Princess Inka Dan Inha

Hari pernikahan pun tiba , semua tamu sudah hadir di ballroom hotel untuk menyaksikan pernikahan mewah keluarga Davian.

Keluarga Rico dan Davian sudah berada di ballroom hotel, mereka menunggu Inha yang belum menampakkan batang hidungnya. Richi yang sudah duduk di meja ijab qobul terlihat begitu gugup. Ia beberapa kali melirik anak tunggalnya yang selalu tersenyum dan memberi nya semangat.

Pengantin wanita sudah datang, berada disisi ballroom. Namun terdengar beberapa orang berisik disana. Entah apa yang mereka ributkan.

Davian yang berada tepat di depan Richi mulai memberikan kode agar calon menantu nya bersikap tenang. Sebenarnya ia pun gugup karena akan menjadi wali nikah anak kandung nya sendiri.

"Minum dulu Om biar gak gugup. " Ujar Richi sembari menggulum senyumsenyum dan menyodorkan sebotol air mineral.

Davian melirik kesal dengan calon menantu nya, ia seolah mengejeknya.

" Berani kau macam-macam dengan anakku, awas! "Ancamnya

" Jika kau mencintai anakku bahagiakan dia, jika cintamu memudar ,kembalikan dia padaku dengan baik. "Ucap Davian dengan tegas.

" Sampai matipun aku tidak akan melepaskan istriku, akan aku bahagiakan dia sampai akhir hayatku Om. "Janji Richi

" Buktikan ucapanmu, jangan menjadi pria pembual seperti.... "Davian melirik calon besan nya.

" Apa, kau melirik diriku!" Rico tahu kemana arah mata calon besan nya. " Aku bukan pembual hanya petualang, hehehe... "Kelakarnya

" Oh ya ampun kenapa aku harus punya besan model beginian. "Gumam Davian

" Apa maksud mu, kau ingin ribut dengan ku. "Rico tak kalah sewot, namun penghulu segera memberikan kode agar mereka tidak bertengkar.

" Boleh saya mulai... "Ucap penghulu

" Silakan pak. "

"Tolong jabat tangan calon mertua anda tuan Richi. "

Dengan sigap Richi menjabat tangan Davian karena mereka bersiap akan ijab qobul. Namun masih terdengar suara berisik di sisi ballroom. Hingga penghulu menghentikan acara sejenak dan melanjutkan acara saat kondisi kembali kondusif.

"Saya nikahkan anak saya Nur Inka Aulia Ahmad dengan ___" Davian menghentikan ucapannya karena ada sesuatu yang salah.

"Kenapa Nur Inka Aulia Ahmad, seharusnya Nur Inha Audya Ahmad. " Ujarnya lagi. Ia mengamati tulisan di secarik kertas.

Richi pun terkejut, kenapa dalam kertas itu bernama Inka, seharusnya Inha.

" Tunggu sebentar,dimana Inha? "Tanyanya pada Rico, sang ayah.

Ia berlari kearah ruang samping ballroom, dan mencari calon pengantin wanitanya.

Sedangkan disaat yang bersamaan Antoni berlari dari luar ballroom, ia berusaha menghentikan pernikahan ini. " Tuan, kenapa Nur Inka, kenapa Inka calon mempelai wanitanya seharusnya Inha, tuan? "

Nafasnya berlarian, saat ia mendengar nama Inka yang disebut saat ijab qobul, pikiran Antoni begitu kacau. Ia tidak terima jika wanita nya yang menikah.

" Ini pasti ada yang salah. "Davian ikut kearah ruangan samping, melihat apa yang terjadi. Diikuti oleh keluarga besar nya dan keluarga Richi.

Semua tamu berbisik dan heran kenapa terjadi kesalahan seperti ini. Mereka saling bergosip satu sama lain.

" Kenapa kamu yang memakai baju pengantin, dimana Inha? "Tanya Richi pada wanita yang sudah dirias dengan cantiknya layaknya seorang pengantin.

" A...aku tidak tahu Inha dimana, yang jelas aku mau menggantikan dirinya untuk menikah denganmu. " Ucap Inka dengan gugup.

"Aku tidak ikhlas, aku tidak mengijinkan siapa pun menikahimu. " Antoni langsung memeluk erat wanita yang ia cintai,tak ingin kehilangannya.Tanpa rasa takut ia memeluk wanita itu di depan keluarga besarnya.

"Apa -apaan ini!! " Fafa dengan cepat mengurai pelukan dan mendorong Antoni hingga terjerembab. "Beraninya memeluk adikku! " Fafa dengan cepat menyembunyikan Inka dibelakang tubuhnya.

"Tuan Fafa,aku mohon__... " Antoni langsung bangkit dan mencoba meraih tangan wanitanya.

" Stop Antoni, please jangan buat keributan. Sekarang kita semua harus mencari Inha. " Davian berkata dengan penuh penekanan. Ia menarik tangan anaknya untuk masuk ke kamar hotel kembali, diikuti keluarga besarnya. Walaupun wajah anak nya sama tapi Davian tahu yang ada di depan nya itu adalah Inka bukan Inha.

"Dimana gadis itu? " Tanyanya

"A..aku tidak tahu ayah. " Inka menjawab dengan takut karena mata ayahnya mulai menyalang.

"Apa yang kau lakukan, kenapa kamu gantikan dia menjadi pengantin wanita? "

Inka hanya diam tak berani menatap wajah ayahnya.

"Jawab Inka??!!!! " Davian tak bisa menahan amarahnya kali ini. Dan itu membuat Inka takut dan menangis.

"Mas.... " Navysah mencoba mengelus punggung suaminya agar sabar dan tenang. Ia pun segera memeluk puterinya agar mau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Sebenarnya Navysah sudah tahu kalau Inka menyamar sebagai kembaran nya , walaupun berkali-kali gadis itu mengelak dan menutupi keberadaan Inha. Sebelum ijab qobul dimulai Navysah berbisik dengan anaknya bahwa pernikahan ini tidak boleh terjadi namun Inka tetap saja nekat.

" Sayang, katakan apa yang terjadi dengan Inha, dimana dia? "Tanya Navysah lagi

" Sepertinya anakmu lari dari pernikahan ini dan meminta Inka untuk menggantikan nya. Tapi aku setuju jika Inka menjadi menantuku. " Maya berkeyakinan kalau Inha kabur dan dia tidak mempermasalahkan kejadian ini. Bahkan ia bersyukur jika Inka lah yang menjadi menantunya bukan Inha. Karena Inha terlalu pendiam, ia tidak suka.

"Aku tidak setuju! " Ucap Antoni dan Fafa secara bersamaan.Antoni tidak mungkin rela jika gadis yang dicintainya menikah dengan orang lain sedangkan Fafa tidak ingin adiknya mengorbankan diri menikah dengan pria yang tidak dicintai nya.

Raffa berulang kali menelepon Inha namun ponselnya tidak aktif. Khaffi dan Alif mencoba menghubungi sahabat yang Inha kenal namun tidak berhasil.

Anggrek mencoba menghubungi mami Imel namun ponselnya tidak aktif. "Sepertinya mami Imel terlibat. " Pikirnya

"Mbak Imel. " Geram Davian tidak menyangka kakaknya ikut membantu melarikan diri anaknya. Sejak pagi ia sempat melihat Imelda turun dari hotel dan berdandan layak nya keluarga pengantin. Namun nyatanya dia berkhianat.

"Katakan yang sebenarnya Inka!! " Teriak Davian

"Ayah jangan berteriak, aku takut! " Inka beringsut kedalam dekapan ibunya dan meminta sang ibu untuk melindunginya. Saat ayahnya marah suara menggelegar terdengar begitu keras seperti auman singa.

"Mas.... " Navysah mencoba memperingatkan suaminya agar menahan emosi.

"Sekarang katakan pada mama, dimana Inha berada? "

"Inha pergi bersama mami Imel, sepertinya mereka ke Singapura. "

"Pasti ke rumah Keken. " Celetuk Fafa, ia ingat sepupunya sudah beberapa bulan tinggal di luar negeri karena istri nya akan melahirkan disana.

"Coba kamu telepon Keken. " Pinta Navysah

Fafa berulang kali menelepon Keken dan Farah namun ponsel mereka dinon aktifkan.

"Sialan! " Umpatnya. " Mereka bersekongkol! "

" Kita harus bagaimana mas? "Tanya Navysah pada suaminya yang sejak tadi diam saja. Suasana semakin tidak kondusif saat beberapa pengawal melaporkan bahwa para tamu sudah jenuh menunggu di ballroom.

" Ayah, aku tidak masalah jika harus menikah dengan kak Richi. Jangan sampai pernikahan ini batal karena reputasi ayah akan hancur, keluarga kita akan malu yah. Inka ikhlas menggantikan Inha di pernikahan ini. " Inka meminta pada ayah nya agar melanjutkan acara pernikahan ini.

"Saya tidak ikhlas! " Antoni mendekat pada Inka bahkan berlutut sebagai seorang pria, ia harus mempertahankan wanita yang dicintainya.

"Aku mencintaimu Inka, tolong maafkan sikapku selama ini. Aku mohon menikah lah denganku jangan dengan pria itu. " Kali ini Antoni benar-benar meminta dengan penuh kesungguhan. Bahkan matanya berkaca-kaca saat ini. Namun Inka hanya membuang wajahnya kearah lain. Tak ingin goyah dengan pendirian nya untuk menikah dengan Richi.

"Kalau sudah kepepet baru sadar dan jujur tentang perasaan. Dasar lelaki memang seperti itu tidak inisiatif duluan seolah kita wanita yang harus mengejar nya. " Anggrek sedikit menyindir sembari melirik Alif yang juga bersikap seperti itu.

Namun tidak ada respon dari tunangan nya. Anggrek hanya menghela nafas panjang nya.

"Davian, sebaiknya pernikahan ini tetap dilanjutkan. " Kali ini Kamil. Ayah anggrek menyela. Dia tidak ingin teman nya menanggung malu dengan batalnya pernikahan ini.

" Om, saya tahu diriku kurang pantas untuk bersanding dengan anak Om. Saya sedang berusaha memperjuangkan Inka. Saya sedang merintis perusahaan sendiri agar nantinya anak Om bisa hidup dengan layak dan tidak kekurangan. Memang saya salah karena tidak jujur tentang perasaan karena terlalu yakin bahwa Inka akan menunggu ku. Saya harap pernikahan Inka hari ini tidak terjadi, saya mohon beri saya kesempatan untuk bersama anak Om. " Antoni memohon

"Sudah terlambat kak, saya tidak bisa mundur dari pernikahan ini. Daripada orangtua ku menanggung malu, lebih baik saya menikah dengan kak Richi. " Kali ini jawaban dari Inka. Ia sudah memikirkan dengan matang , mungkin ini jalan yang terbaik. Setelah bertahun-tahun berharap cinta dari Antoni tapi selalu diabaikan dan setelah di hari pernikahan ini, Antoni malah berkata jujur tentang perasaan nya. Menyedihkan sekali.

"Inka, apa kau bisa menjalani hidup dengan orang yang tidak kau cintai! " Hati Antoni begitu nyeri ketika gadis pujaan nya memilih untuk melanjutkan acara pernikahan.

"Lalu aku harus bagaimana??! " Teriak Inka. "Melihat ibuku sedih kembali seperti orang gila atau melihat keluarga ku malu dicaci maki seluruh tamu yang hadir karena pernikahan ini batal! "

"Aku benci dengan semua ini, adikku kabur dihari pernikahan nya. Dan kau tak pernah merespon perasaan ku, kejadian yang lalu aku hampir saja diperk*sa lalu kakak- kakak ku sibuk dengan pekerjaan dan keluarga nya. Aku bisa apa??! HAH...?? " Inka meluapkan segala isi hatinya, kejadian demi kejadian beberapa minggu yang lalu membuat nya lelah secara mental. Ingin rasanya dia pergi dari dunia ini tapi ia merasa masih ada tanggung jawab yang harus dia selesaikan yaitu menyelamatkan nama baik keluarga.

"Aku memang tidak mencintai kak Richi, tp lambat laun juga cinta akan datang diantara kami. " Ucapnya lg sembari terisak. Richi menatap gadis itu , ternyata dibalik sikap gadis itu yang ceria ,banyak luka bathin dan terabaikan. Namun hati Richi tak bisa bohong, ia masih berharap Inha yang menjadi istrinya.

"Tidak Inka.... " Kali ini Antoni benar-benar hilang akal. Ia menggenggam tangan Inka dengan erat seolah tidak mau melepaskan gadisnya.

Fafa tidak tega melihat Antoni yang begitu rapuh, selama ini asisten nya tidak pernah menampakkan kesedihan nya.

"Sudahlah Nav, aku menerima dengan lapang dada jika menantuku Inka. Itu lebih baik. " Maya kian semangat karena Inka lah yang akan menjadi menantu nya.

"Tidak!!! Inka milikku." Antoni masih bersikukuh sembari menggenggam tangan gadis itu kian erat. Tak ingin melepaskan.

"Pernikahan ini bisa dilanjutkan agar keluarga Om Davian tidak malu, dengan cara..." Khaffi kali ini menyela obrolan mereka. Semua orang menatap Khaffi dengan penuh arti.