Kakak readers tersayang, tolong jangan di boomlike ya! Budayakan kasih like setelah membaca. Terima kasih 🙏🏻
Saat dia dicampakkan oleh kekasihnya, dia bertemu dengan seorang lelaki yang kemudian menjadi suami sirinya.
"Dengar! Meski kita sudah menikah, tapi kamu jangan berharap banyak padaku, karena aku sudah memiliki seseorang yang aku cintai," Dave Sky Pradipta
"Aku tidak keberatan jika kamu menceraikanku sekarang juga. Lagipula pernikahan kita hanya siri," Sevia Kireina Dzakiya
Pernikahan yang awalnya dijalani tanpa cinta, tetapi saling menguntungkan untuk keduanya, mampu menumbuhkan benih-benih cinta tanpa disadari oleh Sevia dan Dave.
Sampai pada saat cinta semakin berkembang dalam pernikahan rahasia mereka. Keduanya sepakat untuk mengungkapkan perasaan di hari yang telah di tentukan. Namun ternyata, hari itu adalah awal dari perpisahan yang tidak mereka harapkan. Sementara tanpa Sevia ketahui, dia telah mengandung anaknya Dave. Mungkinkah cinta dapat menyatukan mereka kembali ataukah hanya menjadi sebuah kenangan yang tak akan terlupakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon thatya0316, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Resign
Hari yang cerah dengan semangat baru. Setelah semalam dia berpikir berulang kali, Sevia memutuskan untuk mengajukan surat pengunduran dirinya. Dia mungkin bisa berpura-pura kuat di depan orang lain, tapi hatinya tetap saja sakit saat melihat tatapan jijik dan muak dari teman kerjanya. Sevia tidak habis pikir kenapa mereka bisa memojokkannya? Padahal, selama ini dia selalu baik pada siapa pun di tempat kerjanya.
Dia sangat yakin dengan keputusannya. Apalagi Dave mendukungnya jika memang dia sudah tidak betah kerja di sana. Sesampai di perusahaan, Sevia langsung menuju ke ruangan HRD yang ada dilantai atas untuk memberikan surat pengunduran diri.
"Assalamu'alaikum, Mbak!" Sevia tersenyum cerah saat bertemu dengan Yuli, HRD yang menangani masalah absensi karyawan.
"Wa'alaikumsalam, Sevia! Ada apa ke sini, kamu mau ambil cuti?" tanya Yuli.
"Bukan, Mbak! Aku mau kasih ini. Aku minta maaf ya Mbak kalau banyak salah," ucap Sevia sendu.
Meskipun dia yakin untuk resign tapi hati kecilnya terasa berat jika mengingat kebersamaan dia bersama teman kerjanya yang selalu kompak. Namun semua itu mulai berubah saat dia di ambil oleh leader-nya untuk mengerjakan trial. Apalagi saat mereka tahu kalau Andika mantan pacar Sevia. Ditambah lagi dengan fotonya yang sedang bersama Mr. Arata, membuat teman-temannya menjadi tidak suka dan memandang jijik padanya.
Yuli langsung membuka amplop yang tadi diberikan oleh Sevia kemudian dia membacanya. Setelah tahu apa alasan yang ditulis oleh Sevia, barulah Yuli angkat bicara. "Via, kenapa kamu tidak nyaman bekerja di sini? Apa masalah gaji? Atau fasilitas perusahaan yang kurang? Apa pekerjaan mu terasa berat? Atau kamu tidak nyaman dengan teman kerjamu?"
Mendengar Yuli memberondong pertanyaan padanya, Sevia hanya menggelengkan kepala lalu berkata, "Di sini enak, Mbak kalau masalah gaji, fasilitas atau kerjaan. Aku ada masalah lain yang tidak bisa aku katakan."
"Apa masalah gosip yang grup chat?" tanya Yuli.
"Itu aku ...." Sevia tidak melanjutkan ucapannya karena Yuli sudah memotongnya terlebih dahulu.
"Kalau masalah itu, kamu jangan khawatir! Baru semalam perusahaan mengeluarkan aturan, tidak boleh membawa urusan pribadi ke dalam lingkungan perusahaan ataupun menyebarkan gosip dan perundungan yang membuat seorang karyawan menjadi tidak nyaman dalam bekerja. Untuk lebih jelasnya nih kamu baca sendiri kebetulan aku baru print untuk ditempelkan di Mading. Tapi soft copy-nya sudah disebar di semua grup chat karyawan," jelas Yuli yang sukses membuat Sevia melongo.
Kenapa kebetulan sekali, saat aku mau resign malah perusahaan seperti menahan aku untuk tetap bekerja di sini, batin Sevia.
Sevia membaca tuntas aturan baru, yang seperti sangat membela dirinya. Manakala kini dia sedang dirundung oleh teman-temannya karena sebuah gosip yang tidak benar. Akhirnya Sevia pun hanya pasrah saat surat pengunduran dirinya ditolak karena alasannya tidak bisa diterima oleh perusahaan.
Saat Sevia sedang berjalan dengan lunglai, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menariknya. Hingga dia masuk ke dalam sebuah ruangan yang sangat indah menurut penglihatannya. Sevia kaget ketika menyadari Dave yang sudah menarik tangannya.
"Dave," lirih Sevia.
"Kenapa lemas begitu? Apa pengunduran dirimu ditolak?" tebak Dave.
"Kamu tahu dari mana?" tanya Sevia heran.
Tanpa menjawab pertanyaan Sevia, Dave langsung menarik istrinya ke sebuah ruangan khusus di balik pintu yang seperti sebuah rak buku. Terlihat di sana begitu banyak komputer yang berjejer rapi. Sevia hanya bengong melihat ruangan yang dia lihat seperti yang ada di dalam film.
"Aku bisa melihat semua kegiatan karyawan di sini. Jadi aku bisa melihat apa yang kamu lakukan di bawah sana," jelas Dave.
"Kamu mematai aku?" tuduh Sevia.
Dave hanya tersenyum lalu membawa Sevia untuk duduk dipangkuan dia. Matanya mulai lapar saat dia melihat dua gundukan yang terpampang di depan matanya. Namun, saat dia akan memulai aksinya, terdengar suara Harry memanggil namanya.
"Dave, kamu di dalam kan? Tuan Andrea akan datang ke sini. Dia mendapat laporan kalau pabrik Cikarang ada masalah." teriak Harry yang sudah berada di ruangan Dave.
"Ah sial! Via kamu selamat kali ini, tapi nanti di apartemen kamu harus membayar dobel." Dave mengangkat Sevia untuk kembali berdiri karena dia harus segera bersiap untuk menyambut bos besarnya.
"Dave, aku mau sekarang." Sevia sengaja menggoda suaminya karena dia yakin pasti Dave tidak akan melakukan hal itu di saat bos besarnya akan datang.
Namun perkiraannya salah, Dave langsung menyerang bibirnya dengan bringas. Dia tidak memberikan Sevia kesempatan untuk bernapas. Sampai Dave merasa puas menikmati bibir mungil istrinya, barulah dia melepaskan pagutannya.
"Jangan memancingku! Aku selalu tidak bisa mengendalikan diri saat bersamamu," ucap Dave dengan mengelus bibir Sevia pelan untuk membersihkan sisa saliva yang menempel di bibir istrinya.
Setelah merapikan pakaiannya, Dave pun mengajak Sevia ke luar ruangan itu. Namun betapa kagetnya dia saat mendengar suara ketukan pintu di luar. Dave pun segera menyembunyikan Sevia di bawah kolong mejanya. Sementara Harry membukakan pintu untuk pemilik perusahaan tempatnya bekerja.
"Apa kabar Om?" tanya Dave yang sedikit gugup dengan menjabat tangan Andrea.
"Om baik, Dave! Om dengar ada masalah di sini, apa itu benar?" tanya Andrea seraya mendudukan bokongnya di sofa, yang diikuti oleh Dave dan Harry.
"Sedikit Om, masalah perundungan karyawan. Aku sudah meminta persetujuan Bang El semalam dan dia langsung acc aturan baru yang aku usulkan," jelas Dave.
"Syukurlah kamu bergerak cepat. Om juga tidak suka dengan perundungan yang mengakibatkan kinerja karyawan menurun karena merasa tidak nyaman dalam bekerja," ucap Andrea. "Untuk masalah peluncuran game virtual, apa ada kendala?" tanya Andrea kemudian.
"Semua bisa dikendalikan, Om. Berjalan sesuai dengan yang direncanakan," jelas Dave.
"Om suka kinerja kamu Dave! Kamu selalu mengingatkan Om pada salah seorang tenaga Ahli Om dari negara A yang meninggal karena kecelakaan. Dia cepat dalam bekerja tapi sepertinya dia sangat lamban dalam merebut hati seorang wanita," kekeh Andrea.
Dave hanya tersenyum hambar mendengar apa yang dikatakan oleh Andrea. Dia teringat kembali cerita tentang kedua orang tuanya yang dia tahu dari buku harian mamanya, Kalisa. Dave selama ini menyimpannya dan membaca buku harian itu diam-diam sehingga dia tahu tentang sejarah hidupnya meski tidak ada seorang pun yang mau menceritakannya.
"Apa dia Dave Matthew, Om?" tanya Dave dengan suara dengan sedikit bergetar.
"Ah iya betul! Tapi dari mana kamu tahu tentang dia?" tanya Andrea heran.
"Aku pernah mendengar ceritanya dari Om Al." Dave terpaksa berbohong pada Andrea karena tidak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya.
"Al mengenal Dave Matthew juga? Aku baru tahu sekarang dari kamu Dave." Andrea sangat kaget kalau besannya mengenal tenaga ahli yang sudah meninggal.
"Dia kekasih sahabatnya Om Aldrich, Kalisa."
...~Bersambung~...
...Dukung terus Author ya kawan! Klik like, comment, vote, rate, gift dan favorite....
...Terima kasih!...