Di sebuah desa yang masih asri dan sejuk juga tak terlalu banyak masyarakat yang tinggal hidup lah dengan damai jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota yang sibuk.
Kegiatan yang wajar seperti berkebun, memancing, ke sawah, juga anak-anak yang belajar di sekolah.
Di sekolah tempat menuntut ilmu banyak yang tak sadar jika terdapat sebuah misteri yang berujung teror sedang menanti masyarakat lugu yang tidak mengetahui apa penyebab nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risma Dwika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Mereka menonton dengan tenang. Namun, saat film hampir selesai, tiba-tiba saja ada suara perempuan merintih.
Semua penonton pun celingukan mencari sumber suara.
"Heh, itu ibu hamil yang tadi. Iiihh kok matanya putih semua". Syifa bergidik ngeri.
Staf bioskop pun mulai berdatangan.
Lama kelamaan suasana mulai mencekam.
Perempuan hamil itu terus meracau tidak jelas, seperti membaca mantra.
Matanya melotot seperti mau keluar dari tempat nya.
Pengunjung lain pun heboh melihat pemandangan itu.
"Ini beneran nggak sih? Apa promo film?". Tanya salah satu pengunjung.
"Kayaknya beneran deh. Itu suami nya santai banget sih. Padahal istri nya lagi hamil malah gitu doang". Ujar pengunjung lainnya.
"Guys, kita keluar aja yuk". Ajak Syifa
"Iyaa yuk pulang aja". Ujar neng yang sudah keringat dingin.
Zaki juga khawatir karena anak-anak yang mereka bawa ini belum lama sembuh.
Khawatir terjadi sesuatu, Zaki mengajak mereka keluar buru-buru.
"Zaki menggandeng tangan adik nya, namun baru mau sampai pintu keluar.
Suara langkah kaki yang sedang berlari menghampiri mereka, tepat di belakang mereka perempuan hamil tadi sudah hampir menarik neng.
Namun, beruntung Zaki segera menarik neng lebih dulu.
Perempuan tersebut di pegang oleh beberapa staf dan juga lelaki yang bersama nya tadi.
"Lo?" ujar lelaki tersebut.
"Maaf salah orang". Zaki segera menarik adik nya keluar bioskop.
Perempuan tadi berteriak memanggil nama Zaki dengan kencang dan melengking.
Setelah itu datang seseorang yang paham hal mistis dan langsung memegang kening perempuan tersebut yang sedang berteriak memanggil nama Zaki.
Zaki pun berlari sembari menangis.
Zaki menangis.....
Neng dan lainnya sampai bingung.
"Aa nggak apa-apa?" tanya neng hati-hati ketika mereka sudah jauh.
"Nggak apa-apa neng. Kita lanjut belanja dulu yaa sebelum pulang, tadi ibu ada nitip barang soalnya".
Neng dan yang lainnya berusaha menahan penasaran nya.
Mereka menuju ke toko sandal wanita.
Disana Zaki dan neng melihat-lihat sandal untuk ibu nya.
"Yang ini aja a, ibu udah lama pengen beli ini tapi nggak sempat". Ujar neng.
"Ukuran nya kamu tau kan?"
"Tau, yang ini aja. Kamu pilih sekalian neng. Kalian juga boleh kok pilih satu".
"Apa nggak merepotkan aa?" tanya ikhsan.
"Santai san. Ambil sepatu juga boleh kok".
Ikhsan memilih sepatu berwarna hitam, cocok untuk di pakai bepergian atau pun di pakai sekolah.
Sedangkan Dian dan Syifa melihat sepatu flat yang sederhana namun cukup elegan jika di pakai ke berbagai acara.
Neng sendiri dia ambil sandal dan satu sepatu flat yang samaan dengan Dian dan Syifa.
Setelah itu mereka pergi ke kasir dan Zaki membayar nya.
"Kita beli makanan dulu yaaa sebentar". Zaki mengajak anak-anak ke resto yang berbeda.
Restoran yang menyediakan makanan lokal.
Zaki pun mulai memesan untuk di bawa pulang.
Zaki memesan banyak, untuk di rumah nya dan juga teman-teman adik nya.
"Banyak banget a ini makanan nya" ujar neng
"Iyaa untuk di rumah, sama teman kamu". Zaki membagikan plastik makanan yang tadi ia pesan ke ikhsan, Dian dan Syifa.
"Yaa Allah a Zaki. Terima kasih banyak yaa, semoga Allah memberikan kelancaran rejeki dan sehat selalu". Ujar ikhsan.
"Aamiin " sahut yang lainnya.
"aamiin, terima kasih juga doa nya yaaaa. Kan sesekali gapapa lah yaa. Sekarang kita pulang yaa takut kemalaman di jalan".
Mereka pun berjalan menuju parkiran mobil.