NovelToon NovelToon
Bunga Dan Trauma

Bunga Dan Trauma

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Dokter / Trauma masa lalu / Mantan
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mumu.ai

Bunga yang pernah dikecewakan oleh seorang pria, akhirnya mulai membuka kembali hatinya untuk Malik yang selama setahun terus mengejar cintanya. Ia terima cinta Malik walau sebenarnya rasa itu belum ada. Namun Bunga memutuskan untuk benar-benar mencintai Malik setelah mereka berpacaran selama dua tahun, dan pria itu melamarnya. Cinta itu akhirnya hadir.

Tetapi, kecewa dan sakit hati kembali harus dirasakan oleh Bunga. Pria itu memutuskan hubungan dengannya, bahkan langsung menikahi wanita lain walaupun mereka baru putus selama sepuluh hari. Alasannyapun membuat Bunga semakin sakit dan akhirnya memikirkan, tidak ada pria yang tulus dan bertanggungjawab di dunia ini. Trauma itu menjalar di hatinya.

Apakah Bunga memang tidak diizinkan untuk bahagia? Apakah trauma ini akan selalu menghantuinya?


follow IG author : @tulisanmumu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumu.ai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu Hari Dua Peristiwa

Telah beberapa hari berlalu sejak pertemuan tak sengaja Bunga dan juga Fadi. Bunga mencoba menjalani harinya dengan biasa, namun masih saja dirinya kepikiran dengan pertemuan itu.

Kenapa harus kembali bertemu.

Dirinya berpikir jika suatu hari ia akan bertemu lagi dengan Fadi, dirinya tidak akan terpengaruh apapun. Selama ini Bunga meng klaim bahwa ia telah sepenuhnya move on dari pria itu. Namun nyatanya kini pertemuan itu telah mempengaruhi dirinya.

Fadi Pratama. Nama yang selalu Bunga ucapkan, betapa benci dirinya dengan pria itu. Ketika dirinya telah memberikan hatinya dengan sepenuh hati, mencintai pria yang memiliki hobi yang sama dengan dirinya. Namun ternyata semuanya hanya semu.

Walaupun terpengaruh, namun Bunga masih bisa bersikap profesional jika sudah berhadapan dengan pasiennya.

"Jadi begini, Bu. Memang rencana awal kita siang ini untuk operasi secar nya. Tapi setelah melihat hasil screening kesehatannya, nilai hemoglobin Ibu rendah. Jadi hari ini Ibu harus transfusi darah satu kantong dulu, besok kita cek lagi hasilnya gimana. Nanti untuk jadwal operasi nya kita atur ulang, ya." Saat ini Bunga tengah mengunjungi salah seorang pasiennya yang sudah berada di dalam kamar inap. Ia jelaskan cukup rinci tentang masalah yang tengah dihadapi oleh pasiennya itu.

"Apa nggak bisa lanjut saja, dok tindakan operasinya?" tanya wanita yang menjadi pasien Bunga itu.

"Sayang!" tegur sang suami.

"Saya maunya tanggal lahir anak saya yang kedua ini samaan dengan abangnya dan juga dengan suami saya, dok," ucap si istri.

Bunga menghela nafasnya sejenak sebelum menjawab pertanyaan itu.

"Begini Bu. Jika tetap kita paksakan operasi secar ini, resiko nya nanti Ibu bisa mengalami komplikasi serius, baik untuk Ibu sendiri maupun dengan bayi nantinya," jelas Bunga.

"Secar ini, kan termasuk bedah besar dan bisa menyebabkan kehilangan darah yang cukup banyak. Jika Hb Ibu sudah rendah, cadangan darah tidak cukup untuk mengimbangi kehilangan darah, resikonya bisa menyebabkan syok, pingsan, belum lagi nanti bisa mengalami gagal jantung dan berujung pada kematian," tambahnya.

"Sudah nggak usah dipaksain, sayang," ujar si suami yang sejak tadi tangannya tak lepas dari genggaman sang istri.

"Semua tanggal baik, Bu. Lagipula kandungan Ibu masih baik-baik saja, tidak dalam kondisi darurat hingga membuat kita harus mengeluarkan bayi saat ini juga. Bukankah kesehatan Ibu dan anak yang menjadi kepentingan utama kita saat ini," ucap Bunga. Ia memperhatikan istri dan suami itu secara bergantian.

"Tidak apa, dok. Kami ikut saja dengan ucapan dokter. Dokter tentu tahu mana yang terbaik buat istri dan anak saya." Sang suami mengelus pelan kepala sang istri, menenangkan sang istri dan terus memberikan afirmasi positif. Semua akan baik-baik saja.

"Jangan terlalu dipikirkan ya, Bu. Nanti yang ada tekanan darah Ibu jadinya yang naik. Pokoknya semuanya masih bagus, hanya Ibu perlu nambah satu kantong darah saja. Tidak ada yang perlu di khawatirkan," ucap Bunga terakhir sebelum akhirnya ia pamit dari kamar inap pasiennya itu.

Bunga berjalan pelan, memainkan ponselnya menuju lift. Pasien tadi adalah pasien terakhirnya hari itu untuk ia kunjungi. Ketika tengah menunggu lift terbuka, Bunga mendapat telepon dari salah satu perawat IGD.

"Dok, baru saja masuk pasien hamil yang jadi salah satu korban kecelakaan beruntun. Sejak tadi pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah dan terasa tegang. Gerakan janin juga tidak dirasakan sejak kejadian tadi. Tidak ada pendarahan di jalan janin juga, dok. Dilihat dari riwayatnya pernah konsul dengan dokter Bunga disini," lapor sang perawat.

"Keadaannya gimana?" Beruntung pintu lift langsung terbuka dan Bunga langsung menekan angka satu dimana letak IGD berada.

"Tekanan darahnya 95/60, dok. Nadinya lemah, 108x/menit."

"Oke, saya sudah di lift." Pintu lift langsung terbuka. Dari lantai tiga tempat dimana Bunga berada tadi hingga ke lantai satu berjalan lancar, tak berhenti di lantai dua sehingga Bunga bisa langsung turun di lantai satu.

Ting.

Pintu terbuka di lantai 1. Bunga langsung berlari menuju ruang IGD yang letaknya di paling depan gedung.

"Disini, dok." Ternyata perawat yang menelepon Bunga tadi telah menunggu di dekat pintu masuk bagian belakang. 

Terlihat ruang IGD tengah riuh.

"Kecelakaannya tak jauh dari sini, dok. Makanya semua korban dibawa kesini," jelas perawat itu sebelum Bunga minta.

Bunga hanya mengangguk dan terus mengikuti langkah si perawat masuk ke dalam bilik pasien yang sudah dijelaskannya tadi.

Tirai terbuka, membuat Bunga sempat terkejut. Namun tidak lama kemudian ia mengalihkan perhatiannya kembali pada pasiennya.

"USG." Bunga meminta perawat itu untuk mengambil alat USG yang memang tersedia di ruang IGD.

Dengan pelan dan teliti Bunga melihat layar yang ada di depannya. Sedang si pasien kini wajahnya telah pucat.

Bunga telah selesai memeriksa perut pasiennya. Ia terlihat menarik nafas panjang, dan kemudian melihat ke arah pasien dan suaminya yang kini tengah berdiri di belakang dirinya. Kondisi suaminya tak jauh lebih baik. Terlihat ada darah yang sudah mengering di keningnya. Kemeja putihnya kini sudah kotor, bercampur keringat dan juga darah.

"Bagaimana?" tanya sang suami. Jantungnya kini berdetak lebih cepat sejak melihat dokter yang masuk memeriksa istrinya, ditambah ekspresi Bunga kini.

"Sepertinya tadi perut istri anda terbentur dengan cukup keras. Setelah saya lihat dan periksa, denyut jantung janin sudah tidak ada. Maaf.., janinnya sudah meninggal di dalam," ucap Bunga lirih.

Sebenci apapun dirinya, namun ketika mendapati hal ini, Bunga turut merasakan sakit dan pedihnya perasaan pasangan suami istri ini, yang harus kehilangan calon anak mereka di usia kehamilan lima bulan itu.

"Kamu tidak salah, Bunga?" tanya si pria yang terkejut mendengar ucapan Bunga.

"Mungkin ini memang berat untuk kalian, tapi sekali lagi, maaf..."

Malik mengusap kasar wajahnya. Wajah kecewa tergambar jelas di wajahnya kini.

Bunga membalik, menatap Olivia yang sedari tadi hanya diam. Bagaimanapun Bunga adalah wanita. Hatinya ikut sakit melihat ini.

"Olivia..." panggil Bunga pelan. Ia melangkah mendekati perempuan itu.

"Nanti perawat akan memberikan induksi sama kamu. Janinnya harus kita keluarkan segera agar kamunya baik-baik aja. Prosesnya bisa cepat, bisa juga lama. Rasa sakitnya nanti akan seperti kontraksi melahirkan, karena memang nanti kamu akan melahirkannya," jelas Bunga.

"Maaf..." satu kata yang keluar dari bibir Olivia.

"Saat ini jangan pikirkan hal lain. Kamu harus pikirkan kondisi kamu." Bunga berlalu meninggalkan bilik itu. Ia tak mau berlama-lama disana. Hatinya kini sedang tidak baik-baik saja.

Keluar dari bilik, Bunga mendengar teriakan keras dari anak kecil yang kesakitan. Sebenarnya sejak tadi ia mendengar teriakan itu. Namun ia hanya fokus pada pasiennya saja. Entah kenapa saat ini ia begitu penasaran dengan pemilik suara teriakan itu.

"Sakit, Pa!" Teriakan dan tangisan gadis itu mengisi hampir satu ruangan.

Bunga yang penasaran menghampiri bilik itu. Sangat kebetulan tirainya terbuka. Terlihat seorang pria dewasa memeluk gadis kecil yang tengah di obati oleh beberapa perawat. Sedang di sebelahnya ada perawat yang tengah memegang dan satu lagi tengah memegang jarum yang sepertinya gadis itu akan di berikan cairan infus.

"Papa sakit!”

"Sabar, sayang." Pria itu mencoba menenangkan putrinya yang semakin memberontak.

Awalnya Bunga tak dapat melihat dengan jelas wajah gadis yang tengah berteriak kesakitan itu. Namun beberapa saat kemudian gadis itu yang sedang mengintip dari tubuh Papanya dapat melihat keberadaan Bunga yang tak jauh dari ranjangnya. 

"Tante Bunga..."

Semua orang melihat ke arah pandangan si gadis kecil itu. Bunga tampak terkejut, ternyata gadis itu adalah Jelita, gadis minimarket yang beberapa kali ia jumpai.

Bukan itu saja yang bikin ia terkejut. Keberadaan pria dewasa yang dipanggil Papa oleh Jelita tadi juga membuat Bunga berdiri diam, terpaku dan tak dapat bergerak.

"Apa-apaan ini," batinnya.

****

Mantan berkumpul ni. Jantung Bunga kira-kira aman gak ya ini..

Btw terima kasih sudah setia membaca dan menyertai Bunga. Jangan lupa like, komen, kopi, dan bunga nya ya teman-teman 🫶🏻🫶🏻❤️

1
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪.bunga fadi gass poll donk
Supryatin 123
come back bunga Ama fadi.kan dah tw cerita sebenarnya.bukalah hatimu.lnjut Thor 💪💪
Esther Lestari
Jelita nanti jadi pemersatu papa Fadi dan tante Bunga....semoga
Supryatin 123
cerita sesungguhnya si fadi sangat mengharukan.semoga bunga dapat berpikir secara jernih dgn kejadian ini.lnjut thor 💪💪💪
Esther Lestari
Ternyata begitu ceritanya Fadi. Apakah Nita meninggal saat melahirkan Jelita ?
Semoga masih ada harapan Bunga kembali ke Fadi
Yanti Gunawan
apakaah bunga akan kembali pada fadi thor hmmm galau, asal jangan sama malik deh
Suci Dava
maksudnya gmna ini thor, msh lanjut kh apa sdh sampai di sini aja, kok gagal paham aku thor
mumu: Maaf kak, author ada salah tulis tadi jadinya beda arti 🤭 cerita masih lanjut kok kak 😊
total 1 replies
Hary Nengsih
lanjut
Esther Lestari
apakah Fadi menikah dengan mama nya Jelita untuk menutupi aib ?
Mama nya Jelita hamil dengan orang lain dan Fadi yg menikahi nya
Suci Dava
Edisi ber kumpul nya para mantan alias deretan para mantan 🤭
Esther Lestari
Turut berduka Olivia dan Malik, harus kehilangan janinnya.

Jelita bertemu dengan tante Bunga di IGD & Bunga tidak menyangka kalau papa Jelita adalah Fadi sang mantan.

2 mantan berada di IGD semua dengan kondisi yang berbeda
𝐈𝐬𝐭𝐲
penasaran sebenarnya apa yg terjadi...🤔
Esther Lestari
langsung pergi waktunya gak tepat
Esther Lestari: sudah malam juga...kan bikin takut😁
total 2 replies
Hary Nengsih
langsung pergi
Hary Nengsih
lanjut
Esther Lestari
Istri Fadi kemana...cerai atau meninggal ?
Dwi Sulistyowati
mantan terindah sampai anaknya pun di nama i bunga jelita 🤍
Supryatin 123
lnjut thor tetap semangat,💪💪💪.
Suryati Surti
bagus
Siti Nurjanah
fadi mantan pertama nya bunga ya
mumu: Betul kak. Pacar pertama Bunga
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!