Dalam novel Yuna sering membaca tentang perjodohan, dari benci hingga akhirnya saling mencintai.
Namun ia tidak pernah menyaka bahwa kisah tentang perjodohan terjadi kepadanya. Ternyata rasanya campur aduk, cemas dan kebingungan karena belum pernah mengenal satu sama lain. Terlebih lagi Yuna memiliki pujaan hati yang bernama Sunoo, cinta pertamanya.
Pertemuan pertama Yuna dan laki-laki yang di jodohkan olehnya terbilang tidak baik, ada kesalahan disana.
Bagaimana pun Yuna harus menerima perjodohan tersebut, terlebih lagi mereka sudah di jodohkan sejak balita. Meski begitu ia menyadari bahwa tersimpan rahasia terdahulu antara mereka yang tidak Yuna ketahui, selain Jungkook.
Entah rahasia apa yang di sembunyikan Jungkook?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apriliyakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Ruangan kelas terdengar riuh bergema, banyak sekali obrolan yang tidak Yuna pahami. Ia hanya bisa menghela napas sembari mengecek layar handphone berharap Jungkook mengiriminya pesan.
Tidak lama, Hina menepuk pundak Yuna. Menyadarkan dirinya yang sudah tergila-gila oleh Jungkook.
"Ada apa denganmu Yuna?" tanya Hina.
Yuna tidak mampu bercerita, ia hanya bisa menyimpannya seorang diri. Kalau Hina tahu bahwa Jungkook dan Yuna sudah bersama, mungkin mereka akan bertengkar karena Hina menyukai Jungkook.
"Yuna, lihatlah. Instagramnya!"
"Siapa?" tanya Yuna sambil mengerutkan dahinya.
"Jungkook, Jeon Jungkook!" ujar Hina dengan lengkung indah.
Yuna menelan salivanya. Sialan, Hina sudah jatuh cinta dengan calon suaminya.
"Wah, jangan mencintai dia. Aku rasa dia bukan oranh yang baik." ujar Yuna.
"Dari mana kamu mengetahui bahwa dia bukan orang yang baik?" tanya Hina.
Mati, Yuna tidak bisa menjawab bahwa ia tahu segalanya tentang Jungkook.
"Hanya menebak saja."
"Ah, kamu ini!"
"Nanti malam kamu mau melakukan hal itu?" tanya Hina.
"Hal apa?" tanya Yuna lupa.
"Ada.."
Ah gila, Yuna sekarang sudah bisa melakukan hal itu. Tidak perlu lagi melihat dari video. Malahan dia punya yang lebih bagus, asli!
"Kenapa diam? Jangan bilang kamu tidak mau. Kenapa akhir-akhir ini kamu berubah? Biasanya kamu akan merengek meminta di temani. Sekarang kok..."
"Aaahahaha... Bukan begitu Hina. Aku hanya tidak ingin merepotkanmu." ujar Yuna mengelak, padahal dia sudah tidak tinggal di rumah.
"Kalau malam ini kamu mau pergi ke bar?" tanya Hina.
Yuna mengangguk dengan cepat,"Tentu, aku tidak akan melewatkan malam ini. Aku akan pastikan mendapatkan jodoh disana. Lebih dari Sunoo!"
"Bagus!!"
...****************...
Lampu kelap-kelip dengan musik yang keras mengisi ruangan. Banyak sekali orang-orang yang membawa minuman di tangan mereka, menari hingga berciuman di pojokan WC seakan lumrah terjadi.
Tibalah dimeja seorang wanita dengan baju dres pendek berwarna hitam, rambut terurai dengan penampilan yang dapat menarik nafsu para laki-laki. Dan jangan lupakan wanita di sebelahnya, memakai baju dres berwarna hitam dengan rambut terurai senada. Itulah Hina dan Yuna.
"Yuna, ini tempat yang bagus bukan?" tanya Hina berbisik karena suara musik yang mengguncang gendang telinga.
"Iya!"
"Kita harus minum lebih banyak, mabuk hingga tidak ingat kejadian apapun mengerti?" ujar Hina.
"Tentu." ujar Yuna sambil meneguk minuman di tangannya.
Sementara disisi lain. Jungkook yang baru saja pulang dibuat terkejut karena tidak ada Yuna disana.
"Kemana perginya dia kali ini?" tanya Jungkook yang mulai menelepon Yuna. Tapi panggilannya selalu saja tidak di angkat.
Jungkook mulai mengetikkan pesan yang berisi.
Hingga, Jungkook harus meminta Jimin untuk melacak keberadaan Yuna lewat GPS.
"Hallo Jimin. Apa kamu sudah menemukan keberadaan Yuna?" tanya Jungkook.
"Sudah Tuan. Sepertinya Nona Yuna sedang pergi ke bar bersama dengan temannya yang bernama Hina." ujar Jimin.
Jungkook menghela napasnya. Untungnya Yuna bersama dengan temannya, jika ia pergi sendiri maka Jungkook akan menyusul dan membawa paksa.
"Lalu bagaiamana keadaan dia sekarang?"
"Nona sedang minum dan mengobrol saja Tuan, tidak ada hal aneh." ujar Jimin.
"Baik, terus awasi dia. Jangan sampai dia macam-macam, kalau hal itu terjadi segera hubungi saya. Paham?"
"Baik Tuan."
Jungkook berjalan menuju kamar Yuna. Benar saja, baju sekolah Yuna berserakan di atas ranjang secara acak. Hal seperti itu membuat Jungkook pusing karena terlihat jorok dan menjijikkan.
"Yuna, kamu ini seorang wanita." gumam Jungkook sambil membenahi baju Yuna yang berserakan.
Perlahan demi perlahan Jungkook merapihkan baju Yuna, bahkan ia berniat untuk mencucinya. Tapi ketika mencuci tangan Jungkook meraba sesuatu dari dalam saku bajunya.
"Apa ini?" tanya Jungkook karena itu hanya berisikan kertas yang terlipat hingga menjadi kecil.
Mata Jungkook terbelalak ketika melihatnya. Itu adalah surat untuk Yuna dari Sunoo. Oh sialan, Jungkook geram melihat hal itu. Sudah Jungkook bilang bahwa orang itu tidak boleh datang di kehidupan Yuna, tapi ini.. Untung saja Yuna tidak melihatnya.
"Sialan!" pekik Jungkook sambil meremas surat tersebut, lalu membungnya ke tempat sampah.
Pukul dua dini hari, Jungkook terbangun karena suara alarm yang ia pasang. Hal pertama yang Jungkook pastikan adalah Yuna.
Dan ternyata dia belum pulang, kamarnya masih kosong melompong. Lalu dimanakah dia sekarang?
Sampai dimana Jimin menelpon.
"Hallo ada apa? Dimana Yuna?" tanya Jungkook dengan panik.
"Tuan, Nona masih ada di sini. Dari tadi saya sudah mencoba menghubungi Anda tapi tidak di angkat."
"Ah maaf Jimin saya tertidur." ujar Jungkook sambil melihat panggilan tak terjawab dari Jimin.
"Jimin, tolong kirim alamat bar tersebut. Saya akan datang kesana untuk kenjemput Yuna. Tolong kamu antarkan teman Yuna juga." ujar Jungkook.
"Baik Tuan, saya tunggu."
Beberapa menit kemudian Jungkook sampai dengan setelan bangun tidur.
"Dimana Yuna?"
"Dia ada di dalam Tuan." ujar Jimin.
Jungkook bergegas menemui Yuna yang ternyata tengah duduk di pangkuan seorang laki-laki nakal. Bahkan menggoda Yuna dengan menarik dagu.
"HEI!"
"LEPASKAN!" teriak Jungkook menarik Yuna yang sudah melindur bahkan perkataanya kacau.
"Eh.. Hehehehe... Tuan Jungkook. Haii... Aku Shin Yuna.." ujar Yuna dengan mata teler.
"Yuna sadarlah, lihat jam. Ini sudah jam dua dini hari!" ujar Jungkook sambil menepuk pipi Yuna.
Mata Yuna yang menyipit terbuka,"Aku masih mau bermain disini. Yakan Hina?" tanya Yuna.
Hina mengangguk,"YA!"
"Jimin, bawa wanita itu pergi. Antarkan sampai rumahnya. Sedangkan Yuna biar saya yang urus." ujar Jungkook.
"Baik Tuan." ujar Jimin sambil membawa Hina pergi.
Sementara Yuna malah merengek tidak mau pulang. Alhasil Jungkook harus menggendongnya.
"Kamu sangat nakal Yuna!" ujar Jungkook.
Di luar, Yuna mengamuk ingin di turunkan. Jungkook menurutinya. Namun langkah kaki Yuna menjauh dari mobil yang terdiam di parkiran tepat di depannya.
"Hallo pohon.... Aku Yuna.." ujar Yuna sambil melambaikan tangannya seperti menyapa.
"Kamu ini lebih parah ketika mabuk. Lucu sekali. Aku suka." ujar Jungkook dengam lengkung senyum.
"Heh, kamu siapa? Eh lupa... Hahahaha.. Calon suami aku ya?" tanya Yuna sambil menunjuk Jungkook.
Yuna berjalan mundur sambil menatap Jungkook yang berjalan kearahnya.
"Aku mencintai Sunoo. Apa aku boleh tetap mencintainya?" tanya Yuna dengan mimik wajah sedih bahkan air mata turun dari sela mata.
Jungkook terdiam, teringat akan surat yang ada pada saku baju Yuna.
"Kenapa kamu sangat menyukainya?" tanya Jungkook.
"Karena dia cinta pertamaku."
Jungkook terdiam. Ternyata dia sangat salah sekali mengenal Yuna. Dia kira dirinyalah cinta pertama bagi Yuna, ternyata bukan.
"Lalu aku harus bagaimana Yuna?" tanya Jungkook.
Yuna terdiam, telunjuk tangannya mengarah para atas bukit di dekat sana.
"Aku mau kesana. Boleh antarkan aku?" tanya Yuna.
Sial, ini sudah jam dua lebih dua pulih menit. Bukan terlihat romantis tapi seperti hendak mencari hantu.
"Kamu sedang mabuk berat Yuna. Pipimu saja memerah karena dingin." ujar Jungkook.
Yuna tidak menggubrisnya. Ia malah melangkah jauh menaiki anak tangga.
"Baiklah, awas jatuh jika berjalan sendiri." ujar Jungkook membantu Yuna menaiki anak tangga pertama hingga terakhir.
Sampailah mereka di atas bukit. Nampak indah pemandangan kota Seol. Mereka berdua terpana akan kecantikan lampu yang begitu banyak terhampar.
"Yuna, darimana kamu tahu tempat ini?" tanya Jungkook.
"Ini tempat aku dan Sunoo. Dan bar itu adalah awal pertemuan kita. Begitu indah dan manis, serta memabukkan seperti wine." ujar Yuna.
Jungkook sudah terbakar api cemburu hingga tanpa sadar ia mencium bibir ranom Yuna dengan ganas.
"Ingat bahwa aku mencintaimu dan akan menjadi cinta terkahirmu." ujar Jungkook.
Dan mereka pun berciuman lebih ganas lagi, seperti singa yang menerkam mangsanya.