NovelToon NovelToon
Cooking With Love

Cooking With Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Tamat
Popularitas:975.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Neen@

"Dasar maling rasakan ini..!" Bugs..Bugs..Brakkk.. Jenar memukul maling itu dengan membabi buta. Setelah dirasa tidak ada pergerakan dari maling itu Jenar membuka mata.
"Whaaattt..! kenapa malingnya pakai jas rapi begini, jangan.. jangan dia tamu di restoran lagi, aduh bagaimana ini, lebih baik aku kabur saja"

Mahesa Jenar seorang gadis yang enerjik, penuh semangat, kecil, mungil dan sederhana yang bekerja sebagai asisten chef di sebuah restoran milik keluarga Akihiko.

Adam Athan Akihiko seorang pengusaha muda sekaligus pewaris tunggal Akihiko corporation yang banyak disukai gadis - gadis muda. Patah hati karena ditinggal kekasihnya Jesica yang seorang designer muda.

Karena suatu insiden harus memaksa mereka untuk selalu bertemu dan membuat suatu perjanjian. Apakah Jenar sanggup menghadapi Adam yang pemilih dalam hal makanan...

Hai perkenalkan aku Neen@
Ini adalah novel pertamaku, mudah - mudahan kalian suka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marah

"Masuk ke rumah sakit kenapa mbak?" tanya Jenar cemas. Setahunya ibu tidak pernah menderita suatu penyakit yang serius.

"Kecelakaan Jenar! Tabrak lari."

"Baik, aku segera pulang. Titip jagain ibu dulu ya mbak." ucap Jenar sambil memutuskan sambungan telepon.

"Ma, Jenar permisi pulang dulu ke Jakarta."

"Iya, hati - hati nanti Mama susul"

Jenar bergegas menemui Adam untuk meminta bantuan mengantarkannya pulang. Masih dengan berderai air mata Jenar mencari Adam dengan kebingungan. Tak berapa lama sosok yang dicari ada di samping kolam ikan milik Kakek.

"Adam.. Adam.. Adam..!" panggil Jenar.

Adam menoleh dan tampak terkejut dengan kondisi Jenar yang menangis.

"Antar aku pulang, ibu kecelakaan!"

"Hah, kecelakaan..!"

"Iya! antar aku pulang sekarang..!" mohon Jenar masih dengan berderai air mata.

"Tenang.. kamu tenang dulu, aku telepon mang Udin untuk bersiap..yah." ucap Adam sambil memegang pundak Jenar.

"Ada apa Adam? kenapa Jenar menangis?" tanya Papa Akihiko.

"Ibunya Jenar masuk rumah sakit pa, kecelakaan. Kami berdua belum tahu kondisinya makanya hari ini kami pulang." jelas Adam.

"Ya sudah kalian segera bersiap, Papa nanti yang akan menjelaskan pada Kakekmu, beliau sedang disawah."

"Baik Pa, terima kasih."

"Jenar kamu harus kuat oke, calon menantu keluarga Akihiko harus kuat." ucap Papa Akihiko.

"Terima kasih Pa, maaf Jenar harus kembali dulu ke Jakarta."

Papa Akihiko mengangguk dan membelai pucuk kepala Jenar "Hati - hati."

Mereka berdua bergegas masuk ke dalam mobil yang sudah dipersiapkan oleh mang Udin. Biasanya selama perjalanan Jenar selalu ceria, bercerita bahkan kadang bersendau gurau dengan mang Udin. Tapi kali ini hanya kesunyian, sepanjang perjalanan ia hanya diam sambil memandang ke arah jendela mobil.

"Kamu tidak apa - apa?" tanya Adam.

Jenar hanya menggeleng - gelengkan kepalanya dengan pandangan tetap ke arah jendela.

"Mau berhenti untuk minum dulu?"

"Tidak usah pak, lanjut saja. Saya ingin segera menemui ibu."

"Jenar." panggil Adam lirih. Jenar menoleh ke arah Adam. Sambil memegang bahu Jenar Adam berkata "Kalau kamu mau menangis, menangis lah, aku tidak akan mengolokmu."

Jenar memandang Adam dengan mata berkaca - kaca tak kuasa membendung lagi kesedihan dalam dirinya.

"Boleh saya pinjam dada bapak sebentar?"

Adam mengangguk tidak keberatan.

Perlahan Jenar menenggelamkan kepalanya di dada Adam "Hik..Hik..Hik.. Huuuaaaa."

Dengan perlahan Adam mendekap tubuh Jenar.

"Kita sebagai manusia adalah mahluk yang lemah, tidak perlu kita berpura - pura tegar, terkadang kita bisa sesekali menjadi lemah untuk kemudian kembali kuat."

Tangis Jenar semakin menjadi "Sampai saat ini saya hanya hidup berdua dengan Ibu, saya tidak sanggup bila harus kehilangannya. Cukup dengan kehilangan sosok Ayah sudah membuat hidup saya terpuruk."

"Aku bisa mengerti apa yang kamu alami, bagaimana rasanya kehilangan. Aku yakin ibu tidak akan apa - apa."

"Kami setiap hari hidup dalam kesederhanaan, saya sampai saat ini belum bisa membahagiakan ibu." ucap Jenar sambil terus terisak menangis.

"Orang tua tidak akan menuntut apa - apa dari anaknya, melihat anaknya hidup bahagia saja itu sudah merupakan kado terindah." ucap Adam sambil mengusap punggung dan membelai kepala Jenar untuk memberikan ketenangan.

"Apa betul yang bapak katakan?"

"Ya seratus persen aku yakin, ibu sudah bahagia dengan melihatmu tumbuh menjadi gadis yang baik dan mandiri, kamu jangan berpikir yang tidak - tidak..oke."

Mendengar penjelasan Adam Tangis Jenar semakin menjadi. Sepanjang perjalanan ia menangis di dalam dekapan dada Adam hingga akhirnya tertidur kelelahan.

Ia tertidur dipangkuan Adam, meringkuk seperti bayi.

"Neng Jenar tidak apa - apa tuan?" tanya Mang Udin. "Apa perlu kita berhenti dulu, tuan muda dari tadi belum makan?"

"Tidak usah mang, kita terus saja. Dia sudah tenang tidak perlu membangunkannya."

"Baik tuan."

Adam membelai pelan kepala Jenar, ternyata gadis ini rapuh juga. Gadis yang selama ini terlihat sangat tegar dan kuat ternyata menyimpan berbagai duka dalam hidupnya. Dengan kehilangan sosok seorang ayah pasti hal yang sangat berat yang harus dia tanggung. Semuanya akan baik - baik saja pendek batin Adam.

"Halo Shawn, cari informasi tentang kecelakaan yang menimpa ibunya Jenar, segera pindahkan ke rumah sakit keluargaku dan jangan lupa hubungi Reyhan." Adam menutup sambungan telepon.

Untuk kemudian ikut terlelap bersama Jenar.

"Tuan..tuan muda, kita sudah sampai rumah sakit." Adam terbangun karena mendengar panggilan mang Udin.

"Sssstt.. jangan keras - keras mang, nanti dia terbangun. Diruang berapa ibu Yati dirawat?"

"Diruang VVIP No 5 tuan."

Dengan perlahan dan sangat hati - hati Adam mengangkat dan mengendong tubuh Jenar masuk kedalam ruang rawat inap ibu Yati. Kemudian meletakkan di tempat tidur penunggu.

"Nak Adam apa yang terjadi dengan Jenar?" tanya ibu.

"Kecapean sepanjang perjalanan menangis terus bu."

"Anak itu, selalu pura - pura kuat padahal manjanya minta ampun, maaf harus merepotkan nak Adam."

"Bagaimana kondisi ibu..?" tanya Adam sambil duduk di kursi sebelah tempat tidur ibu.

"Kata dokter Reyhan besuk pagi kaki ibu dioperasi karena patah tulang."

"Maaf kami tidak bisa menjaga ibu".

"Tidak apa - apa nak Adam, namanya juga musibah, tidak ada yang tahu."

"Ibu istirahat saja biar saya disini berjaga - jaga."

"Terima kasih nak."

🍁🍁🍁🍁

Jenar mengerjap - ngerjap kan matanya karena silau dengan sinar lampu dalam sebuah ruangan. Tercium bau obat, dimana aku ini. Sambil duduk Jenar mengedarkan pandangan keseluruh ruangan. Aku sudah sampai dirumah sakit, dimana ibu, tempat tidurnya kosong. Jenar mengambil handphone nya dan menelpon Adam.

"Dimana ibu?"

"Diruang operasi."

Jenar menutup panggilannya dan bergegas menuju ke ruang operasi dengan berlari. Dilihatnya seorang laki - laki yang sangat dia kenal sedang duduk di ruang tunggu. Jenar melangkah mendekatinya.

"Mana ibu..?!" tanya Jenar ketus.

"Tenang.. duduk dulu."

Jenar kemudian duduk di sebelah Adam.

"Ibu sedang dioperasi, kakinya patah"

"Tega kamu ya!" ucap Jenar dengan nada tinggi.

"Maksudmu?" tanya Adam bingung.

"Disaat aku panik karena kondisi ibu, tapi kamu tega tidak membangunkan aku begitu sampai rumah sakit."

"Aku pikir kamu kecapekan jadi aku yang urus semua."

"Kamu tidak berhak ikut campur dalam kehidupanku, aku bisa memutuskan yang terbaik buat ibu tanpa bantuanmu!"

"Hei! aku hanya berusaha menolongmu."

"Tapi aku tidak suka dengan apa yang sudah kamu lakukan, mengambil keputusan tanpa persetujuanku."

"Ibu harus secepatnya mendapat perawatan Jenar."

"Minimal kau memberi tahuku! kalau ada apa - apa dengan ibu bagaimana?"

"Tidak akan terjadi apa - apa, dokter disini adalah dokter terbaik, ibu pasti akan sembuh."

"Tolong biarkan aku sendiri yang mengurus keluargaku, kamu tidak perlu ikut campur. Ingat kita pura - pura menjadi kekasih, tidak perlu mendalami peran terlalu dalam."

"Please Jenar berpikir yang Jernih."

"Saya mohon Bapak Adam Athan Akihiko yang terhormat tinggalkan saya..!" ucap Jenar mengusir Adam.

"It's Ok kalau itu mau mu!" Adam membalikkan badannya dan melangkah keluar ruangan meninggalkan Jenar sendiri. Tak berapa lama lampu ruang operasi padam tanda operasi sudah selesai.

Keluarlah dokter dari ruang operasi

"Keluarga ibu Yati."

"Ya saya Dok." Jenar berdiri menghampiri seorang dokter.

"Operasi berjalan dengan lancar, tinggal menunggu masa pemulihan saja dan terapi berjalan, pasien akan segera kita pindahkan ke ruang rawat inap sebentar lagi."

"Terima kasih Dok." ucap Jenar dengan mata berkaca - kaca karena bahagia. Jauh dilubuk hatinya perasaan bersalah menghantui atas apa yang sudah dia lakukan terhadap Adam.

Pasien telah keluar dari ruang operasi dan memindahkannya diruang rawat inap. Jenar menunggu dengan sabar sampai ibu siuman.

"Jenar.." panggil ibu lirih.

"Syukurlah ibu sudah siuman." ucap Jenar sambil mengenggam tangan ibu.

"Ibu mau minum?" tanya Jenar.

Ibu mengangguk pelan. Dengan cekatan Jenar mengambilkan minuman untuk ibu.

"Bagaimana keadaan ibu?"

"Masih agak sedikit pusing, mungkin pengaruh obat biusnya."

"Sebentar Jenar panggilkan dokter dulu ya." Jenar segera menekan bel, tak lama kemudian seorang dokter dan perawat datang untuk memeriksa kondisi ibu pasca operasi.

"Tidak apa - apa, kondisi ibu sangat baik, obatnya diminum teratur dan perbanyak makanan yang mengandung vitamin D agar cepat pulih."

"Terima kasih dokter."

Dokter dan perawat segera meninggalkan ruangan.

"Jenar, mana nak Adam?" tanya ibu.

Sontak Jenar yang mendengarnya kaget.

"E..e..itu bu tadi pulang karena ada rapat mendadak."

"Kamu harus bersyukur karena memiliki kekasih seperti nak Adam."

"Maksud ibu?"

"Awalnya ibu hanya di klinik kecil dekat rumah, kemudian ada beberapa orang utusan dari nak adam memindahkan ibu ke rumah sakit ini dan segera mendapat penanganan. Kalau terlambat sedikit kaki ibu bisa abses."

"Jadi Adam yang memindahkan ibu kesini?"

"Iya, apa dia tidak cerita."

"Mungkin tidak sempat bu."

"Ya, semalam katanya kamu nangis terus jadi tidak tega membangunkanmu dan menjadwalkan operasi lebih awal."

Aduh aku salah paham terhadapnya, bagaimana ini mau minta maaf tapi malu, kalau tidak minta maaf aku akan menjadi seorang pengecut.

"Jenar kok melamun?"

"Eh nggak kok bu, ibu mau aku kupaskan Apel."

"Ya boleh."

Sambil mengupas apel Jenar berpikir keras bagaimana cara meminta maaf pada pria sombong itu dan tentu saja mengucapkan terima kasih atas bantuannya menolong ibu.

"Halo Jenar."

"Eh dokter Reyhan."

"Bagaimana kondisi ibu setelah dioperasi?"

"Semakin membaik Dok."

"Syukurlah, seharusnya kamu lihat bagaimana para dokter disini harus mengadakan operasi dadakan, kalau tidak karena perintahnya. Tidak ada yang berani membantahnya, dasar Yakuza." ucap Reyhan sambil tertawa.

Sudah jelass ini, aku harus segera menemuinya, aku harus minta maaf.

Tok..tok..tok..

Jenar segera membuka pintu

"Mbak hana, mari masuk mbak."

"Bagimana keadaan ibu kamu?"

"Membaik mbak, operasinya berjalan dengan lancar."

Melihat ada dokter Reyhan disana Hana segera menyapa "Selamat siang Dok."

"Selamat siang Hana. Oya Jenar saya tinggal dulu, masih ada beberapa pasien yang harus aku lihat."

"Baik Dok, terima kasih."

Hana meletakkan buah - buahan di meja dekat tempat tidur penunggu.

"Mbak Hana , aku mau minta tolong."

"Minta tolong apa Jenar?"

"Jagain ibu sebentar, aku mau ke kantornya pak Adam mengantar makan siang."

Mbak Hana mengangguk tanda setuju.

"Bu.. aku tinggal dulu sebentar, mau antar makan siang ke kantornya Adam."

"Iya hati - hati dijalan, sampaikan salam ibu untuk nak Adam."

Jenar pamit dan tak lupa mencium kening ibu.

Sebelum ke kantor Adam, Jenar mampir ke supermaket sebentar untuk membuat masakan. Karena ia tahu Adam suka Sushi, kali ini ia akan membuat Sushi sebagai permintaan maaf. Setelah semuanya selesai ia segera mandi. Kali ini ia mengenakan Denim overall dress dikombinasi dengan white crewneck sweater. Dengan semangat Jenar menuju kantor Adam.

"Selamat siang, bisa bertemu dengan pak Adam?" tanya Jenar pada resepsionis.

"Tunggu sebentar saya tanyakan dulu, dari siapa?"

"Jenar dari restoran 'Avec Amour', mau mengantar makan siang."

"Bu Denisha ini ada mbak Jenar mengantarkan makan siang buat Bapak Adam.. oh begitu.. ya baik bu."

"Maaf mbak Jenar, Bapak Adam masih rapat."

"Kalau begitu saya tunggu disini saja."

Sementara itu suasana diruang rapat menjadi mencekam karena semua laporan tidak sesuai dengan keinginan Adam. Semua kena pinalti tak terkecuali Shawn Asistennya.

"Saya tidak mau tahu nanti sore kita adakan rapat lagi dan saya mau semua laporan sudah selesai dan sesuai target!"

"Maaf pak untuk sesuai target saya minta waktu sampai besok pagi." ucap Manager Pemasaran.

"Tidak apa - apa kalau kamu mau saya turunkan jabatanmu menjadi staf bagian pemasaran!" teriak Adam. "Kenapa kinerja kalian menjadi menurun begini!" teriak Adam sambil membanting hasil laporan masing - masing bagian.

"Maafkan kami pak." ucap semua yang berada didalam ruang rapat.

"Bagus, saya tunggu nanti sore. Kalian boleh keluar!" perintah Adam.

Shawn hanya diam karena dia tahu atasannya ini sedang bad mood sejak tadi pagi. Apa yang dilakukan oleh semua orang kantor selalu salah. Ada apa sebenarnya.

"Shawn!"

"Ya pak."

"Apa menurutmu aku salah jika selalu mengambil langkah sendiri?"

"Tidak pak." jawab Shawn

"Nah kamu sendiri mengatakan seperti itu, teganya dia menuduhku ikut campur dalam kehidupannya."

"Maaf, siapa yang tega terhadap bapak?"

"Siapa lagi kalau bukan si pendek itu..!"

Ah terjawab sudah siapa yang membuat atasannya itu bad mood sepanjang hari ini.

"Seharusnya dia minta maaf padaku, atas tuduhan yang tidak mendasar itu!"

"Iya pak."

"Apa aku yang harus menemuinya dulu?!"

"Lebih baik tidak pak."

"Betul katamu, untuk apa aku menemuinya, mau ditaruh mana mukaku ini!"

"Atau mungkin bapak ingin saya menelpon dokter Reyhan untuk menanyakan keadaannya."

"Ya.. ya.. ide yang bagus, karena sejak tadi malam dia belum makan." Shawn kemudian mengambil handphone dalam sakunya untuk menelepon dokter Reyhan.

"Tunggu.. tunggu..! kamu tidak perlu menelepon Reyhan yang ada nanti dia akan mengolok - olok aku."

"Baik pak." ucap Shawn sambil menghela napas panjang. "atau bapak ingin saya buatkan kopi agar bapak lebih tenang."

"Baiklah buatkan aku secangkir kopi."

Shawn segera keluar ruangan. Dilihatnya meja Denisha sedang kosong. Kemudian dia menuju cafe di lantai dasar. Cafe ini memang ditujukan untuk Adam dan relasi bisnis bila datang berkunjung. Tiba - tiba Shawn melihat seorang dewi penyelamat sedang duduk di lobby.

"Jenar."

"Pak Shawn." jawab Jenar sambil menoleh ke arah Shawn.

"Kenapa tidak naik keatas?"

"Kata mbak resepsionisnya pak Adam baru rapat tidak bisa diganggu."

"Sudah berapa lama kamu disini?"

"Hampir dua jam pak."

"Baik tunggu sebentar." Shawn meninggalkan Jenar menuju meja resepsionis.

"Dewi apakah kamu tadi yang menerima tamu bernama Jenar?"

"Betul pak."

"Atas dasar apa kamu menyuruhnya menunggu disini?"

"Tadi mbak Denisha bilang, pak Adam tidak bisa diganggu."

"Oke kali ini saya maafkan, lain kali kalau dia kesini suruh langsung naik ke ruang pak Adam mengerti?"

"Baik pak." ujar Dewi ketakutan.

Shawn segera meninggalkan meja resepsionis untuk kembali menjemput Jenar dilobby.

"Ayo Jenar kita keatas."

"Baik pak."

Mereka berjalan menuju lift untuk naik ke atas.

"Ada keperluan apa kamu kesini?" tanya Shawn membuka pembicaraan.

"Ehmm mau mengantar makan siang sekaligus minta maaf atas kesalah pahaman saya."

"Bagus." gumam Shawn.

"Bagaimana pak?" tanya Jenar

"Tidak apa - apa, kamu membawa apa?"

"Sushi kesukaan pak Adam sama kopi, mudah - mudahan kopinya masih panas."

Ting.. akhirnya pintu lift terbuka. Jenar selalu suka jika berada dalam ruangan Adam pemandangannya bagus dan asri.

Tok..tok..tok..!

"Masuk!" perintah Adam. "Kenapa kamu lama sekali Shawn?! Kamu mau saya pe____!" suara Adam tertahan karena melihat sosok kecil mungil yang seharian tadi membuatnya bad mood.

"Maaf pak tadi saya bertemu dengan nona Jenar di bawah."

"Baiklah kamu boleh keluar." Ada senyum di sudut bibir Adam.

Shawn segera keluar, tinggallah mereka berdua.

"Mau apa kesini?!" tanya Adam

"Mau mengantar makan siang untuk bapak."

"Kalau cuma untuk itu taruh saja makanannya di meja, kamu boleh keluar."

"Ehmm saya membuat Sushi dan kopi khusus buat bapak."

"Ya sudah taruh saja dimeja." Adam setengah mati menjaga imej nya.

"Hmmm.. pak Adam saya mau minta maaf." ucap Jenar lirih. Sebenarnya Adam bisa mendengar tapi tidak semudah itu Jenar.

" Aku tidak mendengar!"

"Saya mau minta maaf pak." ucap Jenar meninggikan suaranya.

"Aku tidak melihat ketulusan dimatamu."

"Bagaimana bapak bisa tahu saya tidak tulus? memandang saya saja bapak tidak mau."

Adam membalikkan badannya menghadap Jenar. Kemudian mendekat kearah Jenar dan bahkan sangat dekat.

"Mana ketulusanmu itu?" ucap adam sambil sedikit menunduk memandang Jenar.

Sambil mengangkat kepalanya keatas memandang Adam Jenar berkata "Tuanku Adam yang baik hati, tampan dan suka menolong hamba minta maaf atas kelakuan hamba tadi pagi, mohon maafkanlah hamba." ucap Jenar dengan puppy eye.

Adam tersenyum kemudian menjetikkaan jarinya di dahi Jenar "Aaauuww, sakit pak!"

"Itu hukuman karena kamu tidak pernah berpikir panjang."

"Jadi saya di maafkan tidak?" tanya Jenar sambil mengusap - usap dahinya.

"Iya..iya.. dasar pendek."

Tiba - tiba Jenar memegang tangan Adam dan mengaitkan jari kelingkingnya ke jari keleingking milik Adam. "Ini baru sah." ucapnya sambil tersenyum.

"Mana makan siangku?" tanya Adam untuk mengalihkan dari situasi ini.

"Oh ya, mari silahkan duduk tuan Adam, hari ini chef Jenar khusus melayani tuan". ucap jenar sambil bertingkah layaknya pelayan melayani rajanya.

"Hahahhhh!" Adam tertawa terbahak - bahak melihat tingkah Jenar.

"Silahkan dinikmati Sushi dan secangkir kopi ini."

"Hmmm.. Sushi ini benar - benar enak, Papa harus merasakannya pasti dia akan ingat kampung halamannya. Kopi apa ini rasanya juga cukup enak?"

"Hehehehh.. siapa dulu chef Jenar." ucap Jenar membanggakan dirinya. "Ini memang kopi biasa pak cuman saya membuatnya menggunakan arang dan cara menyeduhnya yang berbeda, tinggal dicampur krim susu dan gula aren, jadi deh."

"Pinter kamu."

"Saya senang bapak menyukainya, untuk membawa kehadapan bapak saja saya penuh perjuangan."

"Maksud kamu?"

"Saya menunggu dua jam di lobby bawah, karena keterangan resepsionis bapak sedang rapat penting. Tidak bisa diganggu."

Sialan minta dipecat apa resepsionis itu, tunggu nanti sampai urusanku dengan Jenar selesai. kamu akan kena sangsinya.

"Pak Adam."

"Ya."

"Saya mau mengucapkan terima kasih atas semua yang telah bapak lakukan pada ibu, saya akui saat itu saya emosi karena bapak tidak diskusi dahulu dengan saya dan tahunya ibu sudah dioperasi."

"Saat itu aku juga minta maaf karena mengambil keputusan sendiri, yang ada dipikiranku saat itu adalah ibu harus segera diselamatkan."

"Terima kasih atas perhatiaan bapak dan semua yang telah bapak lakukan untuk keluarga saya."

"It's okey. Never mind."

"Kalau begitu saya permisi dulu kasihan ibu sendirian di rumah sakit."

"Hmmm." ucap Adam sambil mengangguk.

Jenar membersihkan bekas makanan dan segera bersiap meninggalkan ruangan Adam

"Jenar tunggu." panggil Adam.

"Ya pak." Jenar membalikkan badannya.

"Terima kasih makan siangnya." ucap Adam sambil tersenyum dan mengusap pucuk kepala Jenar.

Deg..deg..deg.. duh sakit jantungku kambuh lagi. Aku harus segera pergi sebelum pingsan batin Jenar.

"Sama - sama pak." ucap Jenar sambil mengerlingkan matanya kemudian berjalan keluar ruangan.

Gila gadis itu semakin membuatku penasaran. Adam segera menelepon Denisha "Suruh Shawn masuk!"

Tok..tok..tok..!

"Masuk."

"Shawn kamu batalkan rapat nanti sore, kamu jadwalkan ulang rapat buat besok siang."

"Baik pak"

"Nanti sore siapkan pakaian dan parcel buah karena aku akan menjenguk ibunya pendek dirumah sakit"

"Baik pam"

"Kamu tahu shawn, hari ini pendek begitu lucu. kamu lihat pakaiannya.. hahahahhh... seperti anak kecil imut sekali" ucap Adam sambil tertawa.

"Iya pak."

"Shawn siapa resepsionis yang menyuruhnya menunggu hingga dua jam, pindahkan dia ke cleaning service."

"Mohon maaf pak, resepsionis sudah konfirmasi ke atas."

"Terus."

"Tapi ditolak oleh Denisha karena bapak sedang rapat penting."

"Panggil Denisha kemari."

"Baik pak."

Tak lama kemudian Denisha masuk ke dalam ruangan Adam.

"Bapak memanggil saya?"

"Ya, apakah kamu yang menyuruh Jenar untuk menunggu dua jam lamanya hingga makan siangku terlambat?"

"Maaf pak saya tidak tahu kalau bapak ada janji dengan Jenar."

"Baik kali ini aku maafkan, tapi kalau aku tahu bahwa kamu melakukan ini dengan sengaja kamu saya pindah tugaskan!"

"Maaf, sekali lagi saya minta maaf, saya tidak akan mengulanginya lagi."

"Baik kamu boleh keluar."

"Terima kasih, saya permisi pak."

Denisha segera pamit keluar ruangan Adam.

Sialan kau gadis udik, kecil, dekil tunggu pembalasanku batin Denisha geram.

🍁🍁🍁🍁

1
Trimulyati Trimountea
pria idaman bgt
Yenni Ajah Lah
Luar biasa
bunda DF 💞
luar biasaaa,, suka bgt sm ceritanyaa
nina widanarti: mksh dukungannya..🥰
total 1 replies
Ida Rodiah
karya yang sangat menarik
Esih Mulyasih
Luar biasa
Esih Mulyasih
Lumayan
yurrimm
sama aja pemerkosaan siiih ini jatoh nya walaupun di akhir si cewe kenikmatan juga, jangan di normalisasi kan yaaa semua.

kita berhak nolak, apalagi case yang kayak gini sangat berhak buat nolak
Aisyah Isyah66
Luar biasa
Nada Sunaryo
perasaan 20x15 mah termasuk gede lah Thor😁😆. perumahan type 36 aja kalah ituuu🤭
altanum
ceritanya menarik banget diawal2....
maaf mengkritik sedikit y thor, mendekati ending konflik nya terlalu dipaksakan jd feelnya mlah tidak mengena.
terus semangat berkarya thor...,❤️❤️❤️
nina widanarti: iya.. terima kasih dukungan dan masukannya.. bisa menjadikan motivasi utk trs berkarya..🥰
total 1 replies
Mei Wulandari
malahh turuu to dam dam,😪
Mei Wulandari
suami durhakim
Mei Wulandari
kekellll ak thor
Roslina. Rafidzi
Luar biasa
Mei Wulandari
busukkk
Mei Wulandari
,😂😂😂
Mei Wulandari
ak juga rindu,🤭
Trimulyati Trimountea: so sweet
total 1 replies
Mei Wulandari
hahahaha.... pemikiran bagus jenarr😂
Mei Wulandari
aaaapaaan tuhh mm indiraaa
Mei Wulandari
yeeeeeeeee🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!