Kanaya hidup dalam gelembung kaca keindahan yang dilindungi, merayakan tahun-tahun terakhir masa remajanya. Namun, di malam ulang tahunnya yang ke-18, gelembung itu pecah, dihancurkan oleh HUTANG GELAP AYAHNYA. Sebagai jaminan, Kanaya diserahkan. Dijual kepada iblis.Seorang Pangeran Mafia yang telah naik takhta. Dingin, cerdik, dan haus kekuasaan. Artama tidak mengenal cinta, hanya kepemilikan.Ia mengambil Kanaya,gadis yang sepuluh tahun lebih muda,bukan sebagai manusia, melainkan sebagai properti mewah untuk melunasi hutang ayahnya. Sebuah simbol, sebuah boneka, yang keberadaannya sepenuhnya dikendalikan.
Kanaya diculik dan dipaksa tinggal di sangkar emas milik Artama. Di sana, ia dipaksa menelan kenyataan bahwa pemaksaan adalah bahasa sehari-hari. Artama mengikatnya, menguji batas ketahanannya, dan perlahan-lahan mematahkan semangatnya demi mendapatkan ketaatan absolut.
Bagaimana kelanjutannya??
Gas!!Baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nhaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shock kedua Kanaya
Artama pun kini menghabiskan beberapa jam berikutnya di ruang kerjanya, melakukan panggilan telepon dan rapat darurat secara virtual. Fokusnya adalah membersihkan kekacauan yang diciptakan oleh Kanaya,dan dirinya sendiri,di pesta semalam. Namun, tindakan yang ia ambil kali ini sangat menentukan.Yakni membatalkan pertunangan dengan Valencia yang sudah terjadi tiga tahun lalu.
Panggilan telepon Artama kepada Valencia pun adalah panggilan terdingin dan paling profesional yang pernah ia lakukan.
"Halo..sayang..Kau merindukanku??".Ucap Valencia dengan suara mendayu.
"Valencia," katanya tanpa basa-basi, "Perilakumu sebelumnya tidak dapat diterima. Aku tidak akan mentolerir keributan publik seperti itu.Dan hari ini,pertunangan kita selesai.Aku sudah memberi tahu Dewan Komisaris pagi ini,dan mereka setuju."
Valencia di seberang telepon langsung benar-benar murka. Histerisnya tidak tertahankan.
"Apa?! Artama, kau tidak bisa melakukan ini! Setelah semua yang kulakukan untukmu?!bahkan keluargaku?! Setelah aku menanggung mainan murahanmu itu?! Ini semua karena dia! Kau.....!"
"Tidak," potong Artama dingin. "Ini karena kau membuktikan bahwa kau tidak memiliki kendali diri yang dibutuhkan untuk berada di sisiku. Keputusan ku sudah bulat.Semua properti yang diberikan sebagai hadiah pertunangan akan dikembalikan melalui pengacaraku. Jangan pernah menghubungiku lagi."
Artama pun memutuskan sambungan telepon, wajahnya sama sekali tidak menunjukkan penyesalan.Toh dari awal memang ia tak pernah memiliki perasaan apapun pada Valencia.Pertunangan itu pun terjadi murni karena bisnis yang mendesak sebelumnya.Dan itu desakan dari Ayahnya.Dia telah membuat keputusan yang logis untuk bisnisnya dan... untuk Kanaya.
Tak lama kemudian, sekitar tengah hari, Artama sedang berbicara dengan Sofia mengenai pembatalan pertunangan di ruang tamu.Dan seketika itu,bel pintu penthouse pun berdering dengan brutal.
Sofia,pun berdiri lalu berjalan ke pintu.Tapi Artama kini ikut berdiri.
"Biar aku yang buka, Sofia," perintah Artama, nadanya tegas. Ia sudah tahu siapa yang datang.
Artama pun membuka pintu, dan Valencia berdiri di sana, mengenakan pakaian desainer yang mahal namun berantakan, air mata menghiasi riasannya yang luntur. Matanya berkobar penuh amarah dan penghinaan.
"Artama!kau memang b4jjingan!" teriak Valencia, langsung menerobos masuk melewati Artama.
"Kau tidak bisa membatalkannya sesuka hati! Kau milikku!Dan semua ini milikku! Kau menghancurkan namaku demi sampah kecil itu?!"
Artama menutup pintu dan berdiri tegak. "Jangan berani menyebut nama Kanaya dengan mulut kotormu, Valencia. Kau sudah kuperingatkan."
"Peringatan apa?! Kau pikir aku takut padamu?! Kau sudah gila, Artama! Kau memilih gadis jalanan itu,yang berteriak-teriak histeris seperti orang gila di depan semua orang, daripada aku?!" Valencia melampiaskan semua emosi yang ia tahan.
"Aku akan pastikan kau dan perusahaanmu hancur! Aku akan beritahu media bahwa kau memang mencuullik dan menggunakan gadis itu!"
"Coba saja," tantang Artama, nada suaranya mengancam. "Kau hanya akan menghancurkan bisnismu sendiri.Sekarang, keluar dari penthouse-ku."
"Aku tidak mau sampai aku membl_lnuh gadis mur4han itu!".
Tepat di tengah pertengkaran sengit itu, sebuah suara pelan menarik perhatian mereka.
"Artama...?"
Artama dan Valencia pun serentak menoleh.Termasuk Sofia.
Kanaya kini berdiri di ambang pintu kamarnya.Ia tampak mengerikan.Wajahnya sangat pucat, rambutnya sedikit acak, dan ia hanya mengenakan jubah mandi yang longgar. Kakinya yang terluka terbungkus perban tebal, membuat Kanaya berjalan pincang dan bersandar pada kusen pintu untuk menopang tubuhnya yang lemah. Matanya yang membulat dan lelah menatap Artama dan Valencia yang sedang berhadapan.
Kanaya pasti terbangun karena keributan dan, didorong oleh ketakutan untuk ditinggalkan atau rasa penasaran, memaksakan diri keluar dari kamar.
Melihat Kanaya berdiri, sadar, dan kembali ke pandangannya, Artama pun merasakan gelombang kelegaan yang besar. Semua amarah pada Valencia langsung menghilang, digantikan oleh kekhawatiran yang mendalam.
"Kanaya!" seru Artama.
Ia segera berbalik dari Valencia,mengabaikan wanita seumurannya itu sepenuhnya. Artama pun melangkah cepat ke arah Kanaya, wajahnya menunjukkan kepanikan dan kelembutan.
"Kau sudah bangun.Kenapa kau bangun,sayang? Kenapa tidak memanggilku?" Artama memanggil namanya, suara Artama kini menjadi suara paling lembut yang pernah Kanaya dengar.
Sekali lagi panggilan 'sayang' itu membulatkan kedua mata Kanaya yang sayu.Sofia yang mendengarnya pun ikut terbelalak.Valencia?Jangan di tanya lagi.
"Artama!!Kau memanggilnya sayang?!Kau bahkan tidak pernah memanggilku seperti itu!Aku ini tunangan sahmu!!Kau bersel!ngkuh dariku!!!".Teriak Valencia yang sudah terbakar karena mendengar panggilan itu.
Namun,Artama hanya meliriknya sekilas lalu langsung merengkuh Kanaya.Ia memeluk gadisnya dengan hati-hati, memposisikan gadis itu agar tidak melukai perban di tangan dan kakinya.
"Syukurlah, kau baik-baik saja," Artama berbisik ke rambut Kanaya. "Kembali ke tempat tidur.Kau masih demam."
Pemandangan Kanaya yang lemah dan rapuh, dipeluk dan dicemaskan oleh Artama di depan matanya, adalah puncak dari kehancuran Valencia.Kemarahan Valencia melampaui batas rasionalitas.Mata Valencia berkilat liar.Ia pun melihat meja konsol antik di dekatnya, di atasnya terdapat vas kristal Baccarat yang mahal.
Valencia pun kemudian mengambil vas itu.
"Dengar Artama!!Jika aku tidak bisa memilikimu," raung Valencia dengan suara penuh kebencian. "Maka dia juga tidak akan bisa memilikimu!"
Valencia mengangkat vas itu tinggi-tinggi dan melemparkannya dengan kekuatan penuh,bukan ke Artama, tetapi langsung ke arah Kanaya yang lemah dalam pelukan Artama.
Artama melihat bayangan itu. Tidak ada waktu untuk berpikir.Ia hanya punya sepersekian detik untuk bereaksi.Artama lalu mendorong Kanaya sedikit ke samping dengan satu tangan, lalu mengangkat lengan kanannya untuk melindungi kepala Kanaya.
KLANG!
Vas itu menghantam lengan Artama dengan kekuatan yang mematikan.Vas itu pecah berkeping-keping di lantai marmer.
Artama hanya terkesiap, tidak mengeluarkan suara.Ia menarik lengannya menjauh.Darah segar segera mengucur deras dari luka menganga di lengan Artama, membasahi kemeja linennya.
Kanaya, yang kini berada dalam kondisi shock baru, melihat darah itu dan menjerit pelan.
"Artama..kau berdarah..".
Artama meletakkan Kanaya dengan hati-hati di sofa terdekat, lalu berbalik menghadap Valencia.Artama tidak lagi menunjukkan amarah, melainkan kemarahan yang tenang dan mematikan.
Ia mengangkat tangannya yang berdarah, dan menampar keras wajah Valencia.
PLAK!
Suara tamparan itu menggelegar di penthouse.
"Kau sudah melewati batas, Valencia," desis Artama, matanya seperti es yang membeku, dipenuhi niat membunuh. Darah yang mengalir di lengannya menetes ke lantai.
"Sentuh dia lagi,atau berani kau mengganggu Kanaya lagi,maka aku bersumpah demi Tuhan," Artama membungkuk sedikit, berbicara dengan suara rendah yang mencekam.
"Aku akan hancurkan setiap aset yang dimiliki keluargamu. Aku akan membuat ayahmu kembali ke jurang kemiskinan dan membiarkan bisnismu membusuk!".
"Bukan hanya itu,kau dan seluruh keluarga mu akan ku bl_lnuh.Sekarang, keluar dari hadapanku, sebelum aku memanggil keamanan dan menuntutmu atas percobaan pembunuhan."
"Tapi Artama?!aku tunangan sah mu?!!kau yang duluan bers3l!ngkuh dariku!!".