Joi, siswa SMA kelas 2 yang cuek dan pendiam, memiliki kemampuan indigo sejak kecil. Kemampuannya melihat hantu membuatnya terbiasa dengan dunia gaib, hingga ia bersikap acuh tak acuh terhadap makhluk halus. Namun, pertemuan tak terduga dengan Anya, hantu cantik yang dikejar hantu lain, mengubah kehidupannya. Anya yang ceria dan usil, terus mengikuti Arka meskipun diusir. Pertikaian dan pertengkaran mereka yang sering terjadi, perlahan-lahan mencairkan sikap cuek Joi dan menciptakan ikatan persahabatan yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joi momo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesawat kertas isi hati Anya
Mentari hampir sepenuhnya tenggelam, menorehkan warna jingga di langit senja. Joi pulang sekolah, langkahnya sedikit lebih cepat dari biasanya. Begitu sampai rumah, ia mendapati Anya sedang duduk di ruang tamu, wajahnya tampak cemberut. Aura negatif mengelilinginya, menciptakan suasana yang sedikit tegang.
Joi mendekat, ingin menanyakan apa yang terjadi. Namun, Anya hanya menjauh, menunjukkan ketidaksukaannya. Joi mencoba mendekat lagi, tetapi Anya tetap menjauh. "Hei, ada apa ini?" tanya Joi, suaranya lembut namun sedikit khawatir.
Anya mendengus, "Kau ini tidak peka sekali! Setelah bersenang-senang dengan Bella, kau langsung pulang dan menggangguku?" suaranya terdengar sinis. Ia masih kesal dengan sikap Joi yang dianggapnya cuek terhadap perasaannya.
Joi mengerutkan dahi, "Aku hanya makan siang dengan Bella. Tidak lebih dari itu." Ia merasa bingung dengan reaksi Anya yang berlebihan.
"Makan siang? Itu namanya kencan!" bantah Anya, suaranya meninggi. "Kencan itu bukan hanya soal makan, tapi tentang hubungan!"
Joi menghela napas, "Aku tidak mengerti, Anya. Bisa jelaskan dengan lebih baik?"
Anya pun mengambil toples kaca yang telah disiapkan Anya. Anya mengambil toples tersebut, lalu tersenyum tipis kepada Joi. Suasana tegang sedikit mereda.
Di dalam toples itu ada beberapa kertas berwarna yang terlipat membentuk pesawat.
Joi tidak tahu maksudnya dan Joi mengira itu adalah surat surat cinta yang sering Joi terima dari gadis gadis di sekolahnya.
Joi sering menaruhnya dalam toples dan meletakan nya seperti ini, ia tidak tahu bahwa surat itu adalah milik Anya.
Anya pun mengerutkan kening nya menatap Joi yang bodoh itu?
Joi pun perlahan lahan mengabaikan Anya.
sedang Anya penuh dengan berbagai perasaan yang berkecamuk.
kesal pada Joi yang tidak peka dan juga rasa cemburunya yang tak kunjung reda.
Joi yang memperhatikan Anya kembali mendekat dan akhirnya mulai bertanya di keheningan yang menyelimuti ruangan. Joi, yang masih penasaran, akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, "Anya, untuk apa kau menulis semua surat cinta ini?"
Anya pun langsung mengangguk, matanya berbinar binar dengan perasaan gembira, akhirnya Joi mengerti juga.
"Apa kau ingin mengirimkannya pada genderuwo?"
Pertanyaan Joi yang polos dan sedikit nyeleneh itu langsung membuat Anya tersentak. Ia bangkit berdiri, wajahnya memerah menahan amarah. "Kau pikir aku ini hantu?!" serunya, suaranya meninggi. "Aku ini manusia, tau!"
Joi terdiam, kepalanya sedikit pusing. Ia tidak menyangka pertanyaannya akan membuat Anya semarah itu. Ia menghela napas panjang, mencoba untuk menjelaskan. "Bagaimana cara aku mengatakannya padamu, Anya? Kau ini… kau ini seperti hantu. Apa kau tidak lihat? Kau tidak punya bayangan di cermin!"
Anya memutar bola matanya, "Aku tidak butuh cermin! Pokoknya aku manusia! Manusia! Manusia! Aku tidak mau tahu! Dengar ya, aku tidak suka kalau kamu dekat-dekat dengan Bella! Titik!"
Joi menggaruk kepalanya, "Aku dan Bella cuma teman, Anya. Teman jauh, coy! Kami hanya teman, tidak lebih. Aku tidak ada perasaan padanya."
Anya mendengus, "Benarkah tidak ada perasaan? Lalu kenapa kalian pergi kencan?" Ia menatap Joi dengan tatapan penuh curiga.
Joi menjelaskan dengan polosnya, "Aku hanya ingin ditraktir makan. Itu mengurangi beban uangku, kan? Aku tidak perlu mengeluarkan banyak uang, aku bisa menyimpan uangku untuk masa depan."
Mendengar penjelasan Joi, Anya terdiam. Ia terpaku di tempatnya, mencerna ucapan Joi. Dalam hatinya, ia berpikir, "Sepertinya Joi ini memang bodoh dan polos. Dia bahkan tidak tahu arti kencan." Sebuah perasaan kasihan mulai muncul di hatinya. "Wah, kasihan sekali perempuan itu," gumamnya dalam hati, merujuk pada Bella. "Bagaimana dia bisa suka pada pria bodoh seperti ini?"
Anya merasa frustrasi. Ia tidak mengerti mengapa Joi bisa sepolos itu. Ia merasa perasaannya diabaikan, dianggap remeh oleh Joi. Ia merasa kesal karena Joi tidak memahami arti kencan yang sebenarnya. Ia merasa lelah karena harus terus menerus menjelaskan hal yang sama kepada Joi. Ia merasa putus asa karena tidak bisa membuat Joi mengerti perasaannya. Ia merasa sedih karena perasaannya tidak dihargai oleh Joi. Ia merasa kecewa karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa sakit hati karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa terluka karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa terabaikan karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa kesepian karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa sendirian karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa kehilangan karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa putus asa karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa lelah karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa sedih karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa kecewa karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa sakit hati karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa terluka karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa terabaikan karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa kesepian karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa sendirian karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa kehilangan karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa putus asa karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa lelah karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa sedih karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa kecewa karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa sakit hati karena Joi tidak memahami perasaannya. Ia merasa terluka karena Joi tidak memahami perasaannya.