NovelToon NovelToon
Skenario Cinta : Kisah Setelah Patah Hati

Skenario Cinta : Kisah Setelah Patah Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Vampir / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Harem
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Katsumi

Mengisahkan kehidupan seorang siswa laki-laki yang telah mengalami patah hati setelah sekian lamanya mengejar cinta pertamanya. Namun, setelah dia berhenti ada begitu banyak kejadian yang membuatnya terlibat dengan gadis-gadis lain. Apakah dia akan kembali ke cinta pertamanya, atau akankah gadis lain berhasil merebut hatinya?

Ini adalah kisah yang dimulai setelah merasakan patah hati 💔

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katsumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sssttt!

Lisa terus berjalan menyusuri lorong sekolah menuju taman belakang. Pandangannya lurus ke depan, napasnya pelan, tapi hatinya deg-degan tak karuan. Ia tahu Ferdi sedang sendirian di sana. Dan entah kenapa... ia ingin bicara.

Sementara itu...

Dari balik dinding lorong, dua kepala intip-intipan dari satu sisi. Teman-teman Lisa, Sari dan Dina, sedang berjongkok dengan gaya detektif gadungan, satu tangan menopang dagu, satu lagi pegang ponsel kayak alat penyadap.

"Dia jalan ke taman belakang... wah ini fix banget mau ketemu cowok itu!" bisik Dina.

"Kita harus pastiin!" balas Sari dengan penuh semangat dan sedikit terlalu keras.

"SSSTTTT!" Mereka berdua saling menyuruh diam secara bersamaan, lalu merunduk lagi.

Namun, tak jauh dari situ...

Dari sisi lain tembok, muncul tiga kepala lagi yang juga intip-intipan, Aldi, Adit, dan Fino. Mereka bertiga sedang tiarap gak jelas di tanah, lengkap dengan ekspresi sok serius.

"Eh, lu liat? Si Lisa jalan ke taman," bisik Adit sambil merayap seperti pasukan khusus.

"Ini pasti momen penting," jawab Aldi yang entah kenapa udah pakai ranting kecil di mulutnya kayak film action.

"SSSTTT! Fokus, bro," Fino menegur, menoleh ke belakang. Tapi saat dia menoleh...

Matanya langsung beradu pandang dengan... Dina dari tim Lisa.

Keduanya sama-sama melotot.

Saling pandang 1 detik.

Saling paham 2 detik.

"AAAAAA!!!"

"AAAAA!!!"

Mereka berteriak bersamaan, langsung berdiri, dan otomatis semua pengintai keluar dari persembunyian kayak penjahat yang ketahuan maling.

"Apa-apaan kalian?!" bentak Sari kaget.

"Harusnya kami yang nanya! Ngapain kalian ngintilin Lisa?!" balas Adit sambil nunjuk.

"Loh?! Emangnya kalian ngapain juga di sini?!" sahut Dina gak mau kalah.

Mereka berdiri di lorong taman, saling tunjuk, seperti duel antara dua geng drama remaja, tapi versinya low budget dan agak memalukan.

Fino menghela napas panjang. "Oke... kayaknya kita semua... sama-sama kepo."

Hening sejenak.

"Iya sih," balas Sari jujur.

Lalu, seolah tersadar sesuatu, mereka semua bergegas merapat ke balik pohon yang sama, cukup dekat dengan tempat Ferdi duduk, sekarang rame-rame nempel kayak sarden sambil intip Lisa yang mulai bicara dengan Ferdi di taman belakang.

"Eh minggir, kepala lo kegedean!" bisik Dina ke Adit.

"Kau injek sepatu gua, Dodol!" Aldi membalas.

"SSSTTTTT!!!"

Suara kompak dari seluruh geng, termasuk dua musuh yang barusan nyaris berantem. Tapi sekarang bersatu... demi gosip segar dan update hubungan teman sendiri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ferdi duduk di bangku taman dengan tangan disilangkan, wajahnya masih menyiratkan emosi yang belum sepenuhnya reda. Pandangannya kosong menatap dedaunan yang berguguran.

Langkah kaki terdengar mendekat pelan-pelan.

"Ferdi..."

Ferdi menoleh. Lisa berdiri tak jauh darinya. Tatapannya sedikit ragu, namun ada tekad di sana.

"Kamu... nggak apa-apa?" tanya Lisa pelan.

Ferdi menghela napas. "Harusnya aku yang nanya, kamu ngapain ke sini?"

"Aku... cuma mau... ya, nanya kabar. Kamu kayaknya marah banget tadi."

Ferdi menggaruk kepala pelan, "Ya... agak emosi sih. Tapi bukan ke kamu."

Lisa hanya mengangguk. Diam. Menunduk. Tangannya saling mencengkeram, menahan gugup.

Dari balik pohon...

"Oi, oi! Volume suara mereka kecil banget! Gue gak denger!" bisik Aldi sambil nempelkan gelas plastik ke telinganya.

"Ini bukan film, Bodoh, gelas plastik gak punya kekuatan buat denger suara dari jauh!" balas Dina sambil jitak kepalanya pelan.

"Minggir! Gue bisa baca gerak bibir!" ujar Fino sok jago.

"Lu buta aksara aja masih, jangan sok bisa lip reading!" Sari membalas.

"SSSTTT!!!"

Semua kembali menunduk. Mata mereka waspada. Telinga tajam. Tapi tetap... kekurangan info.

Kembali ke taman...

Lisa mengambil napas pelan. "Semalam... makasih ya. Udah nolongin aku, nyediain tempat, dan... semuanya."

Ferdi menatapnya, kali ini lebih tenang. "Iya, gak masalah kok. Serius, aku juga gak nyangka kita bisa ngobrol kayak gini."

Lisa tersenyum tipis. "Aku juga."

Lalu, hening. Tapi heningnya bukan karena canggung. Lebih ke... nyaman. Sesuatu yang aneh tapi menyenangkan.

Namun...

"WEH!! KAYAKNYA MEREKA SENYUM-SENYUMAN GITU DEH!!" bisik Adit terlalu keras.

Lisa dan Ferdi langsung menoleh bersamaan.

"GUBRAAAK!!"

Tim pengintai langsung roboh berjatuhan ke tanah dari belakang semak, tumpang tindih kayak domino.

Lisa melongo. Ferdi bengong.

"Kalian ngapain di situ?" tanya Ferdi datar.

"Eh... angin..." jawab Fino.

"Angin apaan?" sahut Lisa bingung.

"Angin... gosip?" Aldi mencoba selamatkan situasi, tapi justru makin tenggelam.

Sari dan Dina berdiri sambil menyeka tanah dari rok mereka. "Jadi ketahuan juga ya..." gumam Sari.

Lisa menutup wajahnya dengan tangan. "Ya ampun..."

Ferdi hanya bisa garuk-garuk kepala. "Ya udah lah. Sini sekalian duduk, udah keburu malu juga."

Mereka semua saling pandang, lalu akhirnya... tertawa bareng. Suasana yang semula canggung, perlahan mencair.

Dan untuk pertama kalinya...

Lisa ikut tertawa lepas, tanpa menahan diri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Taman belakang sekolah masih terasa hangat oleh canda tawa mereka. Lisa tersenyum, wajahnya tampak lebih cerah dari biasanya. Ferdi bahkan tak sadar ia ikut tertawa lepas, sesuatu yang jarang terjadi sejak akhir-akhir ini.

Namun, semua itu berhenti... saat suara langkah kaki menghentak lantai semen dengan irama cepat.

"Ouuh…"

Sebuah suara terdengar dari belakang. Dingin. Mengiris.

"Udah deket banget sekarang ya?" Yuka berdiri di sana dengan tangan terlipat, tatapannya menusuk ke arah Ferdi dan Lisa yang masih duduk berdekatan.

Semua langsung membeku.

Tim pengintai refleks mundur seperti barisan semut yang dihantam sapu lidi.

"Aduh... bos terakhir udah dateng..." bisik Aldi.

"Boss final form..." Fino menatap ngeri.

"Jangan gerak... mungkin dia hanya melihat berdasarkan gerakan," Adit berusaha bertahan, menirukan dino di film Jurassic Park.

Kembali ke hadapan Ferdi dan Lisa, suasana berubah drastis.

Kayla buru-buru menyusul dari belakang dan menarik tangan Yuka. "Tunggu, Yuk. Jangan kayak gini..."

Tapi Yuka mengibaskan tangannya.

Dia melangkah maju dengan tatapan penuh amarah, matanya tertuju pada Ferdi. "Cepet banget ya lupanya? Padahal baru beberapa hari."

"Apa?" Ferdi berdiri, ekspresi wajahnya mulai tegang. "Beberapa hari lalu kamu bikin aku ngerasa gak berarti?"

Lisa langsung menunduk, merasa tidak ingin jadi penyebab pertengkaran mereka.

Yuka menggigit bibir, menahan emosinya. Tapi ia tak bisa menahannya. "Kamu… kamu bilang suka sama aku, tapi sekarang... udah duduk-duduk sama cewek lain!"

Ferdi menghela napas, suaranya mulai meninggi, "Iya! Karena kamu gak pernah dengerin aku! Selalu ngelak, selalu berpura-pura gak ngerti perasaanku!"

Yuka menatapnya dengan mata berkaca. "Aku... aku gak tahu caranya...! Aku gak tahu harus gimana..."

"Lalu sekarang salahku karena mencoba membuka hati ke orang lain?" Ferdi membalas tajam.

Lisa berdiri perlahan. "Aku... harus pergi," gumamnya pelan. "Maaf... aku gak mau ada di tengah-tengah ini…"

"Tunggu!" ucap Yuka sambil menahan tangan Lisa. "Kamu... kenapa gak bilang dari awal? Kamu tahu dia suka sama aku, kan?"

Lisa menunduk. "Aku gak tahu apa-apa soal kalian. Aku cuma... dia nolongin aku, itu aja…"

Yuka terdiam. Tangannya gemetar. Kayla menarik pelan lengan sahabatnya, membisikkan, "Yuk... ini bukan caranya..."

...----------------...

Tim pengintai masih bersembunyi.

"Gua udah nyesel ikut..." bisik Adit.

"Gua rasa kita harus bawa tisu... buat semuanya," sambung Aldi.

"Gue deg-degan kek nonton sinetron jam 7," Sari ikut berkomentar.

"Diam. Ini penting. Gua udah nangis nih, sumpah…" Fino mengusap matanya seolah ada air mata yang keluar.

Ferdi menatap Yuka dan Lisa bergantian. Emosi, perasaan bersalah, kecewa, semuanya bercampur.

"Aku... capek," ujarnya pelan tapi tegas. "Aku cuma pengen tenang... gak pengen dijadiin orang jahat cuma karena aku nyoba move on."

Yuka membuka mulut, tapi tak ada suara keluar. Air matanya jatuh. Kayla langsung memeluknya dari samping.

Lisa berdiri mematung. Dia ingin bicara, tapi rasanya bukan haknya.

Suasana hening... sesaat.

Sampai tiba-tiba...

"Eh, ada guru piket!!!" Aldi teriak panik karena melihat Pak Heri dari kejauhan.

Semua langsung tercerai-berai seperti kecoak disenter.

Ferdi hanya menghela napas. "Kehidupan anak SMA... gak pernah damai."

1
Saiful Anwar
jadi Ferdi itu vampir. tunggu, jika dia vampir, apa itu setengah vampir/vampir murni?? tapi kok Ferdi baik" ajah saat terkena sinar matahari.
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
asekk di ulti
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
ini ilusnya pake ai kan? gimana caranya biar kek gtu?
Katsumi: yah di ketik di prompt
total 1 replies
Saiful Anwar
kalau Yuka tau si Ferdi udh punya tunangan bisa marah+cemburu=patah hati
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
oh wow, akhirnya ada pov 1🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
pake nanya🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
jdi keinget yg di yumemiru🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊: tpi bagus sih, bikin keinget jdi pen nonton ulang 🗿
total 1 replies
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
dari ferisu jadi ferdi🗿suka bet huruf 'f' keknya
Katsumi: Gak tau, pengen aja
total 1 replies
Saiful Anwar
darling??
kayaknya bertambah saingannya
Mizuki
Temen w yang namanya ferdi terakhir kali bilang gini ke cwek random hasilnya malah kena gampar
Katsumi: wkwkwkw
total 1 replies
Mizuki
scene ngompori temen dari dulu emang jadi template banget😑
Mizuki
Menyelam sedalam Palung Mariana demi Loli
Mizuki
masih menyelam
Mizuki
Langsung saja, yandere, loli, ama tsundere bab berapa?
Mizuki: btw, ini si Yuka gak ada di cover gak sih, w baca di awal-awal gak ada deskripsinya, kek npc banget daripada penggerak plot awal🗿
total 1 replies
bysatrio
jadi, mulai masuk fantasinya? vampir? mereka berlima? apa sama cewek²nya juga nanti?
Katsumi: iya masuk kayak siluman, iblis dan malaikat
total 1 replies
Saiful Anwar
lah ini baru prolog nya? gua kira udah mulai.
Katsumi: iya masih prolog itu v;
total 1 replies
Saiful Anwar
Hhmm saya mencium aroma misteri
bysatrio
apakah ada konflik lain yang sempat terlupa,
Saiful Anwar
dari alurnya hina dan Ferdi kayaknya teman masa kecil
ラマSkuy
nah kan udah kaya ibu ibu aje ngerumpi, akhirnya didatangin langsung sama yang dirumpiin kan🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!