NovelToon NovelToon
Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Saat Aku Mampu Berkata Tidak

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Matabatin / Single Mom / Obsesi / Mengubah Takdir / Mengubah sejarah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Enigma Pena

Impian memiliki rumah tangga harmonis ternyata harus berakhir di usia pernikahan yang ke 24 tahun. Handi sosok suami yang di harapkan bisa melindungi dan membahagiakannya, ternyata malah ikut menyakiti mental dan menghabiskan semua harta mereka sampai tak tersisa. Sampai pada akhirnya semua rahasia terungkap di hadapan keluarga besar ayah dan ibu Erina juga kedua anak mereka yang beranjak dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Enigma Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kerja bakti

Aku sangat terkejut bahkan mungkin syok. Jauh dari bayanganku sebelumnya. Sungguh di luar harapan.

"Ini bawakan tasnya Er...kok malah bengong gitu sih," teriak mas Yoga dari dalam mobil.

Aku terdiam sambil berdiri mematung. Menebak-nebak apa lagi alasan mas Handi kalau aku tanya soal rumah ini.

Brukkkk!

Suara pintu mobil terdengar sangat kencang.

"Kenapa jadi bengong sih Er? Ngeliat apa kamu di dalam? Setan?" mas Handi tampak kesal.

Pintu yang baru sedikit ku buka di dorong oleh mas Handi. Dan... banyak debu dan sampah snack bekas pindahan yang berserakan di dalamnya.

"Ah kamu...kayak yang belum pernah liat sampah aja. Gampang, nanti mas bersihkan." dengan santainya mas Handi berucap.

"Kemarin katanya mas beres-beres rumah ini? Kok masih banyak debu sama sampah snack gini," tanyaku.

"Memang iya. Mas beres-beres rumah, bukan bersih-bersih rumah. Kan beda artinya, beres dan bersih." di ambilnya sapu lantai dan pel dari dalam mobil.

"Ooo...makanya tadi mas beli sapu dan pel baru. Ternyata rumah belum di bersihkan?" tanyaku

"Nah itu tau. Udah...jangan banyak ngeluh. Kita bersihin bareng-bareng."

Ini baru kelihatan ruang tamu, belum ruang tengah apalagi dalam kamar. Aku melangkah ke dalam ruang tengah dengan masih memakai sendal. Benar saja dugaanku. Di ruang tengah malah semakin banyak plastik bekas snack kemasan. Sepertinya Dito sering jajan snack yang di beli warung ujung masuk perumahan.

"Astaga...ini tas kenapa gak di masukkin ke dalam kamar mas. Jadi banyak debu menempel di atasnya." aku tak berhenti mengeluh

Tak ada jawaban dari mas Handi. Sepertinya dia pura-pura tidak mendengar, padahal kami berdiri cukup dekat. Aku membuka pintu kamar kedua yang ada di sebelah kamar utama.

Ceklekkkkk !

"Aih....kotor sekali. Ini kamar atau gudang," gumamku pelan.

Aku membiarkan pintu kamar kedua terbuka lalu lanjut membuka pintu kamar di sebelahnya kamar utama. Lumayan, tidak terlalu kotor dan berdebu. Tidak seperti di kamar sebelah. Tas yang telah ku titipkan sebelumnya di dalam rumah ini sudah di bawa mas Handi ke dalam mobil.

"Tuh dia aja bingung naro barang di mana. Sana kotor sini debu. Wajar lah kalau aku ngeluh sama protes." batinku sambil membuka pintu kamar mandi.

Ceklekkkk...

Hmmmm....cuma kamar mandi yang bersih. Ruangan yang lain di rumah ini kotor semua. Aku segera menghidupkan air kran untuk membuat racikan cairan karbol di campur air untuk mengepel lantai.

"Udah bersih semua ini Er. Yang ngepel kamu atau mas?" mas Handi teriak dari depan teras.

"Aku aja mas. Gak usah teriak-teriak gitu kalau ngomong," jawabku berdiri di ruang tamu.

"Maaf, mas kira tadi kamu masih di kamar mandi."

Aku segera mulai mengepel lantai dengan memperbanyak cairan karbol. Semua sudut tak luput dari pandanganku. Lantai di rumah ini terlalu lengket untuk di bersihkan. Entah apa yang mereka makan sampai tumpah dan berkerak di atas lantai.

"Sudah selesai.... Sudah bersih semua. Tinggal menurunkan barang-barang dari dalam mobil"

"Sudah bersih mas. Tas baju sudah bisa di taruh di kamar," ucapku sambil menyalakan kipas angin di ruang tengah.

Sepi, tak ada jawaban dari mas Handi.

"Mas? Tasnya bisa di bawa ke dalam,"

Tetap tak ada jawaban.

Aku begegas ke teras. Tak ada mas Handi duduk di kursi teras. Kemana dia? Aku berjalan ke arah mobil dan astaga...rupanya dia di sini. Terlelap tidur dengan nyenyak sambil mendengarkan musik di ponselnya sambil tidur di kursi bagian tengah.

"Astaga..kok bisa cepat banget dia tidur. Baru beberapa menit aku tinggal mengepel, tiba-tiba sudah pules gini."

Aku tak mau membangunkannya. Dengan pelan aku membawa tas yang berisi baju ke dalam rumah. Ada sekitar 8 tas yang harus di bawa. Kebetulan bagasi mobil sudah terbuka dari tadi. Jadi aku gak perlu repot untuk membukanya.

Ku tumpuk 8 tas baju di kamar kedua. Sebelumnya sudah ku bentangkan tikar di atas lantai yang sudah bersih dan kering. Ku semprotkan pengharum ruangan agar segar udara sekitar. Tidak seperti awal aku datang, lembab, kotor, berdebu dan bau.

Waktu menunjukkan pukul 11.00 pagi. Kurang lebih mas Handi tertidur di mobil sudah 1 jam. Biarkan saja dia terlelap. Nanti juga akan terbangun kalau sudah terasa panas.

1
Bông xinh
Gak bisa berhenti!
iza
Aku merasa terhubung dengan setiap adegannya.
Suzy❤️Koko
Keren! Bagus banget ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!