Follow IG : @aryani aza
Ini kisah tentang seorang Rania yang tidak diinginkan oleh sang ibu. Seorang Rania yang tumbuh besar tanpa kasih sayang, yang selalu tegar dalam menghadapi segala ujian dalam hidupnya.
Seorang Rania yang tengah berusaha keras untuk terlihat baik-baik saja, padahal dia sendiri ingin melarikan diri dari hidupnya.
Begitu keras kisah hidupnya yang menabrak dirinya untuk pergi jauh dari kehidupan yang tengah dia jalani. Hingga Rania kehilangan arah dan tidak ada yang menuntunya ke jalan yang benar.
Tidak ada yang memberi pelukan kasih sayang terhadapnya, seorang Rania yang mencoba untuk berdiri di atas kakinya sendiri dan menopang segala beban kehidupan nya sendirian..
Akankah Rania bisa mengubah takdirnya? Dan menemukan pria yang bisa membuat hatinya bergetar serta menerima dirinya apa adanya?
LIKE.KOMEN.VOTE.BUNGA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani_aza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SLR. Di luar dugaan
Beberapa hari kemudian•
Sinar mentari pagi menyambut. Seperti biasa di hari hari yang sudah di lewati, Rania tengah melakukan kegiatan nya beberes rumah dari lantai bawah ke lantai atas. Setelah beres bagian dalam, Rania pun melangkah untuk menyapu halaman karna banyak dedaunan dan pasir yang berserakkan..
Rasa lelah, letih, capek sudah Rania rasakan! namun Rania sudah tidak perduli jika dirinya lebih banyak bekerja di bandingkan Nina, karna percuma dia mengeluh pada majikan perempuannya karna Rania pasti akan kalah dari segi mana pun.. Terutama Rania belum mahir berbicara, dan jika ia mengadu sekali pun! akan sulit baginya karna keterbatasan bahasa.. Apa lagi Rania sudah mengetahui jika Nina ada main di belakang dengan majikan laki-lakinya..
Mengingat tadi malam, Rania merasa jijik sendiri sudah melihat hal yang tak senonoh..
•
Flashback tadi malam•
Jam menunjukkan pukul 1:30 dini hari. Rania sudah terlelap tidur, sedangkan Nina belum tidur karna dia sedang menunggu Tuan Khamid datang berkunjung di kamarnya..
Tak lama, tuan Khamid membuka pintu yang tidak di kunci dan masuk tanpa menimbulkan suara sedikit pun. Nina tersenyum saat tau jika yang datang adalah pujaan hatinya lalu Nina turun dari ranjangnya memeluk mesra tuan Khamid..
''Apa istri tua mu sudah tidur?'' Tanya Nina sedikit berbisik di telinga tuan Khamid dengan sensual.
''Tentu saja dia sudah tidur, kamu tau sendirikan jika dia tidur sudah seperti orang mati nggak bisa bangunin.'' jawab tuan Khamid sambil merem*as bokong Nina.
Nina tersenyum dan langsung mencium penuh gairah, mengalungkan kedua tangannya di leher tuan Khamid. Begitu pun tuan Khamid, dia langsung terangsang saat Nina mencumbu di bagian belakang telinganya..
''Ssstt aaahhh..'' desah Nina tak tertahankan.
''Eummmm, aku selalu menginginkan nyaa Habibi (sayang).'' tuan Khamid lalu mendorong Nina ke ranjang, lalu bercumbu dengan penuh gairah dan saling memesrai satu sama lain..
Sampai-sampai mereka melupakan seseorang yang sedang terlelap tidur di ranjang yang berbeda..
Di sela sela kedua insan itu sedang bercumbu dengan penuh semangat dan keringat, tuan Khamid memandang Rania yang sedang meringkuk tertidur pulas. Dalam benaknya, tuan Khamid sedang berfantasi jika Rania lah yang berada di bawah tubuhnya sedang menjerit nikmat penuh daksa menyebut namanya..
Tuan Khamid ingin sekali memiliki Rania, namun ia sadar membutuhkan waktu untuk membujuk Rania seperti yang tengah Nina lakukan..
''Hummm.'' Rania membalikkan posisinya menghadap Nina yang sedang melakukan kegiatan suami istri. Hingga telinga Rania mendengar suara ambigu, yang mana membuat ia terbangun karna mendengar suara ranjang berdecit..
Rania membuka matanya dengan perlahan, namun saat matanya terbuka dengan jelas ia langsung terkejut melihat Nina dan tuan Khamid sedang melakukan posisi guguk menungging..
Deg.. Deg.. Deg.. Jantung Rania berdegub kencang, dia langsung memejamkan matanya kembali dan berpura-pura tidur. Namun telinga Rania begitu jelas mendengar suara desah kenikmatan di saat hentakkan demi hentakkan yang tuan Khamid lakukan..
''Aaaahh.. Yaaaa, Fuc** me so fast honey.. Yaaa.'' racau Nina
''Argh ini sungguh nikmat yaa habibty.. Arghh aku.. aaaahhhhkk..'' geraman panjang menggema di seisi kamar, membuat Rania memejamkan matanya dengan kencang sambil meremas selimut..
Rania tidak menyangka jika Nina bisa melakukan itu bersama majikan laki-lakinya, pupus sudah rasa kagum akan ketampanan yang sempat Rania lontarkan dalam hati untuk tuan Khamid. Dan kini Rania berpikir dalam benaknya jika dia harus berhati-hati terhadap majikan laki-lakinya..
Lain halnya dengan Nina yang tengah merasakan Fly dengan kenikmatan yang dia rasakan, rasa puas batin sudah Nina rasakan termasuk pundi-pundi rupiah yang akan masuk kedalam rekeningnya..
Nina mungkin 40% tkw yang mau kaya dengan cara yang instan, dia tidak memperdulikan resiko yang akan dia hadapi kedepannya..
Untuk itu, pernah tetua dulu mengatakan. Jika ingin pergi ke negara Arab harus kuat iman dan tekad. Jangan pernah sekali pun memberikan senyuman pada majikan Laki-laki jika tidak mau berakhir seperti Nina..
•
Flashback Off•
Madam Zena keluar dari rumah menuju mobil, ia akan berangkat kerja namun netra matanya melihat mobil masih kotor dan banyak pasir di kaca mobilnya. Membuat ia kesal lalu melihat Rania yang sedang menyapu halaman.
''Hei pembantu! sini kamu.'' Teriak madam Zena.
Rania dari kejauhan menggangguk lalu berlari menghampiri majikannya. ''Yaa madam.''
''Dasar pembantu nggak becus kerja! Kenapa mobilku tidak di bersihkan Hah! aku disini itu membayar mu bekerja, bukan berleha leha.'' bentak madam Zena.
''Maaf madam, saya belum sempat.'' jawab Rania (menggunakan bahasa arab)
"Besok lagi, aku mau mobilku bersih jika aku mau berangkat kerja! jangan kerjanya makan tidur doang kamu. Lihat itu Nina, pagi-pagi sudah berada di dapur dan mengerjakan pekerjaannya dengan benar.'' ketus madam Zena..
Braaakkk.. pintu mobil di tutup dengan kencang, lalu mobil itu pergi dari pekarangan rumah. Meninggalkan Rania yang mengelus Dadanya.. ''Arrogan sekali, apa jadinya dia tau kalau suaminya main sama pembantu yang dia percaya. Kasihan sekali.'' gumam Rania..
''Raniaaaaaaa.'' Teriak Nina bagaikan majikan, jika madam dan tuan Khamid sudah tidak ada di rumah.
''Iyaaa.''
''Sini kamu, kerjakan yang lain.'' Teriak Nina dari dalam rumah..
Rania mengelus dadanya, ''Sabar Ran, sabar.'' gumam Rania lalu pergi kedalam rumah..
•
•
•
•
•
Di lain hari•
''Ini siapa yang mencuci?!'' teriak Madam Zena pada Nina, karna baju yang kemarin dia beli terkena luntur baju yang lain.
Nina melihatnya dan terkejut, dia diam mencari cara agar dia tidak terkena marah oleh majikan perempuannya..
''Madam ini pasti Rania yang mencucinya Madam, sudah aku bilang jika urusan mencuci itu kerjaan ku! tapi sepertinya Rania malah ngeyel Madam.'' bohong Nina mengkambing hitamkan Rania atas kelakukan nya, sudah jelas-jelas Nina lah yang mencuci baju itu karna lalai tidak memperhatikan pekerjaannya..
Tapi apakah pantas menyalahkan orang lain atas kesalahannya? itu sama saja tidak mempunyai rasa kasihan terhadap orang yang dia kambing hitamkan..
''Kurang ajar! panggil pembantu itu.'' marah madam Zena sambil mendengus sebal.
Nina mengangguk dengan menyunggingkan bibirnya, lalu melangkah ke arah dapur dan mengabari Rania..
''Ran, di panggil madam tuh.'' ucap Nina melipatkan kedua tangannya dia dada.
''Tumben, ada apa yaa mbak kok aku di panggil.''
''Mana aku taaau, udah gih sana samperin! nanti keburu marah dia.'' usir Nina..
Rania mengangguk lalu memberikan pisau dan bawang kepada Nina, dan menghampiri madam Zena yang ada di ruang tv..
''Madam.''
''Kesini cepat!'' benatak madam Zena..
Rania pun mendekat pada madam Zena lalu........
•
•
...•••••...
...LIKE.KOMEN.VOTE.BUNGA...
tpi kok g lanjut lagi kongslett ya author nya 🤔🤔🤔
tetap semangat kak