Aleia punya kesempatan untuk menyelamatkan Diora ketika kecelakaan menimpa mereka berdua. Namun Aleia pilih membiarkan sahabatnya itu mati.
Keesokan harinya setelah pemakaman Diora, dia meminta sang ayah untuk menikahkannya dengan Arkan-suami Diora dan menjadi ibu sambung Bryan-bayi yang masih berusia beberapa minggu.
Masuk ke dalam pernikahan yang seperti di neraka, tapi Aleia bukanlah wanita yang lemah. Bersama baby Bryan dia hadapi suaminya yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FM Bab 20 - Bagaimana?
Jika tentang Arkan, Aleia masih mampu menahan air matanya agar tidak jatuh sembarangan. Tapi jika tentang baby Bryan dia tidak mampu menahannya meski hanya sedikit.
Aleia menangis, mengemudikan mobilnya sendiri mengikuti mobil Arkan di depan sana.
Dia sangat cemas, sangat ingin memeluk baby Bryan untuk memberikan ketenangan. Terlebih Aleia ingat dengan jelas, bayi mungil itu menangis saat berada di gendongan Arkan.
Ya Tuhan, aku mohon, jangan beri sakit pada anakku. Batin Aleia. Begitu pilu hatinya.
Sampai akhirnya setelah beberapa menit di perjalanan, mereka tiba di rumah sakit terdekat, Rumah Sakit Terra Charitas.
Arkan turun dengan menggendong sang anak, membawanya ke ruang IGD. Aleia mengikuti, terus berada di samping pria itu meski tidak dianggap keberadaannya.
Selesai pemeriksaan, tidak ada hal serius yang terjadi. Baby Bryan hanya kelelahan karena sedang aktif-aktifnya bergerak, coba untuk tengkurap.
Hanya cukup diberi obat penurun demam maka panas baby Bryan akan turun.
Mendengar penjelasan sang dokter Arkan dan Aleia sama-sama membuang nafasnya lega. Tapi baby Bryan yang terus menangis tetap menimbulkan kecemasan tersendiri bagi keduanya.
Baby Bryan bahkan terus menangis saat sudah berada di dalam gendongan sang ayah.
"Dok, apa benar jika anak saya hanya demam? tidak merasakan sakit apapun di tubuhnya? tapi kenapa dia menangis terus?" tanya Arkan bertubi, nampak sekali kecemasan di raut wajahnya.
Arkan tidak ingin ada hal buruk sekecil apapun terjadi pada sang anak. Apapun akan dia lakukan untuk baby Bryan.
"Benar Tuan, baby Bryan memang hanya demam biasa. Hanya karena kelelahan, tentang dia yang terus menangis, bagaimana jika nyonya Aleia saja yang menggendongnya," jawab dokter wanita itu, dokter spesialis anak di rumah sakit ini. Sejak tadi dia melihat betapa Aleia ingin mendekat, namun Arkan tidak pernah memberikan ruang.
Dan mendengar ucapan sang dokter, Arkan pun terdiam. Sampai terdengar suara Aleia yang berucap ...
"Berikan padaku," pinta Aleia pula, tanpa perlu izin Arkan, Aleia langsung mengambil baby Bryan di gendongan sang suami.
Arkan tak berkutik, tak mempermasalahkan hal itu disini.
Dan tak butuh waktu lama setelah berada di gendongan Aleia, baby Bryan akhirnya tenang.
Sang dokter tersenyum, Aleia menangis dan menciumi anaknya. Sementara Arkan tergugu.
"Mommy disini sayang, tidurlah," ucap Aleia pada sang anak. Pelukannya terasa begitu hangat bagi baby Bryan, bayi mungil itu pun mulai memejamkan matanya.
Karena masih merasa cemas, malam itu mereka memutuskan untuk menginap di rumah sakit. Ruang VIP mereka ambil untuk kenyamanan sang anak.
Aleia tidur di ranjang yang sama dengan baby Bryan.
Sementara Arkan terus terjaga, duduk di sofa ruangan itu.
Masih menatap tidak percaya jika anaknya akan tenang di dalam dekapan Aleia. Dan dia sangat terganggu saat mendengar Aleia menyebut dirinya sendiri sebagai mommy, karena itu adalah panggilan baby Bryan untuk mendiang istrinya, Diora.
Tepat jam 12 malam Aleia bangun, dia merasa sangat haus. Cukup terkejut saat melihat Arkan masih terjaga dan menatap kearahnya tajam.
Aleia tidak peduli itu, tetep berjalan semaunya dan meminum segelas air putih.
"Baby Bryan adalah anakku dan Diora, seberapa pun kamu berusaha untuk dekat dengannya, kamu tidak akan pernah bisa menggantikan Diora, selamanya hanya Diora lah mommy nya baby Bryan," ucap Arkan tanpa perasaan.
Aleia tersentak. Sesaat berdenyut hatinya terasa nyeri. Tidak puas-puas Arkan terus menyakiti dia.
Seolah Arkan tidak lagi menganggap jika dulu mereka memiliki hubungan yang dekat. Tentang persahabatan yang pernah terjalin, seolah hilang begitu saja dari ingatakan pria itu.
Dia, Arkan dan Diora. Tapi sekarang Aleia seperti dibuang.
Dan setelah kembali meletakkan gelas itu di atas meja, Aleia menghampiri Arkan, berdiri di hadapan pria itu berjarak 4 langkah.
Entah bagaimana jadinya nanti, tapi kini akan dia ungkap.
Aleia melontarkan sebuah pertanyaan yang kembali menyulut amarah pria itu ...
"Bagaimana ... jika baby Bryan bukanlah anak mu?"
karena cinta Aleia jadi lemah walaupun dia tangguh,, tapi dihadapan arkan selalu lemah dan karena keiinginan aleia untuk merawat bryan,, arkan memanfaatkan keleman lea,, untungnya keluarga carter liat jadi enaklah langsung kena bogemm😅