Menjalani kehidupan rumah tangga sempurna adalah impian setiap wanita ketika memiliki seorang suami yang sangat mencintai dan menjadikan satu-satunya yang dicintai.
Namun, semuanya hancur ketika mengetahui bahwa pria yang selama ini dicintai telah menipunya dengan menciptakan sebuah konspirasi untuk bisa memilikinya.
Konspirasi apa yang membuat hidup seorang Diandra Ishana berubah penuh kepalsuan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dianning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak ingin melakukan kesalahan
Diandra yang saat ini masih bersandar di dada bidang sang suami, kini merasa sangat lega karena kembali mendapatkan sebuah dukungan.
"Sebenarnya yang aku butuhkan saat ini hanyalah sebuah dukungan darimu, Sayang." Diandra terdiam karena ingin menjeda ucapannya sebelum melanjutkan mengenai keinginannya.
"Iya, Sayang. Aku pasti akan selalu mendukungmu. Kamu jangan khawatir karena akulah orang pertama yang ada di belakangmu." Austin kini menoleh untuk melabuhkan kecupan lembut di kening Diandra.
Merasa terharu atas sikap penuh kelembutan dari sang suami, Diandra kini menarik diri agar pria yang memeluknya erat segera melepaskan. Kemudian, begitu ia lolos dari kuasa, menatap intens wajah pria dengan rahang tegas tersebut.
"Aku tahu itu, tapi ingin mengatakan sesuatu padamu."
"Mengatakan apa? Katakan saja, Sayang!" Diandra memicingkan mata karena kali ini merasa aneh ketika sang istri terlihat sangat serius.
"Aku ingin ganti dokter." Diandra akhirnya meloloskan keinginannya dan berharap seperti biasanya, yaitu sang suami langsung menyetujuinya.
"Memangnya kenapa dengan doktermu? Kenapa tiba-tiba?" Austin yang kini merasa ada sesuatu hal tidak beres, ingin mengetahui penyebabnya. Hingga jawaban dari Diandra seketika membuatnya terbahak.
Tentu saja Diandra seketika berbicara panjang lebar mengenai tanggapannya. "Aku tidak ingin berhutang budi pada wanita yang mengincar suamiku. Nanti wanita itu meminta balas budi dengan meminta suamiku bagaimana?"
"Aku jelas bisa membaca jika dokter itu mengincarmu dan tidak ingin jika kalian berdua berselingkuh di belakangku." Diandra berapi-api saat mengatakan apa yang ada di pikirannya.
Namun, melihat reaksi Austin, seketika ia langsung mencubit pinggang kokoh prua yang terkesan seperti menganggap jika kekhawatirannya berlebihan.
"Aku serius. Kenapa malah tertawa?" sarkas Diandra dengan wajah masam dan bibir mengerucut.
Saat tidak ingin menjadi sasaran ledakan amarah sang istri, kini Austin menahan diri untuk tidak tertawa atas ketakutan tidak berdasar dari sosok wanita yang ada di hadapannya tersebut.
'Seharusnya aku bisa mengatakan bahwa sebenarnya sangat takut jika kamu akan kembali pada Yoshi saat ingatanmu sepenuhnya kembali.'
'Mana mungkin aku akan tergoda pada wanita lain setelah perjuanganku untuk bisa mendapatkanmu, Sayang. Apalagi sudah ada Aksa yang menjadi ikatan batin di antara kita. Sayangnya aku tidak bisa mengatakan dengan jujur bahwa Aksa sebenarnya adalah putramu.'
Saat Austin sibuk bergumam sendiri di dalam hati karena tidak bisa mengungkapkan semuanya pada Diandra agar tidak merasa curiga padanya, kini kembali mendapatkan sebuah pukulan ringan pada lengannya.
"Sayang, kenapa hanya diam saja? Kamu bahkan sama sekali tidak menjelaskan apapun padaku untuk membela diri. Pasti saat ini kamu tengah memikirkan dokter wanita itu, kan?" Diandra bersungut-sungut karena merasa jika kekhawatirannya menjadi bumerang diri sendiri.
Apalagi begitu melihat respon dari sang suami yang kini malah seperti melamun. "Apa yang harus kulakukan jika suamiku memikirkan wanita lain?"
Hingga menyadari jika bibirnya seketika dibungkam oleh bibir tebal pria yang semakin membuatnya kesal. Refleks ia mendorong dada bidang suami karena membutuhkan sebuah jawaban, bukan keintiman.
Apalagi tidak ingin sang supir yang melajukan kendaraan melihat dari spion mobil ketika suami tidak tahu malu menciumnya.
"Aku ingin jawabanmu. Jadi, jangan mengalihkan semuanya dengan berbuat sesuka hati!" Diandra mengarahkan tatapan tajam, agar pria yang masih terlihat sangat santai tersebut segera membuatnya merasa aman dan tenang.
Saat Austin merasa sangat gemas dengan sikap istri yang menunjukkan rasa cemburu, tidak bisa meluapkan karena ditolak mentah-mentah.
Tidak ingin semakin terjadi kesalahpahaman, akhirnya mengatakan semua perasaannya. Kini, ia menggenggam erat telapak tangan dengan jemari lentik itu.
"Sayang, bukankah aku sudah membuktikan semuanya padamu? Lalu, apalagi yang harus kutunjukkan padamu agar percaya sepenuhnya padaku bahwa aku sama sekali tidak tertarik pada wanita lain. Apalagi kita sudah menikah dan itu membuktikan keseriusanku padamu, bukan?"
"Bahwa aku tetap pada pendirianku untuk menikahimu meskipun kondisimu yang tidak sempurna seperti ini. Sekarang katakan apa yang harus kulakukan agar kamu percaya bahwa aku tidak akan pernah berselingkuh dengan dokter wanita itu!"
Akhirnya kalimat terakhir Austin mewakili semuanya dan berharap mendapatkan solusi dari apa yang menjadi kekhawatiran Diandra. Hingga semua penjelasannya sama sekali tidak berarti begitu mendengar keinginan sang istri.
"Seperti yang tadi kukatakan. Aku ingin kamu mencarikan dokter lain. Bagiku, itu sudah memberikan bukti dan aku merasa lega jika suamiku tidak berinteraksi dengan dokter yang terlihat seperti penggoda itu. Apalagi aku tahu jika dokter belum menikah."
Satu-satunya cara untuk menghilangkan kekhawatiran Diandra telah dikatakan. Meskipun ia tahu jika perkataan sang suami memang benar adanya, tetap saja tidak membuatnya merasa lega, sehingga berharap akan bisa membuat pria itu mengerti dan memahaminya.
Di sisi lain, Austin kini memijat pelipis karena merasa pusing dengan keinginan sang istri. 'Padahal aku susah payah mencari dokter terbaik wanita karena tidak ingin istriku ditangani oleh dokter laki-laki.'
'Aku tidak ingin istriku disentuh oleh pria lain, sekalipun itu dokter sekalipun. Cukup sekali aku dulu melakukan kesalahan dan tidak akan pernah mengulanginya,' gumam Austin yang kini tengah memutar otak untuk mencari solusi dari keinginan sang istri.
To be continued...
kan sdah bahagia d austin sdh berubah jdi baik...