NovelToon NovelToon
Dunia Larashati

Dunia Larashati

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata Batin / Pihak Ketiga / Tumbal / Kutukan / Spiritual / Iblis
Popularitas:740
Nilai: 5
Nama Author: Adiwibowo Zhen

perjalanan wanita tangguh yang sejak dalam kandunganya sudah harus melawan takdirnya untuk bertahan hidup

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adiwibowo Zhen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amarah suharti

Dengan tubuh gemetar bagai daun yang diterpa angin kencang, Parlan menunjuk ke arah taman dengan jari yang tak stabil. "D-Di sana... mereka muncul..." ucapnya terbata-bata, suara serak penuh kekhawatiran. Wajahnya pucat bagai mayat, keringat dingin membasahi pelipisnya.

Paryo segera menutup mulut Parlan dengan tangan kasar, matanya melotot penuh teror. "Bungkam! Jaga volume suaramu!" desisnya penuh kepanikan. "Jika makhluk itu mengetahui kehadiran kita, apakah kau rela menjadi santapan malamnya?"

Sementara itu, di atas punggung ular besar, tawa riang Larasati dan Nia bergema laksana melodi di tengah kesunyian malam. Mereka sedang asyik bermain dengan seekor ular raksasa yang tubuhnya berkilau di bawah cahaya matahari, bergerak dengan anggun di antara hamparan rumput.

"Alangkah menyenangkan!" seru Larasati, wajahnya bersinar bak rembulan di kala purnama.

"Benar sekali! Bagai dongeng yang hidup!" sahut Nia, sorot matanya berbinar-binar penuh kekaguman.

Sang ular kemudian membawa kedua gadis kecil itu mendekati sebuah sumur tua yang dikelilingi pohon belimbing besar yang rindang. "Inilah tempat peraduanku," ujar ular itu dengan suara mendesis lembut bagai angin yang berbisik.

Larasati memandang penuh rasa ingin tahu, matanya menyelidiki kedalaman sumur yang gelap. "Engkau berdiam di dalam sumur ini? Tapi mengapa begitu kelam dan misterius?"

"Karena di sinilah aku menemukan kedamaian," jawab ular itu sambil melingkarkan tubuhnya di tepi sumur. "Bila kalian rindu untuk bermain lagi, temuilah aku di sini. Namun, biarlah ini menjadi rahasia kita bertiga."

"Mengapa harus dirahasiakan?" tanya Nia dengan polosnya.

"Demi keselamatan kita semua," jawab ular itu dengan nada penuh teka-teki, matanya berkilau bagai mutiara di kegelapan.

Payo dan Parlan yang masih bersembunyi di balik tembok, semakin diliputi rasa ngeri yang tak terkatakan.

"Dasar anak-anak tak waras!" gerutu Parlan dengan suara bergetar.

"Diam kau!" seru Paryo dengan nada tegang. "Jika atasan kita mengetahui penglihatan kita hari ini, bukan hanya pemecatan yang kita hadapi! Bisa jadi... nasib yang lebih mengerikan!"

Keringat dingin mengalir deras di dahi Parlan bagai air terjun di kala hujan. "Mari kita tinggalkan tempat ini, Jo. Jiwaku tak sanggup menyaksikan pemandangan yang menyesakkan ini lebih lama lagi."

Paryo mengangguk lesu, wajahnya pucat bagai kain kafan. "Ingatlah, jangan pernah bocorkan rahasia ini kepada siapapun! Hanya mereka yang telah mati yang mampu menjaga rahasia dengan sempurna!"

Dengan napas tersengal-sengal dan jantung berdebar kencang bagai genderang perang, mereka berdua berlari meninggalkan taman. Sementara di kejauhan, tawa Larasati dan Nia masih terus bergema, menyatu dengan gemerisik daun-daun yang seolah ikut menyimpan rahasia alam yang tak terpecahkan.

Dari balik jendela kamar pribadinya yang gelap, Suharti menyaksikan pemandangan yang tak terduga. Alih-alih melihat ular besar itu menerkam Larasati dan Nia, yang ia saksikan justru makhluk itu bermain dengan lembut bersama kedua anak itu. Wajahnya yang semula penuh antisipasi berubah menjadi coretan kemarahan.

"Bukan ini yang kuinginkan!Bukan ini!"suharti berbisik geram

Dengan gerakan cepat, ia memejamkan mata dan membaca sebuah mantra dengan suara rendah penuh amarah. Setiap kata yang terucap seolah mengandung energi gelap yang menyelimuti ruangan.

Di taman, ular besar itu tiba-tiba menghentikan permainannya. Kepalanya menoleh ke arah rumah utama, seolah mendengar sesuatu yang tak terdengar oleh telinga manusia.

"Anak-anak,aku ada urusan mendesak. Mari kita akhiri permainan hari ini."ular besar berkata.

"Oh,baiklah. Sampai jumpa lagi!"Larashati, dengan wajah sedikit kecewa

Ular itu segera menghilang ke dalam sumur tua, namun anehnya, tak ada suara cipratan air yang terdengar. Sumur itu seolah menelan makhluk besar itu tanpa meninggalkan jejak.

"Kak,ular apa itu? Kok aneh sekali?"Nia bertanya sambil mengernyitkan dahi.

"Sepertinya...ular hantu."bisik Larashati

"Ular hantu?Lalu kenapa Mbah Suharti memelihara ular hantu? Untuk apa?"Nia dengan mata membulat.

"Kakak juga tidak tahu,Nia. Tapi yang penting, kita sekarang punya teman main rahasia!"Larashati ,sambil mengangkat bahu.

Sementara itu, Suharti yang masih marah membanting pintu kamarnya dan bergegas mencari Parjo.

"PARJO!"Suharti berteriak keras.

Parjo yang sedang asyik menikmati kopinya di pos satpam langsung tersedak. Dengan panik, ia berlari menghampiri majikannya.

"Iya,Bu! Ada apa, Bu?"Parjo dengan terengah engah.

"Bawa Larasati dan Nia kembali ke orang tua mereka!Cepat!"Suharti dengan wajah masamnya.

Dengan gerakan kasar, Suharti melemparkan beberapa koin ke arah Parjo.

"Berikan ini pada mereka!Katakan untuk jajan!"Suharti dengan nada marah

Parjo menangkap koin 600 rupiah itu dengan gemetar, lalu membungkuk hormat sebelum bergegas menjalankan perintah. Suharti memandanginya dengan tatapan dingin sebelum kembali ke dalam rumah, meninggalkan aura kemarahan yang masih menggantung di udara.

"Ada apa gerangan?Mengapa Bu Suharti tiba-tiba marah sekali?"Parjo bergumam dalam hati.

Sementara itu, Larasati dan Nia masih berdiri di depan sumur tua, tak menyadari bahwa permainan rahasia mereka baru saja nyaris berakhir tragis.

. Larasati dan Nia masih asyik mengobrol di dekat sumur tua ketika suara Parjo memecah kesunyian.

"Neng,sudah sore nih. Ayo, Bapak antar pulang. Nanti ayah dan ibumu khawatir."Parjo dengan suara ramah.

"Oh iya!Ayo, Pak Parjo! Ayo, Kakak, kita pulang!"NIa melompat gembira

Parjo tersenyum melihat keceriaan Nia. Dari sakunya, ia mengeluarkan beberapa koin.

"Nih,dari Mbah Suharti buat kalian jajan. Masing-masing tiga ratus rupiah."Parjo sambil mengulurkan tangan kemereka berdua.

"Horeeee!Kita dikasih uang jajan! Terima kasih, Pak Parjo!"Nia bersorak girang.

Larasati menerima uang itu dengan senyum manis, meski ada sedikit keraguan di matanya. Parjo kemudian mengantar mereka pulang dengan langkah riang.

"Sialan!Kenapa mereka susah sekali ditumbalin? Ada apa sebenarnya?"Suharti sambil melempar gelas ke lantai.

Gelas-gelas berhamburan di lantai, pecahan kaca berserakan di mana-mana. Suara bentakan dan teriakan kemarahan terus memenuhi ruangan.

Ratmono yang mendengar keributan dari luar, segera masuk ke kamar. Matanya membulat melihat kekacauan yang terjadi.

"Har,tenang! Ada apa? Kenapa kamu mengamuk begini?"Ratmono dengan suara yang menenangkan.

Suharti mendengus keras, wajahnya masih merah karena marah.

"Dasar ular bodoh!Tidak bisa diandalkan!"Suharti dengan geram.

Ratmono duduk di samping istrinya, menatapnya penuh perhatian.

"Ada apa,Har? Ceritakan padaku."Ratmono denga nada lembut.

"Itu ular bodoh!Bukannya memakan Larasati dan Nia, malah jadi kuda-kudaan dan bermain dengan mereka!"Suharti masih dengan nada yang masih kesal.

Ratmono terdiam sejenak, memproses informasi yang barusan didengarnya.

"Tenang,Har. Bukankah itu justru bagus? Kita jadi punya 'domba' untuk ditawarkan ke tempat pesugihan lainnya."Ratmono akhirnya berbicara dengan tenang.

Suharti menghela napas panjang, wajahnya mulai sedikit tenang.

"Oh iya...benar juga katamu."Suharti dengan nada yang sudah sedikit tenang.

"Kita lihat saja sampai mana mereka bisa bertahan.Satu per satu akan kita coba, sampai ada yang berhasil."Suharti dengan senyum sinis .

"Ya,biarkan mereka menikmati kebahagiaan sebentar lagi. Nasib mereka sudah di ujung tanduk."Ratmono menambahkan dengan nada dingin.

Kedua suami istri itu bertukar pandang, senyum keji merekah di wajah mereka. Rencana jahat mereka mungkin gagal hari ini, tetapi pertempuran belum berakhir. Sementara di kejauhan, Larasati dan Nia sama sekali tidak menyadari bahwa mereka sedang menjadi bidak dalam permainan gelap yang mematikan.

1
Aura Angle
wuih ad hot hotnya
Ninik Listiyani
/Sweat//Sweat//Sweat/
Ninik Listiyani
ad y orang kaya Suharti kejam
Ninik Listiyani
kisahnya kya beneran terjadi
Ninik Listiyani
lanjutkan menulisnya
Ninik Listiyani
penasaran untuk cerita selanjutnya
penguasa univers
tak menyangka ,tapi masuk akal 🤭
penguasa univers
💪
cakrawala
terimakasih suportnya/Pray/
penguasa univers
sedih kisahnya
Ninik Listiyani
makin seru sepertinya. akan jadi wanita tangguh👍
Ninik Listiyani
semangat nulisnya kk aku akan jadi pembaca setiamu please jangan berhenti di tengah jalan
Ninik Listiyani
sungguh tragis💪
Ninik Listiyani
berkaca kaca
Ninik Listiyani
kisah yg bagus sepertinya mengerikan penderitaanya
Ninik Listiyani
kasihan sekali 🤣
Ninik Listiyani
semangat aku suka 🤣kisahnya
Ninik Listiyani
membuat terharu kisahnya🤣
Ninik Listiyani
mengharukan🤣
IRINA SHINING STAR
saya juga mampir kak... pas aku baca ceritanya nggak tau kenapa pengen nangis.. 🙏 semangat terus ya kak
cakrawala: ea tentu pemula harus saling suport 💪👍
total 6 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!