Gaharu Raga Argantara, harus pasrah menerima hukuman dari Papinya. Raga harus tinggal di desa tempat tinggal Kakek Nenek nya selama 6 bulan.
Dan ternyata disana ia terpikat oleh gadis cantik, sekaligus putri dari supir keluarga nya di kota.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sudah berlalu
***
Beberapa hari kemudian, pembangunan tempat usaha keripik akhirnya selesai juga, yang daftar mau ikut kerjanya sudah ada. Awalnya cuma butuh 5 orang dulu, tapi ternyata ada dua orang lagi yang katanya lagi butuh, Akhirnya Raga menerima dengan syarat haru benar-benar kerja, datang dan pulang harus sesuai dengan keputusan Raga.
yang bagian ngupas sama packing mereka akan di beri bagian yang sama, berapa banyak nya singkong yang harus mereka kerjakan. Begitu juga dengan bagian di penggorengan.
Awalnya, sistem bayarannya mau seberapa banyak mereka dapat, tapi kata nenek nya jangan seperti itu. mending di beri bagian yang sama.
Untuk mulai kerjanya besok, sore nanti di sana akan di adakan acara syukuran dan mendoakan agar usahanya lancar.
Raga juga sudah menghubungi tengkulak yang sudah mereka sepakati akan mengambil singkong dan pisang disana. Untuk sekarang mau singkong dulu, nanti sudah seminggu baru di tambah pisang.
Untuk acara sore nanti, nek intan sudah meminta bi Leni memesan katering, dan memesan beberapa jenis kue basah juga untuk jamuan nya.
.
Sekarang raga sedang di kandang dan sebentar lagi akan pulang, disana ia hanya sebentar. lebih tepatnya hanya untuk bertemu dengan orang yang mah membeli beberapa sapi.
“Kalau untuk susu sapi di kirim kemana, mang?” tanya Raga. Ia baru ingat mau bertanya soal ini, suka lupa soalnya.
“Di kirim ke pabrik pengolahan susu yang paling besar, kayak pabrik-pabrik susu yang sering di jual di luaran sana.” jawab mang Kardi.
“Kalau ada warga yang beli, boleh?”
“Boleh, kita juga ada beberapa pelanggan setia warga sekitaran sini, sebelum di kirim ke pabrik, mereka pasti sudah lebih dulu pesan mau seberapa banyak susu nya"
“Karena sudah gak ada lagi yang mau di kerjakan, saya pulang ya mang. nanti sore jangan lupa datang di acara syukuran.”
“Iya A, saya sama yang lainnya pasti datang.” balas mang Kardi.
Raga berjalan ke arah parkiran, ia mendapatkan pesan dari nenek nya. Katanya nitip beli Chopper mini buat bumbu, yang di rumah tiba-tiba rusak.
neneknya sudah memberitahu harus di toko mana beli nya, sebenarnya isi pesan nya bukan ketikan, tapi pake pesan suara.
Semakin bertambah usianya, Kakek neneknya pasti selalu menggunakan pesan suara atau langsung telpon. Katanya kalau di ketik aga susah, belum lagi harus pake kacamata. Kalau gak pake kacamata sudah pasti cahaya layar hp nya sangat terang.
Raga mulai melajukan motornya menuju toko yang menjual alat-alat dapur. sampai di sana, rasanya raga ingin pergi lagi, sayangnya orang yang di hindari nya malah sudah lebuh dulu melihat ke arah nya.
mau tidak mau Raga tetap turun dari motor nya dan berjalan ke arah sana.
“Ketemu lagi kita, kamu beli apa?” tanya dokter Nisa.
“Chopper, pesenan nenek.” jawab Raga.
Raga tidak menatap dokter Nisa terlalu lama, ia langsung menemui pegawai toko dan menanyakan apa yang sedang ia cara, tak lupa Raga juga menyebutkan nama merek nya. sesuai keinginan neneknya.
“Ada lagi A yang mau di belinya?” tanya pegawai toko.
“Nggak ada mbak, cukup itu aja.” jawab Raga.
Setelah melakukan pembayaran, raga keluar dari toko tersebut. Raga pikir dokter Nisa sudah pergi, soalnya pas ia datang tadi, dokter Nisa sudah selesai belanja nya. Tapi ternyata belum.
Dokter Nisa berdiri tepat di dekat motor Raga, membuat Raga menghela nafas nya.
“Ada apa ya, kak?” tanya Raga.
“Ada yang mau aku bicarakan sama kamu,”
“Soal?”
“Emmm, perasaan kamu sekarang gimana?” tanya balik dokter Nisa.
Raga mengerutkan keningnya, ia belum paham dengan pertanyaan dokter Nisa barusan. “Gimana ya kak, maksudnya?”
dokter Nisa menatap raga. “Perasaan kamu ke aku masih ada atau sudah hilang?”
Ah, sekarang Raga sudah paham. rasanya ia ingin tertawa, tapi ia berusaha untuk menahan nya.
“Maaf kak, pas di tolak waktu itu, perasaan itu langsung hilang begitu saja dan sampai sekarang saya sudah tidak menyukai kak Nisa lagi.” jawab Raga. Ia ingin buru-buru pulang, karena tidak enak terlalu lama disana apalagi sambil ngobrol gini.
“Gak ada sedikit pun? Sekarang aku sadar kalau aku ternyata suka sama Kamu.”
“Sudah berlalu dan saya tidak ingin mengulang yang sama,saya harap kakak bisa bertemu dengan pria yang lebih baik dari saya.” ucap Raga.
“Permisi kak, saya harus segera pulang.”
dokter Nisa menyingkir, memberikan ruang untuk Raga. Raga tidak menoleh lagi ia langsung pergi dari sana.
dokter Nisa terus memperhatikan Raga, sampai ia mengernyitkan dahi saat melihat tak jauh dari sana Raga menghentikan motor nya dekat seorang perempuan.
Tidak lama, habis itu perempuan tersebut duduk di jok belakang motor Raga.
“Siapa perempuan itu? Tapi kenapa mukanya gak begitu asing.” gumam dokter Nisa.
Dokter Nisa masih disana dan masih mengingat wajah yang menurut nya tidak asing itu. Beberapa detik kemudian ia baru teringat dengan mendiang Tante nya.
“Mirip sama mendiang Tante Cahaya, apa dia anak Tante Cahaya sama Om Glend yang mau di buang itu?” ucapnya pelan.
dokter Nisa buru-buru pergi ke arah mobilnya, ia akan menemui orang tuanya dan membicarakan soal perempuan yang menurutnya mirip dengan mendiang tantenya, adik dari Ibu nya.
.
Sementara di motor, Raga membonceng Bulan menuju tempat ngajar bulan les. Raga tadi saat melihat bulan langsung menawarkan tumpangan, karena ia melihat bulan seperti sedang buru-buru.
Ternyata benar, Bulan harus buru-buru ke tempat les. Kali ini ia tidak mengendarai motor nya sendiri, katanya lagi di bengkel, mau pesan Ojol juga gak dapat-dapat, mau naik angkot penuh terus.
Bulan memberitahu tempat ngajar nya, setelah beberapa menit sudah sampai.
“Terima kasih ya A, maaf jadi ngerepotin.” ucap Bulan.
“Sama-sama, kan sekalian. Kalau gitu saya pamit ya, mari”
“Hati-hati A.” ucap Bulan, Raga membalas dengan anggukan.
selama di jalan, raga malah teringat dengan perkataan dokter Nisa tadi. Ia tidak percaya kalau dokter Nisa menyukai dirinya, soalnya dulu ia pernah di kasih tahu oleh kakak kelas nya yang sekelas sama dokter Nisa, katanya dia itu kalau nyari pacar pasti yang kaya, biar kalau mau pergi kemana-mana uangnya tetap aman.
“Dia gak boleh tahu dimana tempat tinggal gue, kalau tahu bisa bahaya. Nanti dia nekat datang.” gumam Raga pelan. Ia juga akan memberitahu Kakek Nenek nya soal dokter Nisa dan soal kejadian waktu di sekolah dulu, agar Kakek neneknya tidak terlalu welcome dengan dokter Nisa.
paling bener sih raga sama bulan