Kebaikan hatinya di masa lalu, membuatnya dikejar-kejar oleh lelaki yang jauh lebih muda darinya.
Apa yang harus dirinya lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akal Bulus Brondong.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
Happy reading.
Olsen mengamati mantan pacarnya dibalik meja bar, ia melihat bagaimana interaksi antara ketiga orang yang berada tak jauh darinya.
Dalam hati ia bertanya, kemana lelaki bernama Bian, yang membuat hubungannya kandas? Mengapa seolah, mantannya itu, hanya seperti obat nyamuk yang menemani sahabatnya berkencan? Apa yang sebenarnya terjadi?
Walau baru sebentar menjalin hubungan, tapi Olsen tau jika, mantannya itu wanita polos, yang mungkin tak mengenal dunia malam seperti ini.
Apa wanita itu memasang topeng lugu, untuk mengelabui dirinya? Tapi fakta sewaktu mereka berhubungan intim pertama kali, ia ingat jika ada sedikit bercak darah di sprei kasur miliknya, tak mungkin wanita yang memiliki nongkrong di club', bisa mempertahankan kesuciannya.
Apa gara-gara suster Novi, mantan pacarnya itu berubah menjadi wanita nakal? Ada perasaan tak rela mengetahui fakta itu.
Sebagai orang yang gagal move on, karena wanita itu tak bisa enyah dari pikirannya, ia marah dan tak terima.
Segala hal yang ada di diri wanita itu, hanya ia yang berhak, melihat, menyentuh dan memiliki sepenuhnya.
Lamunan Olsen buyar, setelah Derry menyenggol lengannya, "Kerja Lo, malah bengong, Kalau Lo mau balik, seenggaknya tinggu party ini selesai, dikit lagi kok,"
Olsen mengangguk, ia harus berusaha profesional, agar pekerjaan yang dulu sempat menopang hidupnya, berjalan dengan baik, meskipun sekarang ini, ia menjalaninya hanya untuk mengisi waktu kosong dan sebagai usaha move on, tapi usahanya selama dua bulan lebih ini, sepertinya akan sia-sia.
Lihat saja, selesai ia bekerja, ia akan menyeret mantannya itu, untuk enyah dari tempat ini.
Walau sedang sibuk menyiapkan beberapa minuman untuk pengunjung, matanya sesekali akan melirik ke arah mantannya, yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya mengikuti alunan musik DJ.
Mendadak ia kesal, ketika beberapa laki-laki mendekati dan menyapa mantannya itu, Olsen yang sudah paham dengan tingkah pengunjung club', tentu tau akan berakhir seperti apa nantinya, jika wanita itu meladeni para lelaki itu.
"Sen, dari tadi gue perhatiin, Lo nggak kayak biasanya, ada apaan si?" tanya Rocky, rekannya yang masih berstatus mahasiswa semester akhir.
"Bang, kayaknya dikit lagi gue udahan, gue mau balik," jawab Olsen, tanpa melihat rekan disebelahnya, matanya masih tak lepas wanita yang sedang berjalan ke arah table.
"Gila Lo, lagi rame, Derry bisa ngamuk, apalagi Justin, kalau Lo nggak enak badan, seenggaknya, sampai party-nya selesai.
Olsen melebarkan matanya saat melihat, mantannya meneguk gelas, yang ia tau isinya
apa, dalam sekali teguk.
"Bang, gue cabut bentar," tanpa menunggu jawaban dari Rocky, ia pergi dari sana, tak peduli namanya dipanggil.
Olsen berjalan cepat, dan menghampiri wanita yang tengah menunduk sambil memijat kepalanya.
Apa efek alkoholnya mulai bekerja?
Olsen sengaja berdiri tepat didepan wanita itu, ingin melihat apa reaksi yang ditujukan oleh mantannya saat melihat dirinya.
Bisa ia lihat, raut wajah terkejut saat wanita itu melihatnya, ia menyunggingkan senyumannya, lalu menunduk, "Long time no see honey," bisiknya.
"Olsen..., kenapa kamu ada disini? Apa yang kamu lakukan?" tanya Hasya,
"Aku kerja disini, lalu apa yang kamu lakukan disini? kenapa kamu sendirian? Mana Bian?"
Terlihat jelas kegugupan di wajah wanita itu, "Aku datang diajak Novi sama mas Alan," sahut Hasya.
Untuk menghilangkan kegugupannya Hasya menuang minuman yang ia anggap teh itu ke dalam gelasnya, ia menuangnya dari gelas milik Alan.
"Apa kamu tau, apa yang sedang kamu minum?" tanya Olsen, ia diam saja ketika mantannya kembali meminum cairan itu.
Hasya menggoyangkan gelas yang ada ditangannya, menatapnya sejenak, lalu tatapannya beralih pada lelaki yang sedari tadi hanya berdiri dihadapannya, "Kayak teh, tapi rasanya kok beda ya! Terus baunya kayak alkohol," sahutnya polos.
Olsen tersenyum sinis, mantan pacarnya ini, benar-benar polos, mendadak terlintas sesuatu dipikirannya, "Ayo minum lagi, Apa perlu aku buatkan minuman spesial khusus untuk kamu?"
"Apa itu?" Tanya Hasya mulai penasaran.
"Kalau mau, ikuti aku," ajaknya beranjak dari sana dan melangkah menuju tempatnya bekerja.
Hasya yang penasaran, mengikutinya tanpa berpikir panjang, bodoh sekali wanita itu, harusnya ia bersyukur bisa terlepas dari brondong yang pernah tergila-gila padanya.
Apa wanita itu lupa, hari pertama mereka pacaran, apa yang dilakukan ABG labil itu padanya?
Rocky hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah rekan kerjanya, tapi sepertinya ia penasaran, "Siapa tuh?" tanyanya heran, ini kali pertama selama mereka kenal, Olsen berbicara dengan wanita, diluar pekerjaan.
Olsen tersenyum, "Calon korban gue," bisiknya.
Rocky mengumpat, "Mau gue bantu buka kamar diatas?" tawarnya.
Olsen menggeleng, ia tengah meracik minuman yang dijanjikan untuk mantannya, "Lo nyimpen obat itu nggak bang?" tanyanya, obat yang dimaksud adalah, obat untuk membangkitkan gairah seseorang.
Lagi-lagi Rocky mengumpat, rekannya yang masih SMA itu, meminta hal langka, "Gue pikir Lo nggak normal, disodori paha, kaga ngac*Ng," sahutnya, sembari merogoh kantong celananya, "Nih, dikit aja, jangan banyak-banyak, kasihan anak orang,"
Olsen tersenyum senang, "Sebagai tanda terima kasih gue, kalau Lo mau service motor bakal gue kasih service gratis,"
Rocky menunjukan jempolnya, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya, yang sempat tertunda.
Didepan mantan pacarnya, Olsen menunjukkan kebolehannya meracik beberapa jenis minuman dengan warna berbeda, dan menyajikannya.
"Wah, aku nggak nyangka kamu hebat juga ya...," Hasya bertepuk tangan, menunjukan kekagumannya.
"Aku berikan sedikit sentuhan terakhir, yang akan buat kamu merasa senang," Secara terang-terangan, Olsen menambahkan sesuatu di minuman yang tadi ia racik, "Spesial untuk suster Hasya yang cantik,"
Terlihat jelas, jika wanita itu sangat antusias, ketika gelas berkaki dengan hiasan butiran gula, yang terlihat bagaikan kristal itu disajikan dihadapannya.
Tanpa bertanya dan pikir panjang, Hasya meminumnya, dalam sekali teguk, "Wah, rasanya enak banget, semuanya dapet, seger setelahnya, hebat kamu," Ia memuji Lelaki di hadapannya.
"Apa setelah tau bahwa aku hebat, kamu menyesal telah meninggalkan aku?" tanya Olsen dengan tatapan sulit diartikan, "Aku bisa loh, setelah ini menunjukan keahlianku yang lain, apa kamu mau?" tawarnya.
Hasya menatap sayu, mantan pacarnya, "Boleh deh, mana aku lihat," wanita yang menggerai rambutnya terlihat penasaran.
"Tapi nggak disini," sahut Olsen menyunggingkan senyumannya.
"Dimana emang?"
"Ikut aku, kalau kamu penasaran,"
Hasya mengangguk setuju, "Aku kabari Novi dulu ya!"
Olsen tak menjawab, lelaki itu menghampiri salah satu rekannya, dan membisikkan sesuatu, temannya mengangguk lalu menunjukan jempolnya.
Olsen berjalan menghampiri mantan pacarnya, lalu merangkul agar, wanita itu mengikutinya.
Sepanjang jalan menuju loker, beberapa rekan kerjanya menyapa dan menanyakan siapa yang sedang bersamanya, karena ini kali pertama ia dekat dengan wanita.
WANITA MALU PACARAN DGN BRONDONG, TPI PACARAN DGN OM2 YG SEUSIA BPK NYA GK MALU, BHKN JDI SUGAR BABY TU OM2..
PRIA BRONDONG GK PRNH MALU PACARAN DGN WANITA DEWASA
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹