Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
"Makan mu sudah selesai? Kita harus kembali, aku tidak ingin kau dapat masalah dihari pertama kerja!" Gavin berdiri lebih dulu, membayar dua porsi makanan dirinya juga gadis cantik yang ikut bersamanya
"Kita pergi sekarang!" Gavin berjalan lebih dulu, Zalika sedikit berlari guna menyamai langkah lebar pria itu
"Oh iya, berikan nomor ponselmu!" Pria itu memberikan ponsel miliknya pada Zalika, saat ini keduanya tengah berada di dalam lift menuju lantai lima belas dimana ruang kerja mereka berada
"Untuk apa?"
"Kau masih bertanya? Tentu saja untuk pekerjaan!"
Zalika yang mendengar kata pekerjaan, dengan cepat menyambar benda pipih yang asisten Gavin berikan, gadis itu mengetikkan deretan angka pada ponsel milik atasannya itu
Keduanya keluar dari lift, keduanya memilih untuk ke ruangan masing-masing. Seperti yang diketahui jika mereka tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam ruang kerja milik sang CEO jika pria itu tidak memintanya
Telepon di meja Zalika berbunyi, dengan segera gadis itu menjawab. Bukan suara Gavin, namun suara tegas sang CEO yang terdengar di telinganya
"Segera keruangan saya!" Singkat padat dan penuh perintah
Tanpa menunggu lagi, Zalika segera masuk kedalam ruangan tersebut. Dari sana Zalika dapat melihat seorang pria berusia sekitar dua puluh delapan tahun tengah sibuk menatap laptop didepannya sementara jemarinya menari dengan cepat diatas keyboard
"Tuan butuh sesuatu?" Tanya Zalika dengan penuh hormat
"Saya ingin jus buah naga!" Bahkan Jefry tak memandang kearahnya saat mengatakan itu
"Ada lagi?"
"Untuk sementara itu saja!" Zalika menundukkan kepalanya, lalu tatapannya tertuju pada makanan yang belum tersentuh diatas meja kaca disudut ruangan
"Anda belum menyentuh makan siangnya?" Gadis cantik itu memberanikan diri untuk bertanya, keberanian itu membuatnya mendapat tatapan tajam dari sang atasan
Gadis cantik itu meneguk salivanya berat, tatapan tajam serta penuh intimidasi diberikan pria itu kepadanya
"Apa peduli mu? Kau makan dengan baik bersama Gavin, untuk apa peduli padaku?" Jawaban ketus itu membuat Zalika mengerutkan keningnya
"Ada apa dengannya? Kenapa tiba-tiba marah?" Gumamnya, dan sialnya itu masih terdengar oleh pria dihadapannya
"Kau mengatakan sesuatu?"
"Ti-tidak tuan! Tuan Jefry ingin makan sesuatu? Biar saya bawakan!" Tawarnya pada sang bos
"Tidak perlu, saya hanya ingin jusnya saja!"
"Baiklah!" Zalika membalik tubuhnya namun suara dari atasannya kembali terdengar
"Jangan pakai gula!"
"Baik tuan!"
"Karena kamu sudah manis!" Jefry tersenyum mengatakannya, tentu saja saat sekretaris cantiknya telah menghilang dibalik pintu kaca tersebut
Tak lama gadis cantik itu datang dengan membawa nampan berisi segelas jus buah naga pesanan Jefry
Dirinya mengetuk lebih dulu dan sahutan dari dalam memerintahkan dirinya untuk masuk
Zalika sedikit dibuat canggung saat disana telah duduk seorang wanita dengan pakaian minim tepat diatas meja yang digunakan tuannya untuk bekerja
"Maaf tuan, saya tidak tahu jika anda ada tamu!" Zalika menatap sekilas wanita cantik dengan balutan dress berwarna navy itu
"Tidak masalah, letakkan jusnya disana!" Jefry menunjuk kearah meja kaca dimana terdapat sebuah paperbag dari restoran ternama, makanan yang tadi juga sudah tidak ada
"Saya permisi dulu tuan" Zalika membungkukkan sedikit tubuhnya
"Dia siapa?" Tanya wanita cantik itu kepada Jefry
"Sekretaris baru!" Jawab pria itu singkat
"Aku baru lihat"
"Ini hari pertamanya"
"Dia cantik!" Dari ucapannya terdengar jika wanita itu tengah cemburu
"Hmm" hanya gumaman yang diberikan Jefry sebagai jawabannya. Pria itu juga mengakui jika sekretaris barunya itu sangatlah cantik
"Kamu tertarik?" Tanya wanita yang merupakan tunangan dari pria itu
Zalika yang seperti berada di situasi mencekam segera undur diri "Saya permisi tuan, nona!"
"Hey kamu!" Zalika tersentak saat suara wanita itu terdengar sedikit marah
"Saya nona" Jika Zayyan tau putri kesayangannya diperlakukan seperti ini, Zalika yakin ini adalah hari pertama juga hari terakhirnya bekerja
"Jangan mencoba untuk menggoda calon suami saya! Jika itu terjadi maka kamu tau sendiri akibatnya!" Ucapnya penuh penekanan, seolah dirinya ingin memberitahukan kepada Zalika bahwa dirinya adalah wanita sang CEO
"Saya disini untuk bekerja nona, jadi saya tidak akan mencoba mendekati tuan Jefry atau pria manapun di kantor ini!" Ucap gadis itu dengan lantang
Memangnya wanita itu berpikir dia gadis yang seperti apa, bisa-bisanya dia berpikir jika Zalika akan merayu Jefry
"Tapi dengan Gavin sudah berani makan bersama!" Gumam Jefry, membuat wanita bernama Leona itu menatap kearahnya
"Kamu mengatakan sesuatu, sayang?"
"Tidak ada!"
"Saya boleh keluar sekarang?" Sudah sejak tadi dirinya berpamitan, namun sepasang kekasih itu malah menahannya dengan pertanyaan yang tidak berbobot
"Pergilah!"
Setelah berada di mejanya barulah gadis cantik itu menggerutu, rasanya ia ingin mencabik-cabik sepasang kekasih yang menyebalkan itu
"Kekasihnya mengatakan hal yang merendahkanku, sementara batu bernafas itu diam saja!" Gerutunya
predikat yang gadis itu berikan pada Jefry tidaklah salah, sikap dingin pria itu memang membuatnya terlihat seperti batu yang diberi nyawa
Jefry mengulas senyum, melihat dari dinding kaca dimana sang sekretaris cantik tengah menggerutu, bahkan wajahnya terlihat menggemaskan dengan bibir yang terus komat-kamit bak tengah membaca mantra
"Sayang, makanannya udah siap!" Suara Leona membuat Jefry mengalihkan pandangannya dari sang sekretaris
***
"Kamu belum pulang?" Gavin keluar dari ruangannya dan mendapati jika Zalika masih berada di mejanya dengan mengerjakan sesuatu
"Sebentar lagi tuan, laporannya harus segera saya serahkan pada tuan Jefry!" Jawabnya tanpa memandang kearah pria tampan itu
"Sekarang sudah waktunya pulang, kamu bisa selesaikan laporannya besok!" Ujar Gavin terdengar begitu lembut
"Tapi tuan.."
"Tuan Jefry juga akan mengatakan hal yang sama" kata Gavin
"Kalau begitu saya pulang dulu!" Pria itu tak mengalihkan pandangannya pada Zalika yang tengah sibuk membereskan barang-barangnya "Tuan Gavin belum pulang?"
"Saya akan menemui tuan Jefry lebih dulu" Gavin tersenyum kearahnya
"Baiklah, kalau begitu saya duluan tuan!" Zalika berlalu sementara Gavin masuk kedalam ruangan sahabat sekaligus atasannya itu
Zalika telah melihat sebuah mobil mewah berwarna hitam tengah menunggu didepan sana
Rasanya ia ingin menghajar pria berbadan tegap yang tengah berdiri disamping kendaraan mewah itu
Gadis itu tentu saja menjadi pusat perhatian para karyawan yang juga keluar dari gedung kantor. Bagaimana tidak, seorang sekretaris dijemput menggunakan kendaraan super mewah, bahkan mobil yang menjemputnya setara dengan kendaraan milik Jefry Wardhana sang CEO
Zalika semakin dibuat kesal karena Mano telah membuka pintu belakang dimana biasanya nonanya itu duduk
"Silahkan nona!" Ucap Mano penuh hormat
Tanpa menunggu lagi, Zalika segera masuk dengan tatapan menghunus pada pria empat puluh lima tahun itu
"Kenapa pake mobil ini sih, pak Mano!" Kesal Zalika
semoga terkuak ya rahasianya