NovelToon NovelToon
Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xavier remaja dingin yang hidup dalam keluarga penuh rahasia, dipertemukan dengan Calista—gadis polos yang diam-diam melawan penyakit mematikan. Pertemuan yang tidak di sengaja mengubah hidup mereka. Bagi Calista, Xavier adalah alasan ia tersenyum. Bagi Xavier, Calista adalah satu-satunya cahaya yang mengajarkan arti hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketulusan yang berbeda

Brugh!

Calista yang sedang duduk di taman sekitar mansionnya sontak tersentak mendengar suara benda jatuh. Ia buru-buru berdiri dan menoleh ke arah suara itu. Dari kejauhan, di jalan raya yang sepi, terlihat sebuah motor tergeletak. Tanpa pikir panjang, Calista berlari mendekat.

Jantungnya seakan berhenti ketika melihat seseorang yang ia kenal terbaring lemas di aspal.

"Xavier!" serunya panik. Ia berjongkok, meraih tubuh Xavier yang basah kuyup dengan seragam sekolahnya. "Xavier, bangun...!"

Suaranya bergetar tangannya mengguncang pelan tubuh remaja itu, tapi tak ada seorang pun di sekitar untuk diminta bantuan.

"Ya, Tuhan, bagaimana ini..." gumamnya, panik dan hampir putus asa.

Calista mencoba mengangkat tubuh Xavier, tapi bobotnya jauh lebih berat dari tubuh mungilnya.

"Berat sekali..." desisnya sambil berusaha lagi, namun tetap gagal. Nafasnya terengah-engah, akhirnya ia terduduk pasrah di sampingnya.

"Mmm..." sebuah erangan lirih terdengar dari mulut Xavier. Calista segera mendekat penuh harap.

"Xavier..." panggilnya lembut.

Kelopak mata Xavier perlahan terbuka, dan yang pertama ia lihat adalah wajah Calista yang dipenuhi kekhawatiran.

"Syukurlah kamu sadar..." ucap Calista lega.

Xavier mengerjap, menatap sekitar, lalu ingatannya melayang pada pertengkaran di meja makan dengan ayahnya sebelum ia pergi begitu saja dari mansion.

"Xavier, kamu nggak apa-apa?" tanya Calista lagi, memecah lamunannya.

Xavier menggeleng pelan, lalu berusaha bangkit. Suaranya serak saat menatap Calista.

"Lo ngapain di sini?"

"Aku duduk di taman, dengan suara motor jatuh, langsung aku hampiri," jelas Calista cepat. "Kamu baik-baik aja? Kita ke rumah sakit, yuk?"

Xavier buru-buru menggeleng. "Nggak usah."

"Tapi... kening kamu berdarah," ujarnya cemas.

"Gue nggak apa-apa," balas Xavier datar. Ia mencoba berdiri, tapi tubuhnya goyah dan jatuh lagi. "Aduh."

"Tuh kan... ayo kita ke rumah sakit," bujuk Calista lembut.

"Nggak usah!" nada suaranya meninggi, membuat Calista tersentak kaget.

"Maaf..." cicitnya lirih.

Xavier menutup wajah dengan telapak tangan, menyesal sudah membentaknya.

"Aku... bantu obati lukamu, ya?" ujar Calista dengan kepala menunduk.

Xavier mengangguk singkat.

Calista membantunya menuju taman. "Motor kamu gimana?"

"Biarin aja," jawab Xavier datar.

"Kamu duduk dulu, ya. Aku ambil P3K dulu." Tanpa menunggu jawaban, Calista berlari kecil dan kembali dengan kotak obat di tangan. Dengan sigap ia mulai membersihkan darah di kening Xavier.

Xavier hanya diam, tapi tatapannya tertuju pada Calista yang fokus merawatnya. Dari jarak sedekat ini, ia bisa memperhatikan mata gadis sipit itu, hidung mancungnya, bahkan cara ia menggigit bibir bawah saat serius.

"Kalau sakit, bilang ya," ujar Calista, menoleh padanya. Tatapan mereka bertemu sesaat, membuat hening terasa panjang.

"Nggak," jawab Xavier singkat, tetap dengan wajah datarnya.

Calista mengangguk kecil, lalu melanjutkan sampai selesai.

"Sudah," ucapnya puas, tersenyum tipis. Namun Xavier masih menatapnya, membuatnya kikuk.

"Kenapa lo bantuin gue?" tanya Xavier tiba-tiba.

Calista terdiam, lalu terkekeh kecil. "Pertanyaan kamu aneh banget, masa ada jatuh aku biarin? Lagian kamu kebetulan orang yang aku kenal." Pipinya merona saat tersenyum. "Eh, kenapa sih kamu belum ganti baju? Basah semua begitu. Nggak takut sakit?"

"Nggak," sahut Xavier dingin.

Calista hanya mengangguk, tak mau kembali memperpanjang. Keheningan kembali turun, sampai akhirnya Xavier bangkit.

"Gue pulang dulu," ucapnya singkat. Namun sebelum melangkah, ia sempat menatap Calista. "Thanks."

Calista tersenyum kecil. "Iya. Lain kali jangan ngebut lagi, bahaya. Oh iya, langsung pulang ganti baju, mandi air hangat biar nggak demam, oke?"

Xavier tak menjawab. Ia hanya menggumam singkat, "Hm..." sebelum beranjak pergi, meninggalkan Calista yang masih berdiri memperhatikannya dengan khawatir

••

Di atas motor, pikiran Xavier terus kembali pada sosok Calista. Gadis itu menolongnya dengan tulus, tanpa pamrih, seolah benar-benar peduli padanya. Padahal, selama ini banyak gadis yang mendekat, bahkan terang-terangan mengatakan cinta, namun bagi Xavier, mereka hanya melihat dirinya sebagai pewaris keluarga besar. Tidak ada ketulusan. Hanya Calista yang berbeda. Di mata Xavier, perhatian Calista terasa nyata, bukan sekedar topeng.

Xavier melajukan motornya menuju tempat yang selalu membuatnya merasa tenang. Beberapa saat kemudian, ia berhenti di depan sebuah mansion megah yang berdiri anggun, jauh dari hiruk-pikuk jalan raya.

"Xavier..." suara lembut seorang wanita paruh baya menyambut kehadirannya. Wajahnya yang berusia sekitar lima puluh tahun tampak masih sehat.

Xavier turun dari motor, lalu langsung memeluk wanita itu erat-erat. "Oma..." ucapnya lirih, suaranya terdengar serak.

Oma Saras tersenyum hangat sambil mengusap punggung cucunya. "Sekarang mandi dan makan dulu, ya. Setelah itu kita ngobrol. Opa kamu sudah menunggu."

"Baik, Oma," jawab Xavier pelan sebelum melangkah masuk ke dalam mansion.

Oma Saras adalah Ibu dari mendiang Mommynya Xavier. Sejak Leo—Daddy Xavier menikah kembali hanya sebulan setelah putrinya meninggal, Oma Saras dan suaminya menyimpan kebencian mendalam pada menantu itu.

Meski Xavier jarang bercerita, Oma Saras tahu betul apa yang cucunya alami di rumah itu. Ia bisa melihat luka yang disembunyikan Xavier, luka yang bahkan tidak perlu dijelaskan dengan kata-kata.

♡♡○♡♡

Di ruang tamu, Opa Arya dan Oma Saras sudah menunggu kedatangan Xavier. Suasana hening hanya diisi detak jam dinding sampai akhirnya suara langkah kaki terdengar mendekat. Sepasang suami istri itu segera menoleh, tatapan mereka dipenuhi rindu sekaligus cemas.

"Xavier... sayang, kemarilah," panggil Oma Saras dengan suara lembut, penuh kasih.

"Iya, Oma," jawab Xavier pelan sambil menghampiri, lalu duduk di samping wanita paruh baya itu.

Tatapan Opa Arya langsung tertuju pada kening cucunya. Alisnya berkerut, nada suaranya tegas namun penuh khawatir. "Kening kamu kenapa, Nak?"

"Xavier kecelakaan, Opa," jawab Xavier jujur, suaranya terdengar datar.

"Lain kali hati-hati bawa motornya. Ingat, keselamatan kamu yang utama. Mommy kamu sudah pergi, Oma dan Opa tidak mau kehilangan kamu juga, Nak," ucap Oma Saras sambil mengelus tangan cucunya dengan penuh kasih sayang.

"Iya, Oma. Maaf," sahut Xavier lirih.

"Sekarang kamu tinggal di sini. Keputusanmu keluar dari mansion neraka itu adalah pilihan terbaik," ujar Opa Arya, nadanya tegas dan mantap, seakan tak memberi ruang untuk penolakan.

Xavier hanya terdiam, tatapannya kosong menunduk.

"Tidak ada bantahan, Xavier. Mulai sekarang kamu tinggal di sini. Opa lebih rela mati dibanding melihat cucu Opa yang terus disakiti di rumah itu," lanjut Opa Arya, nada suaranya meninggi karena emosi yang ia pendam.

"Nak, kamu tinggal di sini, ya. Oma dan Opa khawatir, apalagi kalau kamu terus berada di sana..." ucap Oma Saras dengan suara lembut, berusaha menenangkan.

Opa Arya menghela napas, lalu menatap cucunya dengan tatapan serius. "Dan Opa juga akan memberitahumu sesuatu... sesuatu yang sudah saatnya kamu tahu."

Xavier mengangkat wajahnya, menatap Opanya dengan heran sekaligus waspada. "Baiklah," jawabnya pelan.

Jawaban itu membuat Oma Saras dan Opa Arya saling berpandangan lega. Mereka tak akan membiarkan cucunya terus berada di tangan yang salah.

1
kaylla salsabella
la kenapa nenek rose ada di sini
kalea rizuky
entah benci cwek lemah meski penyakitan seenggaknya gk oon
kalea rizuky
moga g sad ending ya Thor benci q novel sad
kaylla salsabella
kok cuman 1 part thor😁😁
Nona Jmn: Aamin! Makasih🫶🥰
total 3 replies
lovly
berharap untuk akhir yang bahagia thor, semangat💪
Nii
👍
kaylla salsabella
lanjut thor
Lisa
wah hebat nih Xavier ntar lg jdi ketuanya mafia D'Angel
Lisa
Nenek koq jahat banget sama cucunya
kaylla salsabella
terimakasih update nya thor😍😍😍
Nona Jmn: Sama-sama kakak🥰🫰
total 1 replies
kaylla salsabella
ayo vier cari tahu calista kenapa gak sekolah
kaylla salsabella
kira papa nathan ada masalah apa
kaylla salsabella
ooo si nenek belum tahu berhadapan sama Xavier🤣🤣🤣
kaylla salsabella
semoga calista sembuh
Lisa: Amin..
total 1 replies
kaylla salsabella
terimakasih update 3 part😍😍😍
Nona Jmn: Sama-sama☺️ Jangan lupa Vote ya kakak☺️🫰🫶🥰
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor
kaylla salsabella
ayo vier datang kasihan calista
kaylla salsabella
alhamdulillah vier mau berubah
kaylla salsabella
semoga calista sembuh
kaylla salsabella
lanjut thor
Nona Jmn: Sama-sama kak, makasih juga sudah sering baca novel aku☺️🥰🫶🫰
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!