Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.
Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.
akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?
atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kalau gak ada cakra, berarti boleh dong gue dicium lo.
19
Hari minggu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, terutama raisa, ia sedang menggulungkan diri dibalik selimut, bermaksud memanjakan diri dengan cara tidur seharian.
Seorang anak kecil masuk kedalam kamar raisa, ia merangkak naik keatas kasur, mengguncang tubuh raisa pelan.
"kak raisa bangun" bisiknya pelan ditelinga raisa
"apa sih cak, kakak ngantuk" jawabnya dengan suara serak, khas orang bangun tidur, ia kembali menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuhnya
"ishhh kakak jangan malas-malasan, ayo kak, main, kak raisa bangun, bangun, bangun" paksa cakra dengan suaranya yang cempreng, anak kecil itu melompat-lompat dikasur raisa, membuat raisa akhirnya bangun, lalu mengucek-ngucek matanya.
"Emang mau ke mana sih cak?" tanya raisa sambil mengikat rambut yang berantakan menjadi satu.
"Main, kakak siap-siap ya sekarang, mandi yang bersih, aku tunggu, 10 menit harus selesai" ucap anak itu cepat dan langsung berlari keluar entah ke mana.
Raisa menghela nafas kasar, ia terpaksa bangun dan merapikan tempat tidurnya, itu ia melangkah ke kamar mandi untuk menyegarkan diri.
💫💫💫
"Mau bawa kakak ke mana cak?" tanya cewek itu penasaran karena matanya saat ini ditutup dengan kain oleh cakra, anak itu membawa raisa ke taman belakang.
Sesampainya di taman belakang, cakra melepas genggaman tanggannya pada raisa dan menepuk tangan dua kali, seseorang berjalan mendekati cakra, anak itu tersenyum lalu mengacungkan dua jari jempol pada andika, cowok itu ikut mengacungkan jempol dan tersenyum, iapun berdiri di belakang raisa
"kak raisa udah siap kan?"
"iya siap"
Andika membuka kain penutup mata raisa, cewek itu mengerjab beberapa kali untuk menstabilkan pendangannya yang sedikit buram, raisa menatap kagum sesuatu yang ada di depannya, cewek itu tersenyum melihat pohon besar yang telah dihias di belakang mansion, di bawahnya ada karpet lipat yang diatasnya sudah disiapkan berbagai macam makanan dan minuman.
"jadi cakra ngajak kakak piknik nih?" goda raisa sambil mencubit pipi cakra pelan, anak itu menganggukkan kepala, raisa pun tersenyum, berjongkok dan mengecup pipi cakra singkat tanpa menyadari keberadaan andika yang berada di belakangnya.
"Ssttt sial gue kalah start sama bocah' batin andika berujar
"Makasih, kakak suka"
"Ekhemmm, sama-sama, cakra doang nih? guenya nggak?" raisa menoleh ke belakang, ia berdiri, dengan satu alis yang terangkat, bingung, melihat bibir andika yang kini sudah maju.
"Jadi.... lo... "
"Iya, gue sama cakra" potong andika cepat, cowok itu melipat tangannya di depan dada merajuk.
Raisa dan cakra saling pandang, mereka berdua menahan tawa melihat tingkah andika yang sudah seperti anak kecil saja.
"Ya udah makasih ya, karena lo udah nyiapin ini semua buat gue" raisa tersenyum tulus, membuat cowok itu bungkam melihat senyuman tulus raisa.
"Manis banget sih" batin andika gemes, ingin rasanya ia mencium bibir raisa yang tepat berada di depannya saat ini atau mungkin ingin lebih dari itu, tapi cowok itu mengerti situasi.
"Ininya mana? masak cakra doang 🙄" tanya andika dengan menujuk pipinya sendiri, raisa membulatkan mata dan langsung mencubit lengan andika agak kuat
"Awww kok dicubit sih" protes andika memegang cubitan raisa tadi, meski sebenarnya cubitan itu tidak seberapa.
Raisa membelalakkan matanya lalu mencubit andika lagi sambil melirik cakra memberi isyarat bahwa ada anak di bawah umur disana.
"Kak raisa, ayo makan" cakra melangkah lebih dulu dan duduk diatas karpet.
Raisa hendak melangkah namun tangannya dicekal andika, cowok itu mendekatkan bibirnya ditelinga raisa
"Kalau nggak ada cakra, berarti boleh dong gue dicium lo? " goda andika menaik turunkan alisnya, raisa memalingkan wajahnya karena pipinya sudah merah padam sekarang, cewek itu bungkam tidak tahu harus menjawab apa.
"Kak raisa kak dika ayo" desak cakra berkacak pinggang karena raisa dan andika tidak kunjung bergerak dari sana.
"Iya iya" raisa melangkah mendekati cakra diikuti andika di belakangnya, raisapun duduk di samping kanan cakra, sedangkan andika di samping kiri cakra, mereka menyantap makanan sambil sesekali bercanda ria, mereka sudah seperti sebuah keluarga harmonis yang saling melengkapi satu sama lain
"Piknik gak ngajak-ngajak, nggak asik lo bertiga"
"Tahu, kita kan juga mau" seru kelvin dan revan bergantian, mereka duduk di sisi lain karpet dan langsung menyambar makanan yang ada di hadapan mereka.
"Kak kelvin sama kak revan ganggu ketenangan aja" gerutu cakra melihat kedua makhluk yang ada di depannya ini, anak itu melipat tangan di depan dada.
"Etdah, pelit amat lo jadi bocah"
"Jangan mulai deh vin" sela andika, itu menggelengkan kepalanya pelan
"Udah-udah, nggak usah ribut, kita makan sama-sama aja" kini giliran raisa yang angkat bicara.
"Tuh, si raisa aja ngizinin, masak lo berdua kagak"
"serah lo deh vin"
Revan sama sekali tidak mengubris percakapan diantara mereka, toh ini makanan kan untuk semua orang, dan dari tempat yang sama, kenapa juga harus izin ya kan 😌.
"Kak kelvin kalau mau makan ada syaratnya"
"Ape"
Cakra mendekat pada kelvin untuk membisikkan sesuatu, kelvin tersenyum menganggukkan kepala, membuat cakra mengacungkan jempol mantap.
Raisa dan andika saling pandang satu sama lain, bingung melihat tingkah cakra dan kelvin.
Tanpa disadari semua orang, ada seseorang yang menatap mereka dari kejauhan, lelaki itu tersenyum melihat aktivitas semua orang yang terlihat rukun dan bahagia.
💫💫💫
Revan menatap kelvin dari atas sampai bawah, penampilan cowok itu sangatlah rapi menurutnya.
Revan duduk di depan sofa kamar kelvin sambil terus menatap cowok di depannya ini yang sedang siap-siap entah ingin pergi ke mana.
"Mau ke mana lo, rapi bener?"
"Kepo lo, kayak dora"
Revan berdecih pelan mendengar jawaban kelvin, cowok itu melangkah keluar dari kamar, revan pun ikut bangkit dan mengikuti langkah kelvin menuju ruang keluarga di bawah.
Revan duduk di samping andika, di sana juga ada erland dan reza yang sedang menonton acara di TV.
"Mau ke mana lo vin?" tanya reza saat cowok itu hendak melangkah menuju pintu ruang utama.
"Wih rapi bener lo" timpal andika ikut mengomentari
"Mungkin mau jalan sama ceweknya" tebak erland menggoda kelvin
"Kepo lo semua kayak dora" jawab cowok itu santai
"Anjir, lo monyetnya dora" balas reza tidak mau ka
"Bodo amat yang penting gue ganteng, gue berangkat dulu ya semua bye bye" ucap kelvin sambil melambaikan tangan lalu keluar dari mansion dengan senyum yang mengembang di bibirnya.
"Eh raisa juga mau ke mana? kok bawa tas sekolah segala, kan sekolahnya masih besok" tanya reza melihat raisa yang berjalan mendekat bersama dengan cakra.
"Kak, gue nginep di rumah teman mommy boleh ya" raisa memohon, cewek itu sudah duduk di dekat erland diikuti cakra yang duduk di pangkuan andika.
Eland pun mengangguk sebagai jawaban.
"Boleh?" tanya raisa terkejut
"Iya boleh" jawab erland enteng
Raisa mengerjapkan mata tidak percaya, tumben sekali erland mengizinkannya dengan sesantai itu? karena biasanya ia harus berdebat dulu dengan erland atau mungkin tidak diizinkan, karena sikap protektif erland terhadapnya, raisa mengembangkan senyum lalu mencium singkat pipi erland dan memeluknya.
"Makasih kakak"
"Elah, orang lo nginep di rumahnya tante fanny, bukan di mana-mana, mertua lo kali ra" batin erland, cowok itupun ikut tersenyum membalas pelukan adiknya.
"Ya udah raisa berangkat ya" ucap raisa, cewek itu mendekat pada cakra dan mengacak rambut anak itu pelan, ia berjongkok lalu mengecup pipi cakra kanan dan kiri bergantian.
"Kakak berangkat dulu ya, jaga diri baik-baik, jangan nakal-nakal, dengerin omongan kak dika ya, ntar kalau cakra gak mau tidur sendiri, tidur bareng kak dika aja oke" ingat raisa dengan perhatian
"Kak raisa hati-hati lho, besok harus pulang ya"
"Ya udah kakak berangkat, bye bye"
Raisa kembali mengecup pipi cakra dan setelah itu ia keluar dari mansion, cewek itu masuk ke dalam mobilnya, saat hendak menjalankan mobil itu, suara notifikasi dari ponselnya bergetar.
Senyumnya mengembang tanpa disadari ia menggelengkan kepala, entahlah ia tidak mengerti, hatinya merasa senang, bolehkah raisa terbang untuk saat ini? cewek itu mulai mengetik balasan pesan andika.
Raisa menaruh kembali ponselnya di kursi samping, senyum cewek itu terus mengembang, iapun menjalankan mobilnya menuju tempat tujuannya.
Lain halnya dengan andika, cowok itu kini melompat-lompat kegirangan di atas tempat tidurnya seperti orang gila, setelah itu ia membaringkan badannya menatap langit-langit kamar
"Berarti gue ada kemajuan buat dapetin lo ra" batin cowok itu dengan senyum yang terus mengembang.
💫💫💫
Suasana mansion terlihat damai, mobil cewek itu berhenti di depan mansion, raisa menggendong ranselnya dan turun dari mobil, cewek itu tersenyum pada penjaga yang ada di sana yang dibalas senyuman oleh penjaga itu, saat ia hendak menekan bel, seseorang sudah lebih dulu membuka pintu, tampaklah seorang lelaki yang tersenyum padanya, dan mengacak rambut cewek itu.
Raisa dibuat mengernyit bingung dengan perlakuan laki-laki di depannya ini.
"Ya ampun udah besar aja kamu ra, padahal terakhir kali ketemu kamu masih kecil, ayo masuk" raisa mengangguk, ia yakin laki-laki ini adalah suami fanny, raisa pun mengikuti langkah laki-laki itu.
"Ayo duduk"
Iya om"
"Jangan panggil om dong, panggil ayah aja, masa sama istri ayah manggilnya bunda, kok sama ayah manggilnya om"
Raisa hanya tersenyum menanggapi, jujur ia tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini, apakah raisa bukan anak kandung mommy dan daddy nya? pikirnya, namun ia menggelengkan kepala pela, membuang jauh-jauh pikiran buruk itu dari dalam otaknya.
"Eh anaknya bunda udah datang" ucap fanny dengan semangat, wanita itu melangkah mendekat pada raisa dan langsung memeluk raisa erat, raisa tersenyum membalas pelukan fanny.
"Kalau mommy ketemu gue apa dia bakal meluk gue kayak bunda sekarang?" batin cewek itu lirih tersenyum miris.
💫💫💫
Andika merebahkan tubuhnya berniat untuk tidur, namun suara ketukan pintu membuatnya membuka mata dan melangkah dengan malas untuk menuju pintu
"kenapa cak?" tanya andika saat cowok itu sudah berdiri diambang pintu dan menemukan cakra didepan pintu kamarnya.
"aku mau tidur sama ka dika, boleh?" tanya cakra ragu
"yaudah masuk"
Cakra tersenyum senang, anak kecil itupun masuk kedalam kamar andika dan merebahkan diri disamping andika yang sudah lebih dulu berbaring disana
"ka dika, ka raisa kapan pulang?"
"paling besok"
"ka dika, aku ga bisa tidur, biasanya ka raisa peluk aku kalau mau tidur"
"yaudah sini"
Andikapun mendekati lalu memeluknya layaknya seorang ayah, cakra tersenyum dan ikut memeluk andika erat, andika mengelus punggung cakra pelan kemudian ikut memejamkan mata, tidur.
💫💫💫
"Raisa minum susunya dulu sebelum tidur" ucap fanny dengan lembut lalu memberikan segelas susu chocolate pada raisa, cewek itu pun mengangguk menerima susu itu, kemudian meminumnya.
"raisa tidur sama bunda ya, dikamar anaknya bunda" sekali lagi raisa hanya mengangguk setuju
"lah, klo bunda tidur sama raisa, terus ayah sama siapa?" tanya reyhan, lelaki itu turun dari tangga dan duduk disamping istrinya.
"ayah" seru fanny berpura-pura marah, wanita itu melotot pada reyhan, suaminya.
Lelaki itu hanya terkekeh geli, lalu merangkul istrinya, fanny mendengkus kesal dengan kelakuan suaminya ini, bisa-bisanya reyhan dengan santainya bersikap manja didepan raisa, cewek itu hanya tersenyum kecil melihat keharmonisan reyhan dan fanny
"bercanda sayang" lelaki itu berucap lembut sambil mengecup pipi fanny singkat
"kok gue jadi keinget andika ya pas ngeliat ayah reyhan yang sifatnya mirip banget sama dia" ucap raisa dalam hati.
"yuk ra tidur, biarin aja ini orang tua disini" fanny bangkit dari duduknya, menarik tangan raisa lembut untuk masuk kamar.
sedangkan reyhan hanya terkekeh geli melihat Istrinya yang kesal.
"Sayang, ayah cuma bercanda" teriak reyhan menggoda fanny.
Namun fanny tetap tidak mendengarkan ucapan reyhan, dan memilih masuk kedalam kamar bersama raisa.
💫💫💫