NovelToon NovelToon
Sopirku Mantan Dosaku

Sopirku Mantan Dosaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saling selingkuh / Cinta Terlarang / Mantan / Romansa / Cintapertama / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Laila_Anta

Pernikahan seharusnya membuka lembaran yang manis. Tapi tidak bagi Nayara, dia menyimpan rahasia kelam yang akhirnya merenggut kebahagiaannya.

Suaminya membencinya, rumah tangganya hampa, dan hatinya terus terjerat rasa bersalah.

Hingga suatu hari sumber masalahnya sendiri datang dan berdiri dihadapannya, laki-laki yang kini memperkenalkannya sebagai sopir pribadi.

“Sudah aku katakan bukan. Kamu milikku! Aku tidak akan segan mengejarmu jika kau berani meninggalkanku.”

Apakah Nayara akan mempertahankan rumah tangganya yang hampa atau kembali pada seseorang dimasa lalu meski luka yang ia torehkan masih menganga dihatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laila_Anta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Sehari sebelum Dev berhasil masuk ke rumah Bian dan Nayara.

Setelah memutuskan minggat dari rumah, selama 3 hari ini ia tinggal di sebuah apartemen yang tidak jauh dari perusahaan.

Ya, benar. Tentu saja numpang hidup pada Sekretaris pribadi serta sahabatnya tersebut. Selama tiga hari ini ia benar-benar menggantungkan hidupnya pada sekretaris Ram yang masih aktif bekerja di perusahaan.

"Bos, ada kabar bagus. Lamaran bos diterima. Dan mulai besok bos bisa langsung bekerja," seru sekretaris Ram yang saat ini baru sampai di apartemennya.

Dev yang hanya guling-guling di sofa langsung terperanjat. "Kau serius? Jadi aku bisa langsung menjalankan misiku?"

Sekretaris Ram mengangguk cepat. "Tentu, bos. Akhirnya penantian bos secepatnya akan segera terealisasi."

"Kalau begitu bantu aku bersiap. Misiku tidak boleh gagal. Untuk saat ini aku rela menjadi orang lain demi Nayara ku."

Sekretaris Ram menepuk bahu Dev. "Semoga berhasil bos."

3 hari yang lalu sekretaris Ram mendekati asisten pribadi Bian. Ia bercerita kalau mempunyai sepupu yang datang dari kampung yang sedang mencari pekerjaan.

"Kau yakin sepupumu bisa diandalkan?" tanya asisten pribadi Bian penuh selidik.

"Tentu saja. Dia pemuda yang pekerja keras dan gigih."

Mereka berdua sedang berada di sebuah kafe. Keduanya menyempatkan waktu untuk bertemu disela-sela kesibukan. Kebetulan mereka sudah saling kenal.

Asisten pribadi Bian mengetuk bibirnya seperti sedang berpikir. "Kebetulan sekali, aku pernah mendengar pak Bian membutuhkan sopir pribadi. Aku bisa merekomendasikan sepupumu untuk bekerja di rumahnya."

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Sekretaris Ram bersorak dalam hati. Selangkah lagi misinya akan berhasil. Tidak salah, ia mencoba menggali informasi tentang Bian dari asisten pribadinya tersebut.

"Terimakasih bro. Sepupuku akan senang jika ia mendengarnya. Ia akan menjadi seorang pesuruh dari seorang laki-laki yang luar biasa seperti Tuan Bian." Sekalian saja menjilat. Agar aktingnya tidak terlihat mencurigakan.

"Tapi bener kan, sepupumu mau bekerja apa saja?" tanya asisten pribadi Bian memastikan.

"Apa saja, bro. Mau jadi sopir pribadi, jadi tukang kebun, penjaga keamanan pun dia pasti tidak akan menolak."

'Asalkan ia bisa masuk ke rumah mantan kekasih terindahnya,' gumam sekretaris Ram dalam hati.

"Yasudah nanti aku kabari lagi."

Dan hari ini sekretaris Ram mendapatkan pesan dari asisten pribadi Bian kalau sepupunya diterima untuk menjadi sopir pribadi Bian dan besok ia harus segera datang ke rumah untuk mulai bekerja.

Pagi hari yang begitu bersemangat untuk Dev. Ia sedang berdiri di depan cermin, melihat pantulan dirinya dengan penampilan yang sangat berbeda kali ini.

Jika biasanya tubuhnya selalu terbungkus setelan jas mahal yang membuatnya terlihat tampan dan gagah tapi kali ini ia berusaha berpenampilan seolah dirinya pemuda culun yang datang dari kampung.

"Bagaimana Ram? Apa penampilanku sudah meyakinkan?"

"Tentu bos. Siapapun tidak ada yang bisa mengira kalau pemuda culun ini ternyata seorang Presdir perusahaan besar," jawab sekretaris Ram yang berdiri di belakang.

Dev berbalik. "Terimakasih. Hingga kini pun kau masih setia mendukungku. Dan untuk sementara aku serahkan semuanya padamu." Menepuk bahu sebelum akhirnya ia bersiap untuk pergi ke medan perang.

"Ini barang-barang yang bos butuhkan."

Sekretaris Ram menyerahkan sebuah tas selempang yang di dalamnya berisikan barang-barang pribadi Dev dan tentu ponsel jadul sebagian properti dari aktingnya.

"Saya juga sudah memesan taksi online untuk mengantar anda ke sana," tambahnya.

"Baiklah. Aku pergi dulu."

Dev meninggalkan apartemen serta kemewahan yang ia dapatkan setahun terakhir ini hanya untuk sebuah misi yang mempertaruhkan hidup dan matinya nanti.

* * *

Saat tengah malam Dev dan Bian baru saja tiba di rumah. Benar kata Nay dan Bi Yati kalau laki-laki itu sering pulang larut malam seperti ini.

Dengan wajah lelah Bian menapaki anak tangga. Sebelum akhirnya masuk ke kamarnya.

Di bawah sana Dev tertegun. "Kenapa dia masuk ke kamar yang berbeda dengan Nay. Apa dia tidak salah masuk kamar? Atau mereka-"

Ia tidak melanjutkan kata-katanya. Sebelum prasangkanya tersebut failed. Karena Dev pun begitu kelelahan, ia akhirnya memutuskan untuk masuk ke kamar. Pikirnya masih ada hari esok untuk kembali menyelidiki apa yang terjadi pada Bian dan Nayara yang sebenarnya.

Benar saja saat pagi hari pun mereka turun dari kamar yang berbeda. Nay dengan dress rumahannya, sedangkan Bian dengan setelan kerjanya.

Meskipun Nay turun lebih dulu, langsung pergi ke dapur membantu bi Yati. Tapi Dev semakin yakin kalau ada sesuatu yang janggal diantara suami-istri tersebut.

Saat sarapan pun Dev mengamati keduanya dari jarak yang tidak mencurigakan. Ia duduk di kursi yang terletak di dapur yang langsung menghadap ke meja makan dimana Nay dan Bian tengah sarapan.

'Ada apa dengan mereka sebenarnya. Kenapa mereka terlihat kaku seperti itu.'

Dev terperanjat saat tepukan tangan mendarat di pundaknya. "Huss! Gak usah diliatin. Habiskan saja sarapanmu. Nanti kamu ngiler lagi liat Tuan dan istrinya." Bi Yati yang tiba-tiba muncul.

"Hehe, iya bi. Habis Tuan dan Nyonya pasangan yang serasi si. Yang satu tampan dan Nyonya begitu cantik. Saya aja sampai tidak sadar ngelihatin mereka karena betah." Dev mengusap tengkuknya gugup.

"Itu memang benar. Tapi sayang, yang terlihat belum tentu yang sebenarnya terjadi," ceplos bi Yati yang membuat Dev semakin penasaran.

"Maksud bibi?" Terlihat sekali kalau pemuda itu begitu antusias.

Saat bi Yati ingin membuka mulut. "Daf, suamiku sudah selesai sarapan. Beliau sebentar lagi keluar." Nay tiba-tiba muncul di dapur mengagetkan keduanya.

"Kamu belum selesai sarapan? Ngapain aja si dari tadi," ketus Nay.

"Hayoh loh!" kata bi Yati.

"Maaf, Nyonya. Sebentar lagi saya selesai. Ini bi Yati malah curhat." Alasan Dev yang membuat bi Yati membulatkan matanya.

Saat hendak berangkat kerja pun tidak ada interaksi yang berarti diantara keduanya. Nay yang sibuk membereskan meja makan dan Bian yang melenggang begitu saja keluar rumah dan masuk ke dalam mobil.

"Nanti tidak usah menjemput. Saya akan pulang malam sekali. Jaga rumah saja. Dan pastikan tidak sesuatu yang mencurigakan dari istri saya," ujar Bian saat mereka berada di dalam mobil.

"Oh ya, satu lagi. Saya minta kamu laporkan pada saya apapun yang istri saya lakukan di rumah. Lebih detail lebih bagus."

"Aku penasaran apa yang dilakukan Nay seharian dirumah selama berbulan-bulan. Apa dia benar-benar tidak bosan. Sampai detik inipun dia tidak pernah sekalipun merengek untuk meminta keluar rumah," gumam Bian yang masih bisa didengar jelas oleh Dev yang tetap fokus memegang kemudi.

"Laksanakan, Tuan!"

Perkataan Bian membuat Dev semakin yakin dengan prasangkanya. Bahwa hubungan mereka tidak beres.

Jika benar. Entah Dev harus marah atau merasa senang. Yang jelas ia akan bertindak setelah memastikan apa yang terjadi sebenarnya pada hubungan mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!