" Daddy aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup , kenapa harus menikah ?" ucap Aqila dengan tidak terima ketika Daddy meminta dia menikah .
" Aqila umur kamu udah 25 tahun jadi memang sudah seharusnya menikah , sudah cukup kamu foya-foya dan membuang waktu selama ini dan Daddy ingin kamu memberikan seorang cucu sebagai pewaris " tegas Daddy .
" Pewaris apa lagi Daddy, aku sudah memenuhi keinginan Daddy untuk menjadi presiden direktur di perusahaan keluarga lalu apa lagi masalah nya?" pertanyaan Aqila yang benar-benar tidak ingin menikah dan kalaupun menikah dia belum punya laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami ideal baginya .
" Pokoknya Daddy nggak mau tau , kalau memang kamu tidak mau Daddy jodohkan cari calon suami sendiri dalam rentang waktu 1 Minggu ini jika tidak kamu akan Daddy nikahkan dengan Brian " pernyataan Daddy .
" What, Daddy aku nggak menyukai pria itu " tegas Aqila menolak tegas .
" Maka dari itu cari cepat calon suami " ucap Daddy pada Aqila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Damai dan tentram
" Om bagaimana ini " resah Aqila yang benar-benar takut karena semua tidak berjalan sesuai rencana .
" Aku pun bingung Aqila tapi untuk saat ini kita harus menjalani nya " kata Vincent.
" Sekarang ayo kita kembali keacara "ajak Vincent menggenggam tangan Aqila .
............
Sepulang dari acara mereka pulang ke mansion sudah hampir tengah malam .
" Om tidur saja diatas ranjang" kata Aqila menatap Vincent yang berbaring disofa dengan perasaan bersalah .
Selama menikah Aqila memang menyuruh Vincent tidur disofa namun perlahan Aqila sadar kalau tidur disofa pasti rasanya tidak nyaman dan sudah 2 bulan lebih Vincent tidur disofa setiap malamnya.
" Tidak apa-apa Girls jangan merasa bersalah aku,"
" Om pokoknya tidur diranjang " Aqila langsung menjemput dan menggenggam tangan Vincent lalu membawanya di atas ranjang.
" Maafin aku " sendu Aqila menatap Vincent yang tersenyum menatapnya.
" Tidak apa-apa Girls aku sadar kok posisi aku yang hanya sebatas suami kontrak " ucap Vincent yang sebenarnya merasa sakit setiap kali Aqila mencari cara agar mereka bisa bercerai bahkan menyakinkan keluarga nya.
" Om sebenarnya aku,"
Drettt
Drettt
Vincent menatap ponselnya yang bergetar diatas meja " katakan" ucap Vincent tetap menatap Aqila walaupun ponselnya terus bergetar .
" Om angkat aja telfonnya dulu barangkali penting soalnya telfon malam-malam" kata Aqila yang diangguki Vincent mungkin saja apa yang dikatakan Aqila benar .
10 menit kemudian Vincent yang tadinya mengangkat telfon dibalkon kamar kembali masuk setelah menutup gorden .
" Girls, tadi mau bicara apa ?" tanya Vincent pada Aqila yang sudah berbaring dengan mata mengantuk .
" Siapa yang telfon Om?" tanya Aqila .
" Irene" jawab Vincent yang tengah mencharge ponselnya lalu menaruh diatas nakas.
" Pacar Om " kata Aqila dengan ekspresi wajah yang tidak bisa dijelaskan.
" Asisten aku Girls" ucap Vincent ikut berbaring disebelah Aqila dan menarik selimut .
Mereka sama-sama berbaring telentang menatap langit kamar dalam diam dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
" Om"
"Girls "
" Om duluan deh " kata Aqila ketika mereka sama-sama ingin bicara .
" kamu aja duluan " kata Vincent mengalah karena rasanya gugup .
" A, aku nggak jadi " gelagapan Aqila yang sepertinya lebih gugup lagi .
" Yasudah kita tidur saja " ucap Vincent mengambil jalan tengah.
.............
" Girls tidak bisakah kamu tidur dengan tenang " kata Vincent yang sedari tadi memang tidak tidur terus memperhatikan Aqila yang bolak-balik menghadap dengan mata terpejam .
" Dingin Om" kata Aqila menghadap Vincent dan kembali membuka mata karena tidak bisa menemukan posisi tidur yang nyaman .
Vincent menarik selimut sampai bahu Aqila lalu mengelus-elus kepalanya dalam posisi berhadapan.
" Om " mata Aqila seperti terpaku menatap Vincent dalam posisi sedekat ini sampai dia kehilangan kata .
" Ada apa ?" tanya Vincent lebih mendekat pada Aqila .
" A, aaa, aku ,"
" Kamu ingin dipeluk kemari lah" Vincent yang peka langsung mendekap Aqila dalam pelukan hangatnya.
" Nanti pacar Om marah kalau ,"
" Sssth, sudah aku katakan tidak ada wanita lain " pernyataan Vincent secara tidak langsung menyatakan Aqila adalah satu-satunya.
Muachhh.
" Tidurlah" kata Vincent mengelus-elus kepala Aqila dalam posisi mereka yang sangat dekat sampai perlahan desiran tidak bisa mulai menguasai perasaan masing-masing.
Aqila melingkarkan sebelah tangan nya dipinggang Vincent lalu menyusup mencari kehangatan karena merasa kenyamanan.
Malam sunyi dan tentram itu berlangsung singkat ketika mereka sama-sama berbagi kehangatan dalam pelukan .
Keesokan paginya.
" Om ini bajunya" kata Aqila yang sudah menyiapkan pakaian untuk Vincent yang akan berangkat ke kantor pagi ini .
" Aqila, bisakah kamu membantu aku berpakaian" pinta Vincent yang masih memakai handuk yang terlilit di pinggang nya sehabis mandi .
" I, iya Om pakailah celana dulu aku ambil sisir diatas meja sebentar" kata Aqila bergegas keluar ruang ganti .
..........
" Om " panggil Aqila yang kembali masuk ruang ganti membawa sisir .
Aqila mulai memasang kancing kemeja Vincent dengan gugup bahkan tangannya yang tiba-tiba gemetaran menatap tubuh Vincent yang ternyata sangat kekar dan berotot.
" Girls dasinya mana?" tanya Vincent yang berdiri diam dihadapan Aqila terus mencari-cari.
" Ihhhh, Om bisa diam nggak " omel Aqila merungut dan menampar lengan Vincent sampai pria dewasa itu terdiam .
" Diem aja biar aku siapin " kata Aqila yang lama-lama memang kesal dengan Vincent yang terus bergerak padahal Aqila sedang memasang kancing kemeja bagian atas dan Vincent juga jauh lebih tinggi darinya jadi Aqila sedikit kesusahan.
" Duduk " kata Aqila menarik kursi yang dengan patuh Vincent duduk sambil mengulum senyum daripada diomeli lagi .
Selesai memasang kancing Aqila menunduk dihadapan Vincent yang duduk dikursi itu memasang dasi dengan telaten .
" Girls nanti aku akan mengikuti meeting untuk memperebutkan sebuah tender besar , doakan aku dapat ya " pinta Vincent menatap Aqila yang masih menunduk merapikan dasi .
" Okey, semoga Om menang ya " kata Aqila dengan tulus mengambil pomede lalu memberikan secukupnya ke rambut Vincent dan mulai menyisir .
Vincent memang minta tolong Aqila agar membantunya berpakaian tapi tidak expect juga akan disisir kan rambut juga .
" Girls kamu orang pertama yang berani menyentuh kepalaku " batin Vincent mengulum senyum karena selama ini Vincent sangat mengharamkan seseorang menyentuh kepalanya jika tidak untuk keperluan tertentu seperti potong rambut atau mengobati luka .
" Om jadi ingat Mommy Om ya " kata Aqila melihat Vincent melamun, karena biasanya anak laki-laki sangat manja pada ibu mereka .
" Iya sudah bertahun-tahun lamanya aku tidak merasakan sentuhan ibu " jawab Vincent menunduk sedih menarik perhatian Aqila
" Om jangan sedih " Aqila langsung mendekap kepala Vincent yang menunduk sedih .
" Aku tidak apa-apa Aqila " kata Vincent sejenak memejamkan matanya merasa nyaman menyandar diperut dan dada Aqila .
" Ayo selesaikan seperti nya keluarga sudah menunggu kita untuk sarapan " kata Vincent setelah beberapa saat.
" Iya " Aqila dengan cepat merapikan rambut Vincent lalu terakhir dia menyemprotkan parfum.
" Ternyata gaya rambut seperti ini cocok juga untuk ku " kata Vincent menatap dirinya dari pantulan cermin .
Sejak menikah dengan Aqila memang ada beberapa hal yang berubah dari diri Vincent dan yang paling mencolok adalah penampilan karena semua pakaian yang Vincent kenakan adalah pilihan Aqila .
" Cocok , Ohhh iya kemarin aku liat Om ada bawa jas hitam " kata Aqila yang tengah merapikan rak parfum.
" i, iya kenapa dengan jas itu ?" tanya Vincent yang mengerti jas yang Aqila maksud adalah jas yang dia bawa kemarin dari mansion nya.
" Modelnya jelek kalau dipakai aura Om udah kayak Om-om beneran " pendapat Aqila yang sungguh tidak nyaman memandang Vincent memakai style seperti itu sedangkan Aqila selalu memilihkan Vincent jas ala Korean style agar rupawan dan kharismatik .
" Aku jelek " kata Vincent dengan suara kecil menunjuk dirinya.
" Om, style yang kita pakai itu menentukan bagus atau tidaknya penampilan, jadi mau Om ganteng sekalipun kalau pakaian nya nggak cocok tetap aja kelihatan norak" kata Aqila terang-terangan.
" Apa iya selera Irene norak " batin Vincent karena selama ini Irene lah yang mengatur perihal pakaian yang Vincent kenakan .
segalak galaknya suami dari leluhurnya Ampe mommy tuh suami mereka ga ada yg lost control Ampe segitunya Vin kamu mah rada rada no good