Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.
Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.
Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Taksi yang di tumpangi Juna berhenti di depan rumah sakit. Mobil violet juga berhenti di belakangnya. Dia tidak khawatir di kenali karna memakai mobil baru yang belum pernah di lihat oleh Juna. Lagipula Jasmine dan Violet memakai baju tertutup, keduanya juga memakai penutup kepala dan masker. Sudah pasti tidak akan di kenali oleh Juna.
"Jasmine, suamimu hanya ke rumah sakit. Sepertinya memang murni ingin bertanggungjawab pada anak mereka dengan membantu menungguinya di sini." Kata Violet seraya melirik Jasmine.
"Aku mungkin bisa memahami situasinya itu Kak, tapi aku tidak mengerti kenapa Mas Juna harus membuatku terlihat bodoh dan menyedihkan seperti ini dengan menutupi semuanya." Jasmine menghela nafas berat. Dia lantas pamit untuk turun dari mobil karna harus mengikuti Juna.
"Nanti aku kirimkan lokasinya Kak." Katanya sebelum turun dari mobil Violet.
Violet tidak mencegah Jasmine, dia membiarkan Jasmine melakukan apapun untuk memata-matai suaminya. Violet berusaha mendukung semua tindakan Jasmine selama berada di Jepang. Selagi Masih dalam batas wajar. Mungkin Violet baru akan turun tangan kalau seandainya situasi di antara Jasmine dan Juna sudah tidak terkontrol lagi.
Setelah melihat Jasmine masuk ke dalam rumah sakit, Violet bergegas memarkirkan mobilnya. Dia akan menyusul Jasmine ke dalam untuk memastikan Jasmine baik-baik saja.
...*******...
Jasmine terus mengikuti langkah Juna dengan menjaga jarak. Ketika Juna berhenti di depan lift, Jasmine berhenti di tempat dan pura-pura memanggil perawat. Sebab Juna sempat menoleh kebelakang. Untung saja cara berpakaian Jasmine tidak bisa dikenali.
Pintu lift terbuka, Juna melangkah masuk ke dalam dan menekan angka 9. Lift itu tertutup dan bergerak ke atas membawanya ke lantai yang dia tuju. Sementara itu, Jasmine buru-buru masuk ke lift sebelah dan ikut menekan angka 9.
Juna sampai lebih dulu, dia melangkah tegap ketika keluar dari lift dan berjalan menyusuri lorong rumah sakit untuk sampai di kamar rawat inap Joshua.
Jasmine yang baru sampai di lantai 9, sontak mengedarkan pandangan untuk mencari Juna. Dalam jarak yang lumayan jauh, Jasmine melihat suaminya membuka pintu salah satu ruangan VIP dan menghilang di balik pintu.
Sebelum menyusul Juna ke ruangan itu, Jasmine lebih dulu mengabari Violet dan memberitahu keberadaannya.
Selang 10 menit, Violet sudah naik ke lantai 9 dan menghampiri Jasmine yang duduk di salah satu kursi tunggu di sekitar ruangan itu.
"Jasmine, bagaimana.?" Tanyanya seraya ikut duduk di sebelah Jasmine.
...***...
Di dalam sana, Juna baru saja mengambil alih nampan berisi sarapan milik Joshua dari tangan Vierra. Sejak tadi Vierra sudah mencoba menyuapi putranya, tapi Joshua tidak mau membuka mulutnya dan mengatakan ingin di suapi oleh Juna.
"Kenapa semalam Daddy pulang.?" Protes Joshua untuk kesekian kalinya. Wajah Joshua sedikit sendu, namun tidak separah tadi sebelum Juna datang.
"Joe, bukankah sudah Mommy jelaskan padamu. Lagipula Daddy tidak bisa setiap hari menemui kamu, Daddy bekerja di negera lain yang jauh. Joe tidak perlu sesedih itu jika Daddy tidak bisa datang." Ujar Vierra cepat. Dia bicara hampir tanpa jeda sembari menatap tegas ke arah Joshua.
"Sudahlah, kamu berangkat saja. Jangan sampai terlambat. Biar aku yang menjelaskan pada Joshua." Juna sempat melirik kesal ke arah Vierra. Entah kenapa setiap kali Joshua menanyakan situasi mereka yang tidak bisa bersama, Vierra selalu mengatakan agar Joshua tidak bersedih jika Daddynya kalau bisa menemuinya. Sebenarnya Juna paham tujuan Vierra berkata seperti itu, hanya saja terdengar sangat pilu karna di ucapkan langsung di depannya.
Vierra tampak tidak menghiraukan ucapan Juna, dia pamit pada Joshua, memeluk dan mencium putranya.
"Makan yang banyak, Joe harus kuat dan sembuh." Ucapnya seraya menatap sendu. Sebelah tangan Vierra mengusap-usap wajah tampan Joshua.
"Hum, Daddy sudah datang, Joe tidak akan menolak makan lagi." Sahut Joshua senang.
Vierra hanya mengukir senyum tipis lalu mengangguk.
"Aku titip Joe, terimakasih sudah bersedia menjaganya." Ucap Vierra sebelum keluar dari kamar rawat inap putranya.
Juna menghela nafas berat setelah pintu kamar di tutup. Sikap Vierra benar-benar membuatnya malas untuk berkomunikasi dengannya. Jika bukan untuk bertanggungjawab pada Joshua, Juna enggan berinteraksi lagi dengan Vierra.
"Ayo buka mulutnya, anak laki-laki harus kuat, tidak boleh sakit-sakit lagi." Juna dengan telaten menyendokan makanan ke mulut putranya.
Dia sebenarnya tidak memiliki bekal parenting ataupun cara merawat anak, namun Juna berusaha menjadi ayah yang baik untuk Joshua.
...****...
Jasmine dan Violet memalingkan pandangan ke arah lain ketika melihat pintu kamar rawat inap terbuka. Keduanya baru menoleh ketika seseorang yang keluar dari sana sudah berjalan menjauh.
Jasmine berdiri dari duduknya, tatapan matanya mengikuti kemanapun Vierra melangkah. Dia memindai penampilan Vierra dari bawah sampai atas. Jujur saja, ada perasaan cemburu dan sakit hati ketika melihat wanita yang dia yakini sebagai mantan kekasih Juna. Wanita yang telah menjadi Ibu dari anak suaminya itu.
"Sepertinya dia akan pergi bekerja." Komentar Violet karna Vierra memakai baju formal.
"Jasmine, Juna datang karna tanggungjawab menjaga anaknya di rumah sakit. Wanita itu bekerja, anak itu tidak ada yang menjaga kalau Juna tidak datang ke Jepang." Violet kembali menyuarakan pendapatnya dari apa yang dia lihat.
Violet paham bagaimana perasaan Jasmine saat ini. Hatinya pasti sangat sakit dan panas melihat kenyataan pahit di depan mata. Itu sebabnya Violet mencoba untuk menenangkan Jasmine agar Jasmine bisa berfikir jernih dan memakai logikanya dalam menghadapi situasi sulit ini.
"Apa berlebihan jika sakit hati dan cemburu.?" Jasmine bertanya dengan tatapan sendu. Dia kembali duduk dan terlihat lemas.
Violet segera merangkul dan memeluknya.
"Sakit hati dan cemburu adalah hal yang wajar. Tidak ada yang melarangmu merasakan semua itu. Hanya saja, aku berharap kamu tidak salah mengambil keputusan setelah ini." Lirih Violet tanpa melepaskan pelukannya. Dia tau bahwa Jasmine sebenernya sangat rapuh dan dia butuh seseorang untuk meluapkan keluh kesahnya.
"Kita lihat dulu bagaiman hubungan Juna dan wanita itu. Kalau kedekatan keduanya hanya sebatas tentang anak tanpa melibatkan perasaan masing-masing, kamu bisa memberi Juna kesempatan atas kebohongan yang dia lakukan." Violet melepaskan pelukannya dan menatap lekat mata Jasmine.
"Aku akan berusaha menerima semuanya jika kedekatan mereka hanya soal tanggungjawab terhadap anak." Ujar Jasmine meski dia sendiri belum sepenuhnya yakin dengan ucapannya.
"Kita bisa melihat Juna melalui kaca kecil yang ada di pintu." Violet melirik ke arah kamar rawat inap itu, Jasmani mengikuti arah tatapan Violet, setelah itu mengangguk pelan dan beranjak dari duduknya.
Dengan hati-hati, Jasmine mengintip dari kaca kecil yang ada di pintu kamar. Pemandangan di dalam cukup menyayat hati. Interaksi ayah dan anak itu membuat luka di hati Jasmine kian menganga. Tawa Juna dan anak laki-laki itu sangat lepas dan bahagia.
"Apa aku salah karna hadir di tengah-tengah mereka.?" Lirihnya bersamaan dengan buliran bening yang menetes dari pelupuk mata. Jasmine segera beranjak dari sana karna merasa tidak sanggup melihat interaksi itu.
klo ga buat cerita sendiri ttg jho sm jenny
laki plin plan, bilang ga cinta, tapi masih perhatian
laki gila lu
alasan gugat jelas, kebohongan dlm pernikahan ttg seorg anak...
buang aja laki model juna gt
klo perempuan lama2 bs cinta
klo lelaki dr yg cinta lama2 bs jenuh
apalagi klo dr awal ga cinta...
q penasaran sama kisah Jeny dan Joshua