Bermimpi menjadi pencuri terhebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bocor
Cermai dan Pinus sedang berada di suatu tempat yang begitu eksotis.
Sudah mau satu bulan saja mereka berdua menginap di penginapan yang sederhana untuk menyamarkan keadaan.
Hari-hari mereka berdua dijalani bersama dengan rasa senang.
Keintiman hubungan keduanya menjadi semakin kuat tidak hanya melulu tentang bercumbu yang hampir setiap waktu mereka lakukan.
Cermai dan Pinus mulai membicarakan tentang masa depan jika ada kemungkinan mereka bisa hidup berdampingan.
Apa yang akan mereka lakukan?
Usaha seperti apa yang akan mereka tekuni untuk menyambung hidup?
Dengan modal yang lumayan besar dari gabungan uang mereka bersama. Sudah lebih dari cukup untuk memulai sebuah usaha.
Cermai dan Pinus ingin sekali berhenti menjadi seorang pencuri. Mereka lelah jika harus terus hidup dalam kepura-puraan.
Mereka harus bisa memutarkan uang dan menghasilkan barang sedikit demi sedikit.
Mereka patut meneladani Waru dalam hal ini.
Mereka mengakui bahwa bekerja sama dengan Waru memang sangat menyenangkan. Disamping uang hasil curian yang banyak. Mereka juga mendapatkan pengalaman berharga dengan mempertaruhkan nyawa.
Komplotan pencuri Waru sudah lebih dari sekedar pertemanan. Mereka adalah sebuah keluarga.
Cermai dan Pinus sudah melakukan dua pencurian hantu yang sukses bersama Waru. Dua kali mencuri tanpa diketahui.
Yang pertama di bank dan yang kedua baru beberapa minggu yang lalu yaitu kain sutra.
Malam ini adalah malam terakhir bagi Cermai dan Pinus menginap di tempat ini. Besok mereka akan melanjutkan perjalanan ke tempat mempesona lainnya.
Untuk mengenang mereka pernah singgah di pulau ini. Mereka berdua akan menghabiskan malam terakhir dengan gila-gilaan.
Di dalam kamar yang tidak terlalu luas itu dan hanya berdua. Cermai dan Pinus berpesta minum. Membakar ganja dan menghisap sabu.
Setelahnya mereka berdua akan bermain adu hasrat siapa yang paling kuat dan tahan lama.
Sejauh mereka bersama Cermai yang lebih berpengalaman selalu unggul. Dibanding Pinus yang masih terhitung sebagai pemula.
"Oh.............",
"Oh.............",
Jerit desahan suara seorang janda terdengar sampai keluar tempat penginapan.
Membuat orang-orang yang lewat penasaran.
Berbondong-bondong mereka mengintip. Bahkan ada yang merekam.
*
Pagi hari
Bangun di pagi hari seharusnya Cermai dan Pinus lekas mandi lalu berkemas.
Pagi ini mereka berdua akan pergi meninggalkan rumah penginapan ini untuk melanjutkan bersenang-senang di tempat yang lain.
Tapi tidak berjalan sesuai dengan harapan. Ada yang memaksa masuk ke dalam kamar penginapan.
Masih dalam keadaan bertelanjang bulat. Cermai dan Pinus ditangkap.
Identitas mereka berdua ketahuan. Ternyata kasus pencurian kain sutra murbei belum sepenuhnya dihentikan.
Pada malam transaksi itu kain-kain sutra dengan kualitas nomor satu tidak pernah meninggalkan pelabuhan. Para penadah dan penyelundup tertangkap. Operasi mereka bocor.
Nama Cermai dan Pinus pun muncul dan dijadikan sebagai tersangka utama pemasok kain sutra ilegal. Yang rencananya akan dikirim-kirim ke luar kepulauan.
Pada malam itu hanya Pinus yang turun dari mobil untuk menemani Cermai yang melakukan transaksi. Sementara Waru tetap di dalam mobil untuk mengawasi dan berjaga-jaga jika ada kecurangan.
Cermai dan Pinus pun dibekuk oleh petugas gabungan tanpa bisa melawan.
Keduanya dibawa dan ditahan. Ditempatkan di ruangan sempit yang dingin di balik tembok besi.
Para pelaku tindak kejahatan pelanggar hukum yang merugikan berbagai pihak harus bertanggung jawab atas perbuatan mereka.
Diadili dan menerima sanksi. Dicambuk dan dirajam.
Cermai dan Pinus tetap tutup mulut. Mereka berdua menjaga kode etik sesama pencuri.
Cermai mengarang sebuah cerita. Pinus juga mengarang sebuah cerita yang sama.
Nama Waru sama sekali tidak pernah mereka sebutkan.
*
Waru bersedih hati. Ia sedang bersama dengan mantan pencuri yang kaki kirinya sudah diamputasi.
Waru mengajak temannya itu sarapan bubur di dekat tempatnya berjualan di pinggir jalan.
Waru membaca surat kabar di kolom kriminal. Kali ini Waru membeli terlebih dahulu sebelum membacanya. Tanpa mengambil uang kembalian bahkan membayar lebih.
Sekarang sudah tidak apa-apa kalau Waru mau melipat-lipatnya.
Waru mengetahui dari berita bahwa Cermai dan Pinus telah tertangkap.