(Proses Revisi) Kaisar adalah salah satu gelar penguasa monarki, kedudukannya bahkan lebih tinggi dari seorang raja. Namun, Kaisar Wira Atmadja adalah penguasa kegelapan di muka bumi ini. Sebut saja, berkelahi, mabuk-mabukan, dan seks bebas. Itu semua sudah menjadi kebiasaannya.
Status sebagai cucu pemilik yayasan membuat Kai sangat ditakuti di sekolah. Siapapun yang mengganggu kesenangannya, dia yakin orang itu tidak akan selamat.
Kai tumbuh dewasa tanpa cinta. Baginya hidup ini hanya miliknya. Tidak peduli pada ayah, ibu ataupun teman-temannya. Kai hanya mencintai dirinya sendiri.
Namun... semua itu berubah saat seorang gadis kutu buku bernama Krystal menciumnya di tengah lapangan.
"Jadi pacar aku."
Adakah yang lebih mengerikan daripada menjadi kekasih seorang Kaisar Wira Atmadja?
Bagaimana caramu untuk merubah Iblis, menjadi Malaikat?
Non Nobis Solum
Kita diciptakan tidak untuk diri kita sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Lucu
NOBIS
Chap 19
•
•
•
•
(gak mau update kalo like sama komennya dikit... hahah sekali-kali bilang gini ahh..)
Tidak ada yang paling mengejutkan bagi Krystal saat ini kecuali saat dia merasakan sentuhan benda asing di dalam mulutnya yang membuat tubuhnya merinding. Sontak Krystal mendorong bahu Kai sangat kuat hingga membuat kepala cowok itu membentur tembok cukup keras. Kai meringis, sementara Krystal terlihat begitu terkejut sambil menutupi bibirnya.
"Aww!" Ringis Kai.
"Kamu tadi ngapain?"
Kai mengusap bagian kepalanya yang baru saja terbentur. "Menurut lo!"
"Kamu cium aku."
"Iya, itu tau!" Sahut Kai kesal masih sambil mengusap kepalanya yang berdenyut. "Lo gila ya, sakit banget nih kepala gue!"
"Kenapa kamu tiba-tiba cium aku!"
"Nggak tiba-tiba, kan gue udah bilang!" Kai membenarkan posisi tubuhnya. "Tanggung jawab lo! Kepala gue benjol nih!"
Wajah Krystal memerah, manatap kaget ke arah Kai. Sedikit panik karena memang dia mendorong tubuh Kai sangat kencang hingga terdengar benturan yang keras.
"Aku refleks tadi, lagian kamu juga yang bikin aku kaget." Krystal melangkah maju sedikit. "emang sakit banget ya?"
Kai mendengkus. "Iyalah! Lo dorongnya sekuat tenaga! Bingung gue, badan doang kecil, tapi tenaga lo kayak badak! Makan apa sih lo!"
"Nasi." Sahut Krystal polos yang membuat Kai mengerjap jengkel. "Sini aku lihat kepalanya?"
Cewek itu menghampiri sisi ranjang, membungkuk sedikit untuk dapat melihat kepala Kai yang tadi terbentur tembok. Jarak mereka cukup dekat, hingga Kai bisa merasakan hembusan nafas Krystal di atas kepalanya.
"Mau ngapain lo?" Tanya Kai saat merasakan Krystal mengusap belakang kepalanya dengan rambut milik cewek itu.
"Katanya kalo kepala kita kebentur, harus di usap pake rambut, biar luka memarnya nggak membesar."
Kai berdecih. "Kata siapa? Sok tahu lo!"
Tangan Krystal berhenti, kemudian pandangannya turun ke arah Kai. Cowok itu menatapnya remeh, seolah-olah ucapannya barusan tidak masuk akal.
"Makanya, kamu jangan cuma suka balapan motor aja. Coba sekali-kali kamu searching di gugel tentang hal-hal yang bermanfaat." Krystal duduk di samping Kai. "Seperti misalnya, coba kamu cari 'obat yang bisa nyembuhin demam dengan cepat'."
Kai menatap Krystal dengan wajah jenaka. "Obatnya cium."
"Kaiiiii..." wajah Krystal kembali memerah. "Bukan itu! Kamu tuh nggak bisa serius ya."
"Ini gue lagi serius. Lihat nih muka gue, abis nyium lo tadi jadi seger gini." Ujar Kai sambil senyum-senyum tanpa dosa.
Krystal memberengut, kesal sekaligus malu. Mengapa Kai bisa sangat santai mengatakan soal ciuman, padahal sudah dua kali mereka melakukan itu. Rasanya seluruh tubuh Krystal memanas akibat malu yang kini dia rasa.
"Mana ada begitu."
"Ini buktinya gue." Sahut Kai santai.
"Kamu beneran harus minum obat deh, jadi ngaco gitu omongannya."
Melihat Krystal yang hendak membuka bungkus obat, membuat Kai menarik lengan cewek itu hingga tubuh Krystal memutar ke arahnya. Sangat dekat.
"Tuh 'kan jatoh." Krystal mencebik saat melihat satu butir obat yang baru saja dia buka bergelinding di atas lantai. Dia kembali menatap Kai. "Kamu kenapa tarik-tarik sih!"
Cowok itu tidak menjawab, Kai malah menyerukkan kepalanya di bahu Krystal. Tentu hal itu membuat jantung Krystal kembali berdentum keras. Seperti ada bara api yang tersulut, hawa panas menyerang sekujur tubuhnya.
"Gue nggak suka obat!" Sahut Kai.
"Kenapa?" Tanya Krystal ragu.
"Pahit." Satu kata yang juga dirasakan oleh seluruh orang yang meminumnya.
Krystal tersenyum, kemudian mendorong bahu Kai pelan. Kedua mata mereka saling bertemu, beradu satu sama lain.
"Kai kayak anak kecil, masa minum obat takut." Krystal terkekeh lalu menjulurkan tangan, mengusak rambut Kai gemas. "Kamu lucu."
Kai mengambil tangan Krystal yang berada di kepalanya, menggenggam erat tanpa melepas tatapannya pada cewek itu. Perlahan senyum Krystal memudar dan digantikan oleh kecanggungan yang membuatnya membeku.
Ditatap oleh Kai sedekat ini membuat Krystal bertanya-tanya, perasaan jenis apa yang sekarang sedang terkurung di dadanya. Rasanya sesak dan membuatnya gugup. Seperti ada sesuatu yang meletup-letup di dalam sana, perasaan asing yang belum pernah dia rasakan.
Sementara Kai, hanya mampu menatap mata Krystal yang terlihat berkilau dan memancarkan aura lugu. Terkadang, Kai memang tidak dapat memiliki segala kendali atas dirinya jika menyangkut Krystal. Apakah ini semacam sihir yang membuatnya selalu ingin mendekati cewek itu?
Kai tersentak saat mendapati hapenya berdering, sontak itu membuat pusat perhatian keduanya teralihkan. Kai segera merogoh kantong jaketnya, mengangkat panggilan tersebut.
"Kenapa?" Jawab Kai langsung pada orang di seberang sana.
Lalu, Krystal menunduk, menatap jari-jari tangannya yang saling memilin di atas rok sekolahnya. Mencari cara lain untuk mengurangi rasa gugup, tidak pernah sebelumnya dia merasakan debaran jantung yang begitu besar seperti saat ini.
Ingatannya kembali mengulang pada saat bibir Kai menyentuh bibirnya, lalu berubah menjadi *******-******* kecil yang membuat hatinya berdesir tidak karuan, dan saat itu Krystal hanya mampu mematung sambil mengerjap dengan bodoh.
Krystal merasakan pipinya kembali menghangat ketika ingatannya sampai pada saat dimana lidah Kai menerobos masuk, menjelajahi rongga mulutnya hingga kemudian Krystal dapat merasakan lagi jika lidah Kai mulai membelit lidahnya. Tentu hal itu membuat tubuh Krystal bergetar, dan sontak mendorong bahu Kai keras.
Itu ciuman mereka yang ketiga kali, ya jika diingat-ingat memang sudah tiga kali mereka berciuman, jangan lupakan saat Krystal memulainya lebih dulu waktu Kai meminta dirinya mencium cowok itu di tengah lapangan.
"Gue cabut."
Krystal buru-buru tersadar saat mendengar suara Kai, cowok itu sudah selesai berbicara di telepon dan memasukan kembali hapenya ke dalam kantong jaket.
"Kamu mau kemana?" Tanya Krystal seraya berdiri mengikuti Kai.
Dahi Kai mengkerut. "Sejak kapan urusan gue jadi penting buat lo!"
"Sejak kamu datang ke rumah aku dengan luka-luka di sekujur tubuh." tantang Krystal. "Lagian sakit ke rumah aku, bukan ke dokter sana."
"Dokter gak bisa nyembuhin gue!"
"Memangnya aku bisa?"
Kai menyeringai, sedikit mencondongkan tubuhnya hingga Krystal mengambil sikap defensif. "Mau bukti?"
Sontak mata gadis itu melebar. "Nggak."
"Bagus." Kai menyelonong pergi melewati Krystal begitu saja, membuat cewek itu menghela nafas lalu menarik pinggiran jaket Kai.
"Jawab dulu mau kemana?" Sergah Krystal.
"Kepo!"
Krystal semakin menarik pinggiran jaket Kai hingga cowok itu tidak bisa melanjutkan langkahnya.
"Nggak aku lepasin kalo kamu nggak jawab."
"Lo mau gue cium lagi?" Tantang Kai, sontak Krystal melepaskan genggamannya dan menutup bibirnya dengan kedua tangan.
Kai segera melanjutkan langkahnya dan keluar dari rumah Krystal, hingga kemudian cowok itu meninggalkan pekarangan rumah bersama dengan motor kesayangannya.
• • •
Kantin hari itu mendadak sangat ramai, topik tentang keluarga Atmadja mendadak menjadi ramai di perbincangkan oleh seluruh siswa di sekolah itu. Tak ada satu orang pun yang tidak tahu tentang keluarga Atmadja, pemilik yayasan dan perusahan Department Store terbesar di Indonesia.
Apalagi jika itu menyangkut Kevin Wira Atmadja, putra tunggal dan pewaris terbesar Coex Department Store saat ini. Sebelumnya, Kevin sempat diisukan memiliki affair dengan sekertarisnya di kantor, lalu isu itu berlanjut jika Kevin pernah tertangkap kamera sedang berada di salah satu hotel di bilangan Jakarta bersama seorang model cantik papan atas.
Namun, seiring berjalannya waktu, isu itu perlahan pudar. Bukan karena tidak terbukti, tapi bukan keluarga Atmadja namanya jika hal seperti itu tidak bisa dibungkam secara langsung. Uang mampu membeli segalanya.
Kali ini, lagi-lagi berita itu datang dari keluarga Atmadja, namun bukan dari Kevin, melainkan dari anaknya, calon pewaris tunggal Yayasan Atmadja, Kaisar Wira Atmadja. Beberapa pesohor berita menangkap isu kelakuan cucu Wira Atmadja yang gemar sekali mengikuti balapan liar. Kai, diberitakan memiliki sifat buruk dan nakal, hal itu tentu menjadi perbincangan seluruh sekolah, bahkan hingga sampai di luar sekolah.
"Lo nggak tau siapa bokapnya si Kai?" Luna menarik pundak Krystal untuk menghadapnya. Cewek itu mengangguk santai sambil meminum es teh yang dia beli di kantin.
"Cewek macam apa lo! Calon mertua aja nggak tau!"
"Aku nggak pernah nonton tv. Lagi juga, aku sama Kai--"
"Iya-iya.." serobot Luna kesal. "Udah apal banget gue, nggak usah lo sebut lagi!" Cewek itu kemudian berdecak dan melipat tangannya di depan. "Mau gue kasih berita lagi nggak nih tentang 'cowok yang lo sebut bukan pacar itu'."
Krystal mengikat rambutnya, lalu melirik Luna tidak peduli. "Aku nggak suka gosip."
"Ini bukan gosip! elah.. lo jadi cewek kaku amat sih, Krys! Lo nggak tau Kevin Wira Atmadja, lo nggak tau pemilik Coex Department Store, lo nggak tau bokapnya si Kai, jangan-jangan lo juga nggak tau gimana besarnya rumah keluarga Atmadja."
"Kalau itu aku tau." Sahut Krystal polos.
"Yang mana?" Tanya Luna penasaran, wajahnya terkejut hampir membulatkan kedua matanya. "Rumahnya si Kai?"
Krystal mengangguk.
"Kok bisa? Gimana caranya? Lo pernah kesana?"
Krystal mengangguk lagi.
"OHMAYGATTTTTTT.... lo kok nggak ngajak gue?"
"Kai waktu itu pernah ajak aku ke sana. Ketemu Kakek."
Luna memicik penuh curiga. Tidak ada satupun anak-anak di sekolah ini yang pernah memasuki rumah besar itu, bahkan jika itu Chandra dan Sean, kedua teman Kai pun belum pernah dia ajak ke sana. Tapi ini Krystal, gadis kutu buku di sekolahnya, gadis yang tidak populer sama sekali itu sudah pernah ke sana dan memasuki rumahnya bersama seorang Kaisar.
"Gilaaa... demi iblis-iblis yang nyangkut di dirinya Kai. Fix! Lo ceweknya Kai! Nggak bisa diganggu gugat!"
"Kenapa gitu?"
"Lo nggak tau gosipnya? Kai udah nggak tinggal di rumah itu. Katanya nih ya, dia di usir dari sana sama bokapnya, dan lagi, nggak ada satu anak di sekolah ini yang pernah masuk ke rumah itu. Bahkan Sean sama Chandra pun, yang notabennya sesama iblis nggak pernah di ajak Kai buat masuk ke rumahnya!"
Krystal terdiam, sedikit mencerna semua ucapan Luna barusan. Dari semua kalimat Luna, hanya satu yang mengganggu pikirannya.
"Kai diusir?"
"Hng.. karena waktu itu dia ketauan pesta narkoba dan ****." Luna menjeda kalimatnya. "Itu pernah masuk berita, tapi secepat kilat berita itu langsung terhempas, alias hilang dari peredaran."
"Narkoba?" Tanya Krystal tidak percaya.
"Iya.. tapi gue nggak percaya. meski Kai urakan, kayaknya dia gak make gituan deh."
Krystal terdiam, mendengarkan cerita Luna dengan penuh perhatian. Banyak hal yang tidak Krystal mengerti, apalagi jika itu menyangkut tentang Kai.
"Kai begitu gue rasa karena bokap nyokapnya deh. Dari kecil Kai nggak pernah diurusin sama nyokapnya, lebih parahnya lagi semenjak bokapnya Kai ketauan selingkuh, nyokapnya malah lebih sering ngabisin waktu buat kerja, kaya nggak perduli lagi sama anaknya."
Berbagai macam pertanyaan mulai berputar-putar di kepala Krystal, dan semakin banyak setelah dia mengingat kejadian kemarin, saat Kai tertidur di rumahnya dan terbangun karena mimpi buruk.
• • •
Hai genks!! ... terima kasih sudah membaca cerita ini.
Jangan lupa ya tekan Like, dan beri komentar. Kalau kalian suka dengan cerita yang aku buat, tolong beri rating bintang lima nya yaa..
terima kasih buat kalian yang sudah mendukung saya membuat cerita ini...
salam sayang,
anna ❤❤❤
sdh tidak terhitung berapa kali sudah membacanya... keren banget ceritanya