NovelToon NovelToon
Panduan Tokoh Numpang Lewat

Panduan Tokoh Numpang Lewat

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Sistem / Menjadi NPC / Mengubah Takdir / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Najwa Aaliyah Thoati

Su Runa hanya ingin hidup tenang, bekerja santai, dan rebahan damai di apartemen kecilnya. Tapi siapa sangka, setelah satu malam penuh deadline dan mie instan, hidupnya malah “di-upload” ke dunia kolosal sebagai… tokoh numpang lewat?!

Kini dengan nama Yun Ruona, ia mendapati dirinya bukan putri bangsawan, bukan tokoh utama, bahkan bukan penjahat kelas kakap—melainkan karakter sampingan yang kalau muncul, biasanya cuma jadi latar pemandangan.

Awalnya, hidupnya berjalan damai. Sistem hanya memberi satu misi: “Bertahan Hidup.” Tidak ada skenario aneh, tidak ada takdir tragis, tidak ada paksaan ikut alur novel. Ia tumbuh sebagai gadis biasa, menjalani kehidupan versinya sendiri—bebas dan santai.

…sampai takdir iseng mempertemukannya dengan seorang pria misterius. Sejak saat itu, hidup Yun Ruona yang tenang berubah jadi drama tak terduga, penuh salah paham kocak dan situasi yang bikin geleng-geleng kepala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Aaliyah Thoati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: Jejak Langit Sebagai Tanda

Saat Yun Ruona membuka mata, kelopak bunga Ziwei itu bergoyang lembut meski udara di sekitar begitu tenang.

Cahaya lembut dari matahari sore memantul di permukaan kelopaknya, lalu menetes perlahan ke arah kalung batu bening di dada bonekanya — membentuk garis tipis berwarna keperakan yang menyambung hanya sekejap, lalu menghilang seperti ilusi.

Ia menatapnya tanpa berkedip. “Aneh …” bisiknya pelan. “Tadi tidak ada angin, tapi bunga itu bergerak.”

Su Yulan yang berdiri tak jauh di belakang tersenyum lembut, menyangka anaknya sedang larut dalam imajinasi.

“Bunga Ziwei memang sering bergerak sendiri, sayang. Orang-orang bilang, angin surga yang lewat menepuknya.”

Yun Ruona memiringkan kepala kecilnya. “Kalau begitu, apa doaku tadi didengar langit, Niangqin?”

Su Yulan menatapnya lama sebelum menjawab, suaranya lembut dan menenangkan.

“Kalau doanya lahir dari hati yang sungguh-sungguh, langit pasti mendengarnya — meski tak selalu menjawab dengan kata-kata.”

Yun Ruona mengangguk perlahan. Tapi di dalam pikirannya, sesuatu terasa berbeda.

Batu bening di leher bonekanya tiba-tiba bergetar — pelan, tapi cukup untuk membuatnya tahu: ada yang mendengar.

Cahaya kecil di permukaannya menyala sekali, lalu memudar.

Dan di dalam kepalanya, suara yang sudah ia kenal muncul lagi, tapi kali ini terasa lebih lembut, seperti bisikan yang menyatu dengan tiupan angin.

> 【Deteksi energi lingkungan: aktif.】

>【Sumber energi alami — bunga Ziwei.】

>【Resonansi emosional: doa tulus.】

>【Sinkronisasi tahap tiga: dimulai.】

Yun Ruona menatap kalungnya, bibirnya terbuka sedikit. “Kau... mendengar doaku?”

>【Respon positif. Variabel baru terdeteksi: harapan.】

>【Status emosional meningkat. Makna hidup mulai terbentuk.】

“Makna hidup?” Ia mengulangnya pelan, seolah mencicipi arti kata itu.

“Apa maksudmu? Aku baru berdoa barusan. Doa bukan makna hidup, kan?”

>【Untuk sebagian manusia, doa adalah bentuk awal dari makna.】

>【Doa \= niat untuk terus hidup, bahkan tanpa tahu alasannya.】

Yun Ruona terdiam. Matanya perlahan menatap bunga-bunga ungu di hadapannya yang bergoyang lembut dalam cahaya sore.

“Jadi ... dengan berdoa saja aku sudah hidup?” gumamnya.

Ia tersenyum kecil. “Kedengarannya sederhana, tapi ... terasa besar.”

>【Catatan emosi: rasa kagum. Sinkronisasi meningkat menjadi 34%.】

Su Yulan memperhatikan dari jauh, matanya lembut tapi ada guratan bingung di sana.

Putrinya tampak seperti sedang bercakap dengan angin — wajahnya tenang, matanya bersinar, seolah sedang mendengar sesuatu yang tidak bisa ia pahami.

Tapi ia tidak memanggilnya. Ia hanya berdiri diam, membiarkan anaknya menyelesaikan percakapan dengan dunia yang mungkin hanya dia yang bisa dengar.

Yun Ruona kembali berjongkok, menyentuh kelopak bunga Ziwei yang bergoyang lembut di ujung jarinya.

“Kalau begitu,” katanya pada suara di kepalanya, “aku akan terus berdoa ... bukan cuma untuk diriku, tapi untuk semua orang yang aku sayangi. Supaya mereka juga bisa hidup dengan makna.”

>【Perintah diterima. Variabel ‘kasih’ terdeteksi. Sinkronisasi meningkat menjadi 39%.】

Sebuah hembusan angin lembut tiba-tiba lewat. Kelopak bunga Ziwei berjatuhan, beberapa menempel di rambut dan bahu kecilnya.

Cahaya dari kalung batu itu berpendar sejenak — kali ini lebih lembut dari sebelumnya, seperti napas yang menyatu dengan alam.

Su Yulan akhirnya melangkah mendekat, menepuk pundak putrinya dengan lembut. “Ayo, sayang. Hari sudah sore.”

“Boleh aku petik satu saja, Niangqin?”

“Tentu, tapi jangan lupa ucapkan terima kasih pada bunga itu.”

Yun Ruona menunduk kecil ke arah batang Ziwei. “Terima kasih ... karena sudah mendengar.”

Ia memetik satu kelopak dan meletakkannya di atas telapak tangan. Cahaya kecil dari kalungnya menyentuh kelopak itu sebentar, lalu menghilang — meninggalkan percikan tipis seperti debu bintang.

>【Data baru disimpan: doa \= bentuk kehidupan pertama.】

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hari-hari berikutnya berlalu dengan tenang. Namun sesuatu yang samar mulai terasa di kediaman Yun.

Awalnya, hanya perubahan kecil: udara di sekitar Yun Ruona terasa sedikit lebih hangat, bunga-bunga di taman belakang mekar lebih lama dari biasanya, dan pelayan yang bekerja di dekatnya sering berkata bahwa mereka merasa lebih ringan, seolah beban mereka berkurang tanpa sebab.

Yun Ruona tidak menyadari apa pun. Ia hanya menjalani harinya seperti biasa — bermain, membantu ibunya memilah kain, dan terkadang duduk di serambi sambil berbicara pelan dengan Xiao Ming.

Namun setiap kali ia tertawa, ada sesuatu di udara yang ikut bergetar, seperti gema tak terlihat.

Suatu sore, ketika matahari condong ke barat dan dapur tengah ramai menyiapkan makan malam, pelayan Ling’er hampir menumpahkan teko air panas ke lantai.

Suara teriakan kecil terdengar, diikuti gemerincing wadah logam yang terguncang.

Yun Ruona yang kebetulan melintas di ambang pintu tiba-tiba menoleh.

“Jangan!” serunya spontan, tangannya terulur ke depan.

Semua berhenti. Waktu seakan melambat.

Teko air itu — yang semestinya jatuh — menggantung sesaat di udara, lalu perlahan miring ke samping dan menumpahkan airnya ke arah lantai tanpa menimpa siapa pun.

Tidak ada percikan air, tidak ada teriakan kesakitan. Hanya keheningan aneh dan mata-mata terbelalak.

Ling’er menatap benda itu, wajahnya pucat. “Nona ... tadi Nona ...?”

Yun Ruona menggeleng cepat. “Aku ... tidak melakukan apa-apa.”

Suaranya kecil, tapi matanya memantulkan cahaya yang tak biasa — lembut dan tenang, namun dalam.

Beberapa pelayan saling berpandangan, takut-takut, sementara Su Yulan datang tergesa dari arah taman.

“Ada apa di sini?” tanyanya, lalu pandangannya jatuh pada teko yang masih bergetar di lantai dan anaknya yang berdiri diam di tengah ruangan.

Semua bungkam. Hanya suara burung sore yang terdengar di luar jendela.

Su Yulan perlahan menghampiri, meraih tangan kecil putrinya yang dingin. “Nana?”

“Niangqin ...”

Suara Yun Ruona bergetar. “Teko itu ... berhenti sendiri.”

Su Yulan berjongkok, menatap wajah anaknya dengan lembut. “Mungkin hanya kebetulan, sayang. Jangan dipikirkan terlalu dalam, ya?” katanya sambil tersenyum — tapi jemarinya yang menggenggam tanganYun Ruona terasa sedikit tegang.

Ia memeluk anaknya erat-erat, menyembunyikan rasa khawatir yang tumbuh di dadanya. Namun saat mereka beranjak pergi, Su Yulan sempat menatap sekilas boneka Xiao Ming di pelukan putrinya. Batu bening di kalung boneka itu berkedip pelan — seperti detak cahaya yang mengikuti napas anaknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam itu, setelah semua pelayan tidur dan rumah sunyi, Su Yulan berdiri di balkon kamarnya, menatap bulan yang menggantung di langit Yunshan.

Udara dingin, tapi pikirannya terlalu berisik untuk diam.

Suara langkah perlahan terdengar dari belakang. Yun Haoran datang, mengenakan jubah malam sederhana, rambutnya terurai setengah. Ia berdiri di samping istrinya tanpa berkata apa-apa untuk beberapa saat.

“Aku tahu kau gelisah, istriku,” ucapnya akhirnya. “Tentang Nana.”

Su Yulan menunduk, memeluk lengannya sendiri. “Haoran ... anak itu berbeda.”

“Aku tahu.”

Ia menatap ke kejauhan. “Sejak lahir, suamimu ini sudah tahu ada sesuatu dalam dirinya — sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.”

“Yulan takut, Haoran.” Suaranya pelan, nyaris seperti bisikan. “Takut kalau langit memberi kita anugerah yang sekaligus ujian.”

Yun Haoran menarik napas panjang, lalu menatap istrinya. “Istriku, ingat titah Baginda dulu? Tentang garis nasib yang tak boleh kita langgar?”

Su Yulan menoleh cepat. “Kau pikir ini ada hubungannya?”

Ia tidak langsung menjawab. Tatapannya jatuh pada kebun di bawah balkon, tempat bunga Ziwei yang mekar beberapa hari lalu kini bergoyang pelan dalam cahaya bulan.

✨ Bersambung ✨

1
Fitri R
thor upnya semangat
Kinara Wening
Halo para pembaca setia. Aku mau kasih tahu kalian, nggak tahu kenapa update bab baru di Noveltoon lama. dari kemarin gak keluar bab baru, padahal aku dah nulis bab banyak. Aku harap kalian mau tunggu cerita ini. kalau sampai besok gak ada bab baru, mungkin aku tulis ulang karya ini besok dan hapus yang di sini. kalian keberatan gak pindah buku? judul dan cover tetap sama kok, jadi kalian gak kesusahan pas cari.
Fitri R
semangat
Fitri R
semangat upnya thor
Fitri R
semangat thor upnya
Fitri R
lanjut
Fitri R
semangat thor upnya...
Ravenel Whitly
Ceritanya seru, menarik.

Tentang reinkarnasi jadi bayi, trus tetiba ada sistem. Tapi sistemnya bukan membantu si FL punya kehidupan lebih baik. Lebih ke sistem yang menghubungkan perasaan atau ikatan hubungan gitu. Ini sistem yang baru sih.

Dari judulnya Panduan Tokoh Numpang Lewat. sempet di sebutkan bentar di bab 1 & 4 tentang novel dan ingatan FL. Tapi masih belum di temukan. Ini sangat pas, berarti tokoh numpang lewat itu beneran lewat aja di buku tanpa ada yang kenal dan sadar akan keberadaannya.

Sepertinya dari 24 bab ini masih pembuka cerita. belum masuk ke intinya. Mungkin semakin ke tengah, akan semakin terbuka alur-alur tersembunyi lainnya.

Good job Author. Aku suka gaya pikirmu. Lanjutkan! aku dukung .... /Joyful//Determined//Applaud//Rose//Heart//Good/
Aisyah Suyuti
menarik
Fitri R
lanjut upnya thor...semangat
Fitri R
lanjut upnya thor....semangat
Fitri R
lanjut
DJSH _ Tutul
Ceritanya seru, gak bosen, ringan, tapi misterius.

bikin nagih deh. ditunggu bab berikutnya, ya!

/Good/
Kinara Wening
Sebagai penulis novel ini, cukup menguras otak. kadang sampai begadang buat mikir outline dan istilah lainnya. padahal belum nulis satu bab pun. perjuangan awal nulis cerita ini gak mudah. aku ingin cerita ini tidak hanya menghibur, tapi membekas dihati kalian.

dengan berkat dukungan dan cinta kalian, aku bisa tetap ada di sini dan tetap melanjutkan kisah ini, meski gak mudah.

makasih semuanya! love U All ....
/Rose//Heart//Pray/
Yourali
Karya yang bagus. ada lucunya, ada seriusnya, ada tema keluarganya, ada sistemnya. Belum tahu gimana romansa cerita ini karena masih kecil FL-nya.

Kutunggu dewasamu, Nana!

alurnya mulus bgt. gak kerasa kepaksa alurnya, kayak lagi naik rollercoaster!

pokok sukak bgt!!!!
semangat mamathor!
/Drool//Angry//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!