* Alexandro Hutomo dan Alexandra Narnia *
Kehilangan dokumen membuat Xandra terjebak harus menjadi pembantu di rumah pemilik perusahaan dimana seharusnya ia bekerja.
Susah membuat orang percaya saat kita tak memiliki bukti ~ Xandra.
Penawaran tidak pernah datang dua kali, jika tidak silahkan tinggalkan tempat ini, jika ia mari kita pulang~ Alex.
Kita tidak tahu kemalangan apa yang akan menimpa kita, jika keberuntungan selalu ada dipihak kita~Xandra.
Mari kita lihat siapa pemenangnya~ Alex.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mundur Alon-alon
Anggap ini Alexandra Narnia
Alexandro Hutomo
------------------------------------------------------------------------
" Charles "
Xandra berhenti, mengerjap-ngerjapkan matanya, ingin memastikan bahwa pandangannya tidak salah. Namun banyaknya karyawan yang lalu lalang melihat fokus penglihatannya berkurang.
Ia mempercepat langkahnya menghampiri tempat dimana Charles tadi berdiri, namun orang yang ia cari sudah tidak ada.
Xandra berjalan menuju lift, namun lift masih ada yang menggunakan jadi dia harus menunggu.
" Mbak Xandra"
Xandra mencari arah suara yang memanggilnya.
" Reno"
" Mari ikut saya, bapak bilang mbak suruh menunggu di ruangan saya" ucap Reno
" Memang kenapa, biasanya saya juga nunggu di ruangan pak Alex" tanya Xandra.
" Bapak sedang ada tamu" ucap Reno
" Oh gitu, kalau begitu saya mau ke toilet sebentar, nanti saya ke ruangan kamu. Ruanganmu yang itukan" Xandra menunjuk pintu ruangan Reno.
" Ya sudah saya ke sana sebentar, kamu masuk aja dulu ke ruangan kamu" pinta Xandra.
" Baiklah kalau begitu, saya masuk dulu kalau begitu" Reno melangkah menuju ruangannya, dan Xandra berlari menuju ruangan Alex tanpa sepengetahuan Reno.
Di ruangan Alex
" Bagaimana kabarmu bro?" Alex kini duduk di sofa ruangan Alex
" Seperti yang kamu lihat, tetap tampan" gurau
Charles dengan nada yang dibuat sombong.
" Percaya... Dan pasti tetap dengan gelar Don Juan" ucap Alex.
" Pasti itu, tapi saat ini aku masih mencoba untuk belajar setia bro" ucapnya serius
" Sejak kapan?" tanya Alex ragu, " semoga saja kamu benar-benar belajar untuk seperti yang kamu katakan.... setia"
" Hahaha " mereka serentak tertawa bersamaan.
Namun tawa mereka terhenti karena pintu terbuka
" Charles " Xandra tak salah saat tadi melihat, ternyata benar.
" Nia, kamu disini?" Charles menghampiri Xandra yang masih berhenti di depan pintu.
Mereka berpelukan disaksikan kedua mata Alex.
*Jika mereka sedekat ini, aku harus bagaimana? apa aku katakan saja pada mereka untuk menghentikan ini. Suara hati Alex.
Apalagi Charles bilang, dia mulai belajar setia. Apa yang harus aku lakukan*.
" Kamu ngapain ke sini kak? Kenal sama pak Alex?" tanya Xandra, mereka duduk berdekatan nyaris tanpa jarak, dan itu
di depan mata Alex.
" Aku lagi ada perjalanan bisnis Nia, dan sekalian mampir ketempat kerja sahabat aku" jelas Charles.
" Oh, jadi pak Alex itu sahabat kak Charles"
" Iya seperti yang kamu tahu, sekarang aku ada di sini untuk bertemu dengannya, iya kan bro" Charles meminta pembenaran ucapannya pada Alex, dan tanggapan Alex hanya anggukan tanpa ucapan.
" Kamu kenapa bro? Kenapa jadi tak bersemangat? Ayolah, kita harus rayakan pertemuan ini. Bagaimana kalau kita makan di luar, kamu mau kan Nia?"
" Mau banget kak" ucap Xandra semangat
" Maaf banget tapi bro, aku ada meeting sebentar lagi, dan kamu tau apa itu artinya... "
Alex memberi alasan agar dia tak harus pergi bersama.
*Menyaksikan disini saja sudah sesak, apalagi jika harus berlama-lama bersama mereka, mana sanggup hati abang dek...
Kenapa harus kamu Charles, jika orang lain mungkin tak akan seberat ini*.
" Ya sudah, kami berangkat Alex. Maaf bro harusnya kita bisa ngobrol lama, hanya saja aku juga sudah lama tidak bertemu Nia-ku"
Nia-ku.... dia mengklaimnya
" Ya... selamat bersenang-senang"
Bahkan aku kini mendoakannya
" Dah pak Alex, ayo kak" ajak Xandra, mengamit lengan Charles.
Kenapa rasanya tak rela melepasmu pergi dengannya.
Hanya iringan pandangan mata Alex yang menatap perjalan sepasang kekasih, yang keluar dari ruangannya.
Sepertinya aku sudah kalah sebelum berperang dan belajar untuk mundur teratur
Maaf upnya cuma sedikit untuk hari ini
Tapi jangan lupa tetap kasih jempolnya, karena....
Jempolmu semangatku
Salam ~ Fillia ~