Cinta Alea

Pov Meyer

Waktu itu tanpa sengaja aku bertemu dengan seorang perempuan yang usianya jauh di atasku. Namanya Alea. Aku tidak tahu siapa nama lengkapnya. Karena aku memang tidak pernah bertanya tentang dirinya. Selama ini aku hanya memanggilnya sayang. Karena aku memang benar-benar menyayanginya.

Bisa dikatakan Dia adalah seorang wanita yang dewasa karena usianya. Tapi aku bisa merasakan kalau dia masih memiliki jiwa muda dan hampir bisa dikatakan sikapnya sangat kekanakan. Aku benar-benar sangat tertarik untuk mendekati wanita seperti dia.

Hingga akhirnya aku mengesampingkan semua harga diri dan rasa malu yang ada di dalam diriku. Dengan memberanikan diri untuk masuk ke dalam mobilnya dan meminta untuk aku bisa tinggal bersamanya.

Awalnya Alea selalu menolak dan tidak mau mengizinkanku untuk tinggal bersamanya. Tetapi secara perlahan dia mulai bisa menerima kehadiranku dengan baik.

Puncaknya, ketika aku mengajak Alea untuk datang ke sekolahanku. Aku tidak menyangka kalau ternyata Alea akan bertemu dengan kembaranku di sana. Ah benar-benar sangat menyebalkan! Karena sejak saat itu Alea menjadi sering sekali uring-uringan dan marah padaku.

Bahkan ketika aku mengajak dia untuk makan malam romantis di restoran pribadiku, yang aku bangun sendiri dari uang bulanan yang selalu aku dapatkan dari kedua orang tuaku, aku telah berhasil membangun restoran itu hingga menjadi restoran bintang 5 dan sangat diminati oleh para konsumenku.

Malam itu Aku tidak melihat kebahagiaan di wajah Alea. Aku tidak tahu kenapa, setelah malam itu membuat kami semakin jauh dan aku bisa merasakan bahwa Alea sedang merasakan kekecewaan terhadapku.

" Tampaknya Alea marah kepadaku. Karena aku tidak jujur tentang identitasku yang sesungguhnya kepadanya. Tetapi saat ini aku benar-benar belum siap untuk membongkar semuanya. Aku ingin melihat Alea yang menerima diriku apa adanya, karena diriku sendiri bukan karena apa yang aku miliki!" monologku pada diriku sendiri pada malam itu sebelum aku menerobos masuk ke kamar tamu yang ditempati oleh Alea.

Aku meminta kunci cadangan kepada pembantu Alea untuk bisa masuk ke sana. Karena aku ingin tidur sambil memeluk Alea.

Entahlah, aku seakan sudah candu dengan aroma tubuhnya yang sangat luar biasa. Aku gak bisa tidur kalau tidak memeluk dia.

Bukankah dia adalah seorang wanita yang sangat hebat? Dia bahkan sampai rela kehilangan kamarnya dan memberikannya kepadaku. Hanya untuk menghindariku untuk tidak tidur seranjang denganku. Sweet bukan?

Kalau wanita lain, pasti tidak akan sanggup melakukan itu. Dia pasti akan langsung menendangku dari mantion-nya dan tidak akan pernah mau bertemu denganku lagi.

Tetapi Alea berbeda. Alea bahkan rela untuk memberikanku semua kebutuhan pribadiku dan kebutuhan sekolahku. Dia juga bersedia membiayai sekolahanku hingga lulus kuliah.

Aku ingat bahwa malam itu, sebelum aku tidur, aku mendengar Alea mengatakan dalam tidurnya, bahwa dia tidak masalah untuk membiayaiku seumur hidupnya. Asalkan aku tetap berada di sampingnya. Aku saat itu benar-benar sangat tersentuh dengan ketulusan yang ditawarkan oleh Alea padaku.

Aku sudah memutuskan akan menjadikan Alea sebagai Ratuku satu-satunya dalam hidupku dan tidak akan pernah mau untuk menerima perjodohan yang ditawarkan oleh orang tuaku dengan Angel anak dari rekan bisnis kedua orang tuaku.

Pagi itu setelah shubuh, ketika aku sudah bersiap untuk membangunkan Alea. Tiba-tiba saja ada 4 orang bodyguard kiriman dari kedua orang tuaku yang ingin membawaku pergi dari mansion ini. Aku kesal bukan kepalang.

Karena aku tidak mau membuat keributan di pagi hari di mansion milik Alea. Akhirnya dengan pasrah aku pun hanya mengikuti mereka yang kemudian membawaku ke Jerman.

Bodyguard kiriman orang tuaku akhirnya membawaku kembali ke Jerman untuk bertemu dengan keluargaku di sana.

" Kenapa kau sangat pembangkang sekali Meyer? Huh? Sangat sulit sekali untuk mengendalikanmu sekarang." ucap papaku yang saat ini sedang menatapku tajam.

" Aku bukan anak kecil lagi Pah. Papa tidak perlu mengurusi hidupku. Papa urus saja hidupmu sendiri!" ucapku pada papaku yang langsung menamparku dengan keras.

" Lancang! Papa mendengar dari detektif yang selalu mengawasimu. Bahwa kau bahkan tinggal dengan wanita yang lebih tua darimu? Sungguh Lancang dan sangat memalukan?" Papahku saat ini benar-benar sangat keterlaluan! Bagaimana mungkin Papaku mengawasi seluruh hidupku dan berusaha untuk mengendalikannya?

Tiba-tiba keluar seorang wanita cantik dan mendekatiku. Ya, wanita cantik itu adalah ibuku, Sulis Iswara. Dia adalah anak dari Kakek Bayu iswara yang menikah dengan Amanda Abimana, putri dari Andika Abimana dan Manda. Mama langsung memeluk dan memeriksa pipiku yang baru saja ditampar oleh ayahku tadi.

" Aku baik-baik saja Mah!" ucapku kesal sambil menepis tangan ibuku yang sampai saat ini selalu memperlakukanku seperti anak kecil.

" Sudah Steven! Tolong hentikan semuanya! Dia baru saja pulang dan kau sudah menyiksanya seperti ini? Pantas saja kalau semua anak kita lari dari kita!" ucap Ibuku protes kepada ayahku yang langsung melotot mendengar beliau menegurnya.

" Apa kau tahu kalau anak kesayanganmu itu sedang berhubungan dengan wanita yang jauh lebih tua darinya?" tanya Papaku senewen sekali dan terus menatap tajam kepadaku yang selalu menentang dirinya.

Mamaku terlihat mendekatiku dan kemudian dia memelukku dengan erat.

" Wah Mamah benar-benar tidak menyangka kalau Putra Mama sudah mulai mencintai seorang wanita?" aku terkejut sekali mendengarkan ibuku yang malah bahagia mendengarkan aku yang saat ini sedang jatuh cinta kepada seorang wanita.

" Dasar perempuan gila! Kau bukannya memarahinya malah kau bangga kepadanya?" aku sampai mengepalkan kedua tanganku ketika mendengarkan Ayahku memanggil Ibuku sebagai perempuan gila.

" Kau tahu bukan Steven? Kalau aku adalah perempuan gila? Lalu kenapa sampai sekarang kau tidak juga mau melepaskan aku huh? Pergilah sana bersama dengan pelacur kau itu yang kata kamu adalah wanita hebat dan berbudi!" aku benar-benar sangat terkejut mendengarkan perkataan ibuku yang dengan mata berapi-api telah berhasil membuat Ayahku kalang kabut.

Aku memang pernah mendengar kalau Ayahku memiliki selingkuhan di luar sana Kalau orang sekarang menyebutnya sugar baby. Ya Tuhan! Apakah ini semacam sebuah Karma? Di Indonesia Alea selalu mengatakan kalau aku adalah sugar baby kesayangan dia.

Alea pernah mengatakan padaku bahwa dia tidak keberatan untuk membiayai hidupku.

" Tampaknya Aku mencintai seorang wanita yang lebih tua dariku, itu pasti adalah Karma yang telah Papa perbuat karena Papa telah berhubungan dengan seseorang yang tidak layak untuk menjadi kekasihmu. Dia bahkan lebih layak jadi anak Papa! Ckckck! sebelum Papa menghakimi orang lain. Lihatlah diri Papa sendiri di kaca yang besar itu!" aku pun langsung menarik tangan Ibuku. Karena aku sudah tidak tahan melihat ibuku yang terus saja dihina oleh Ayahku sendiri.

Kadang aku merasa heran sendiri dengan Papaku. Dia yang membuat banyak kesalahan di luar sana. Tetapi ibuku yang harus selalu menanggung amarah dan juga kebenciannya.

" Sudahlah Meyer jangan berantem lagi dengan Papamu!" Ibuku berusaha untuk menasehatiku agar bisa memaafkan kelakuan ayahku yang selalu saja merendahkan siapapun yang dianggap tidak sepadan dengan pemikirannya.

" Aku cape Mah!" ucapku sedih dan kesal.