tanya Bryan yang heran karena Luna sepertinya membicarakan hal yang serius dengan penjaga rumahnya itu.
“Berhenti bertanya, katakan padaku, apa yang ingin kau lakukan.. ” Tanya Luna.
“Aku tahu begitu membosankan berada di sana... Jadi aku akan memberimu sedikit kesenangan malam ini... ” Meskipun ucapan itu sangat tidak menjelaskan apapun, namun Luna sama sekali tidak menolaknya.
“Awas saja kau berani macam-macam. Daddy ku akan membunuhmu hidup-hidup... ”
“Baiklah kau tenang saja... ”
Bryan segera memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.
“Wow.... Apa kau menyukainya Luna...” Seru Bryan yang kini merasa sangat asik.
“Ini berbahaya bodoh, apa kau ingin membuat kita mati konyol.”
“Nikmati saja, kau aman bersamaku... ” Tanpa menghiraukan perkataan Luna, Bryan tetap melaju.
Beberapa menit kemudian...
Sekarang Luna benar-benar, merasakan apa yang Bryan katakan, ternyata benar ini hal yang sangat mengasikan.
Luna merasa benar-benar bebas, dan hanya bersama Bryan dia bisa melakukan ini semua.
Hingga mobil itu berhenti disebuah dermaga kapal.
“Turunlah... ” Ajak Bryan.
Luna mengikuti kemauan pria itu.
“Kenapa kita kesini... ” Tanyanya.
“Hanya untuk membuatmu tenang.” Ujar Bryan.
“Maksudmu?. ”
“Apa kau percaya ! Aku selalu kesini..”
“Ya kau pasti membawa wanita-wanita mu kemari, dasar playboy. Jangan berpikir aku sebodoh mereka!. ” Kesal Luna.
“Aku selalu sendiri, kau adalah orang pertama yang kukenal kan dengan tempat ini.”
“Apa yang kau lakukan disini?.” Luna menatap bingung kearah Bryan, yang sedang fokus menatap hamparan lautan yang luas itu.
“Tidak ada, hanya saja aku merasa lebih baik setelah berada disini dalam beberapa hal yang ku hadapi.. ”
“Benarkah? Lalu apa hubungannya denganku? Apa aku seperti memiliki masalah? Jangan sok tahu apapun tentang hidupku, itu hal yang menyebalkan... ” Luna merasa Bryan terlalu banyak ikut campur sekarang.
“Tidak jangan salah paham. Bukankah kau selalu bertanya banyak hal padaku? Hari ini aku ingin membagi bagaimana caraku, menyalurkan isi hatiku disini.”
“Bagaimana caranya?.” Luna masih tidak mempercayai Bryan sepenuhnya.
“Caranya, tarik nafas, kemudian tutup matamu. Pikirkan apa sesuatu yang begitu mengganggumu.” Luna mengikuti persis seperti apa yang dikatakan Bryan.
“Apa kau sudah memikirkannya... ” Tanya Bryan.
Luna menggangu kan kepala .
“Dalam hitungan mundur, kau boleh membuka mata, dan berteriak lah, sekencang mungkin, keluarkan semua isi hatimu. Katakan apa yang kau ingin katakan... 3...2...1...Sekarang... ” Seru Bryan.
“Akuuuu membenci takdirku... Aku benar-benar muak....Aku juga ingin bahagiaaaa. Aku Zhara Aluna Matthew, merasa hidup ini tidak adil.....” Teriak Luna lepas begitu saja.
Tanpa berkomentar tentang isi hati Luna, yang baru saja didengar olehnya. Bryan lebih memilih menenangkan Luna dengan pelukan. Secepat kilat Bryan menarik Luna masuk kedalam dekapanya.
“Apa kau puas sekarang... ” Tanya Bryan.
“Ya... Aku sangat puas. Sangat puas sekali.” Suara Luna terdengar bergetar. Sangat jelas wanita itu sedang menahan tangisnya yang akan pecah.
“Tenanglah, aku disini bersamamu.” Bryan membelai lembut punggung Luna, berharap wanita cantik itu lebih tenang sekarang.
Bersambung...