Bisakah kalian bayangkan, gadis 17 tahun yang baru masuk universitas di paksa untuk menjual tubuhnya kepada pria hidung belang? ya, Siera tidak akan pernah mau melakukan itu. melawan paman dan bibinya yang berbuat jahat padanya. bertemu seorang pria dan langsung mengajaknya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketahuan
Dari hari ke hari Christopher semakin kagum kepada Sierra, gadis muda itu membuatnya begitu bersemangat. Sebuah foto terpampang di kamarnya, foto yang berukuran begitu besar, Cristopher menatapnya, menatap dengan begitu tajam seolah tatapan mata itu tidak teralihkan sama sekali.
"Ugh...," malam itu Sierra terlihat menggerakkan tubuhnya, kedua matanya masih terpejam namun dia merasa tubuhnya seperti dipeluk oleh seseorang. "Kenapa rasanya ada yang memelukku?" ucap Sierra yang masih terlelap dalam tidurnya. tangannya meraba tubuhnya, di belakangnya sudah ada Xavier yang memeluknya dengan begitu erat. Entah semenjak kapan pria itu selalu mengendap mengendap masuk ke dalam kamar Sierra dan selalu tidur sembari memeluknya. "Haisss..., Kenapa mimpinya kayak nyata banget, ini tangan Kenapa memeluknya erat banget sih." Sierra terlihat kesal. kedua matanya yang masih belum terbuka itu masih mengira kalau dia bermimpi.
Kedua tangannya meraba, sepasang tangan yang memeluknya dengan begitu erat. Setelah itu dia kembali bergumam. "Mimpinya kok nyata banget sih." kesalnya. sesaat kemudian kedua matanya perlahan-lahan mulai terbuka.
"Hangat banget sih..," ucap Xavier di belakang tubuh Sierra.
Mendengar suara yang begitu nyata itu seketika kedua bola mata Sierra langsung terbuka, dia seketika ketakutan. "Suara siapa itu." ucapnya. tangannya masih memegang tangan Xavier, sesaat kemudian Sierra membuka kedua matanya, menatap tangan yang sudah memeluknya dengan begitu erat, sesaat kemudian kepalanya menoleh dan menatap.
"Aaaaaaa!!!"
seketika suara teriakan mengalun dengan begitu keras, suara itu seperti hampir memecahkan cermin yang ada di kamar Sierra. "Paman gorila, Apa yang kamu lakukan di kamarku!" teriak Sierra dengan sangat keras.
"Jangan keras-keras." jawab Xavier yang kemudian melanjutkan memeluk tubuh Sierra lebih erat, hal itu membuat Sierra melepaskan pelukannya. Dia kemudian menatap wajah Xavier.
"Buka matamu Paman, dasar pria mesum. Apa yang kamu lakukan di kamarku?!" teriak Sierra.
Xavier membuka matanya perlahan, setelah itu dia tersenyum menatap Sierra. "Kan setiap malam aku tidur sembari memelukmu, Apa kamu tidak merasakan pelukan hangat ku." jawab santai Xavier yang membuat Sierra terkejut bukan kepalang.
Ternyata setiap malam dia bermimpi dipeluk oleh seseorang itu bukanlah mimpi, namun itu kenyataan. Mendengar kenyataan itu kedua tangan Sierra langsung mengepal, tinju andalan dan teriakan mengguncang kamar dengan begitu dahsyatnya. "Dasar mesum tidak tahu diri! berarti selama ini kamu sudah meniduri ku!!" teriak Sierra tidak terima. dia memukul tubuh Xavier dengan bantal, memukulnya, menjambak rambutnya bahkan dia tidak terima dengan kenyataan itu.
"Apa salahnya aku melakukan hal itu, kamu kan istriku." jawab santai Xavier yang membuat Sierra semakin meradang.
"Dasar gorila mesum! beraninya kamu melakukan hal itu padaku!" teriak Sierra kembali.
Xavier hanya menikmati setiap teriakan yang dikeluarkan oleh Sierra sesaat kemudian dia langsung mendorong Xavier keluar dari kamarnya. dasar pria tidak tahu diri pria mesum beraninya kamu melakukan hal itu padaku bentak ziarah yang kemudian menutup pintu kamarnya. suara teriakan yang begitu keras itu mengundang beberapa pelayan juga kakek Abraham pria itu keluar sembari menata putranya yang sudah berada di depan pintu kamar istrinya wajahnya memar mungkin karena dianiaya oleh istrinya.
"Kamu sudah ketahuan Xavier? kalau kamu mau main petak umpet harus memakai cara yang lebih bagus." sindir kakek Abraham yang kemudian kembali berjalan menuju kamarnya. dia tersenyum sembari bersenandung beberapa lagu nostalgia kesukaannya.
"Kenapa juga dia harus bangun, sekarang aku tidak akan bisa tidur sembari memeluknya lagi, aku yakin kalau dia tidur dia langsung mengunci kamarnya." Xavier nampak menggerutu. setelah itu dia berjalan menuju kamarnya sendiri.
Keesokan pagi ketika semua orang sudah berada di ruang makan, Ricardo yang baru datang itu menatap wajah bosnya yang memiliki tanda merah di mata dan pipinya.
"Kenapa dengan wajahmu, bos?" tanya Ricardo.
Tak ada jawaban hanya helaan nafas yang terlihat berat di rasakan oleh Xavier, berbeda dengan kakek Abraham yang tersenyum dengan pertanyaan Ricardo.
sesaat kemudian Sierra duduk di samping kakek Abraham wajahnya muram dengan bibir mengerucut. Tak ada perkataan apapun yang keluar dari mulutnya, namun sorot matanya begitu tajam ketika melihat suaminya.
"Sarang lebah, Kenapa wajahmu muram durjana seperti itu? apakah tadi malam kamu mimpi buruk?" tanya Ricardo.
Pertanyaan itu seketika membuat Xavier dan Sierra menatap Ricardo dengan tatapan mata yang sangat tajam. mendapatkan tatapan mata seperti itu tentu saja Ricardo sedikit terkejut. "Apakah ada yang salah dengan pertanyaanku? ada apa denganmu, sarang lebah? Kenapa wajahmu seperti itu?" Ricardo kembali bertanya. dia yang belum tahu apa-apa itu tentu saja perkataannya akan mematik bom yang sangat menakutkan.
"Paman ini pagi-pagi sudah membuat suasana hatiku ini buruk, kalian berdua ini benar-benar sangat menjengkelkan." jawab Sierra dengan nada kesal luar biasa.
Xavier tidak berani menatap istrinya, dia melanjutkan makan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, berbeda dengan Sierra yang melihat Xavier dia langsung kesal, tiba-tiba tangannya menggebrak meja hingga membuat kakek Abraham terkejut.
"Apa yang kamu lakukan Sierra?" tanya kakek Abraham sembari menepuk-nepuk dadanya.
"Itu lho kek.., lihatlah kelakuan anak kakek itu, dia benar-benar sangat menyebalkan. Ternyata dia itu seorang pencuri dan pria mesum." jawab Sierra.
Xavier yang sedang menikmati makanannya seketika kedua bola matanya terkejut, makanan yang dia dia telan itu membuatnya tersedak. "Uhuk.. Uhukk..," Xavier mendongakkan wajahnya menatap istrinya. "Enak aja kamu bilang aku ini pencuri dan pria mesum, memangnya apa yang aku lakukan..?" nada bicaranya yang tadi keras itu seketika melemah. melihat tatapan mata tajam dari istri kecilnya itu membuat Xavier menelan ludah dengan susah payah.
"Tuh kan..., enak sekali paman jawabnya seperti itu, sudah jadi pencuri tapi memutar balikkan fakta, lalu apa yang kamu lakukan setiap malam di kamarku?! beraninya kamu tidur di ranjangku?!!" teriak Sierra dengan suara yang begitu keras, amarahnya meluap luar biasa berkobar seperti api yang siap melahap.
"Eee... Benarkah? bos sudah satu kamar dengan si sarang lebah?" tanya Ricardo dengan raut wajah sedikit tidak percaya. kedua matanya melotot dengan ekspresi wajah yang tidak bisa terkatakan.
Xavier langsung melotot, kakinya menginjak kaki Ricardo dengan keras. "Ini orang membuat masalah semakin runyam saja." gumam Xavier dalam hati.
"Tuh kan.. kakek lihat aja Putra kakak itu benar-benar tidak tahu diri!" seru Sera kembali.
Kakek Abraham menghela nafas dengan begitu dalam, setelah itu Dia menepuk tangan Sierra berulang kali, Xavier dan Ricardo mengira kalau kakek Abraham akan marah. "Memangnya apa yang salah jika setiap malam Xavier masuk ke dalam kamarmu, Sierra. lagi pula kalian berdua sepasang suami istri kan? jadi wajar kalau dia setiap hari tidur di kamarmu." jawab kakek Abraham dengan nada santai hingga membuat semua orang yang ada di ruangan itu terkejut luar biasa.
Sendok yang ada di tangan Sierra langsung terjatuh setelah mendengar perkataan dari kakek Abraham. "Ja-jadi kakek tahu kalau setiap malam anak kakek itu masuk ke kamarku?" tanya Sierra yang tidak percaya. Dia seolah telah dikhianati oleh pria tua yang sangat dia percaya itu.
"Ya tentu saja semua orang tahu kalau tiap malam suamimu masuk ke kamarmu, semua orang itu matanya masih bisa melihat, setiap malam suamimu itu masuk ke dalam kamarmu dengan mengendap-ngendap. karena kalian sudah menikah apa yang perlu dipermasalahkan?" lanjut kakek Abraham.
*Bersambung*