Apa jadinya, jika gadis yang lembut dan baik hati serta memiliki rasa empati yang tinggi berubah menjadi gadis yang cuek dan dingin. Luka yang begitu menyakitkan bahkan mampu mengubah karakter seorang Agatha Lorenzo, bisakah ia melewati masa sulit itu? Apakah ia sanggup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DessertChocoRi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XXXIII
Malam pun tiba, saat ini Dita sedang bersiap-siap untuk pergi makan malam dengan Kevin. Ia merias dirinya secantik mungkin.
“Aku harus tampil cantik”
Ia mulai memoles wajahnya dengan berbagai rangkaian skincare setelah itu mulai memakai makeup sebagai penutup ia memakai lipstik berwarna merah.
Tidak lupa ia mencatok rambutnya dengan curly, setelah itu ia merapikan sedikit agar semakin terlihat menawan.
Dita yang memakai gaun malam berwarna merah maroon panjang, memiliki detail kerah bateau dengan hiasan berkilau di bagian dada.
Dita memeriksa penampilannya mulai dari rambut, wajah, hingga baju semuanya siap. Ia pun turun ke bawah untuk menemui Kevin.
Suara tawa terdengar di ruang tamu, di sana Kevin sedang berbincang dengan Jhon dan Wanda.
“Ini dia si cantik jelita” ucap Wanda saat melihat Dita
“Ayo kak” ajak Dita
“Kami pamit pergi dulu om, tante”
Klotak..
Klotak..
Belum juga Jhon dan Wanda membalas ucapan Kevin, terdengar suara heels yang melangkah ke arah mereka.
Agatha keluar dengan penampilan yang sangat cantik, dengan gaun berwarna merah muda yang berkilau. Sangat cocok dengan kulitnya yang putih, semua tatapan mereka tertuju padanya.
“Lagi-lagi, dia mengambil semua perhatian orang dariku” kesal Dita
“Cantik” batin Kevin
“Sayang kamu sudah mau pergi juga?”
“Iya daddy”
“Kakak kamu mau ke mana sendirian”
“Kenapa kamu begitu penasaran?” Tanya Agatha cuek
“Kakak tidak di jemput sama pacar kakak?” Tanya Dita
“Dia sudah punya pacar?” Batin Kevin
Kevin merasa penasaran dengan pacar Agatha, jadi ia berencana menunggu pria itu. Kevin yang sudah mulai suka pada Agatha sedikit kecewa.
Agatha yang malas berdebat pun melanjutkan langkahnya, namun Dita tidak membiarkan Agatha begitu saja.
“Daddy apa pacar kakak sudah meminta izin pada daddy, seperti Kevin dia datang dengan sopan menjemputku”
“Apa urusanmu dengan izin pacarku?”
Agatha sudah menahan kesal padanya tapi Dita terus memancingnya.
“Agatha apa pacar kamu tidak datang menjemput mu?” Tanya Jhon
“Kami bertemu di restoran langsung daddy”
“Kakak, meminta izin keluar itu hal dasar” ucap Dita
“Agatha sebaiknya kamu memberi tau pacar kamu untuk menjemputmu” ucap Wanda
“Sayang sebaiknya kamu meneleponnya, daddy tidak ingin kamu keluar tanpa tau siapa yang membawamu”
Agatha yang malas memperpanjang masalah pun mau tidak mau menghubungi Arslan agar meminta izin pada sang daddy supaya Jhon tidak khawatir.
“Halo”
“Kak, apa kakak bisa datang menjemputku?”
Arslan yang merasa seperti mendapat angin segar pun tak menunggu lama untuk menjawab.
“Aku akan ke sana”
Panggilan itu pun selesai lalu Arslan segera memberitahu Deo bahwa mereka akan menjemput Agatha.
“Kita jemput dia dulu”
Deo yang memang penasaran pun semakin penasaran dengan sosok gadis yang mampu mengguncang hati seorang Arslan.
“Baik tuan” Deo pun langsung menuju kediaman Agatha yang sudah dekat.
“Jangan menatapnya lebih dari lebih dari 3 detik”
Deo melongo mendengar ucapan itu keluar dari mulut seorang Arslan Swaftgard.
“Tuan apa aku tidak salah dengar?” Tanya Deo
“Jika kamu berani, akan ku cungk•l bola matamu”
“Sepertinya si bos ini, sudah jadi budak cinta” batin Deo
“Baik tuan” jawab Deo
Setelah beberapa menit ia pun sampai di kediaman Lorenzo. Arslan dengan setelan kemeja hitam di padukan dengan setelan jas slim-fit berwarna putih.
Satu kata yang selalu orang ucapkan ketika melihat Arslan, yaitu tampan. Dengan wajah yang tegas serta mata yang tajam membuat siapa pun terpesona padanya.
Tingnong..
Suara bell membuat mereka yang menunggu tamu istimewa itu pun segera menoleh, Dita yang dengan cepat berdiri untuk membuka pintu.
“Mengapa kamu begitu semangat bertemu pacar orang lain?” Sindir Agatha sambil menatap tajam Dita
Dita yang tersentak mendengar sindiran Agatha pun tersadar bahwa ia tidak mengendalikan sikapnya.
“Maaf kak, aku hanya ingin membantu membuka pintu”
“Ada aku pacarnya, kamu tidak perlu repot”
Agatha pun berjalan ke pintu untuk menyambut Arslan, dengan senyum manis ia membuka pintu.
Fhuuuhhh..
Seperti ada angin yang meniup mereka berdua ketika saling melihat di balik pintu. Terdiam beberapa detik karena mereka saling terpesona.
“Ya ampun pangeran dari mana ini”
“Sangat cantik”
“Pantas saja tuan jadi budak cinta” batin Deo tapi ia menatap Agatha tidak lebih dari 3 detik.
“Ekhhem..”
Deo yang bersuara pun memecahkan lamunan dua orang itu. Agatha pun mempersilakan Arslan dan Deo masuk.
Saat masuk semua terpesona melihat ketampanan Arslan yang sungguh di atas rata-rata. Lain hal dengan Jhon yang kaget bukan main bahwa pacar anaknya adalah orang yang paling berpengaruh.
“Selamat malam tuan Lorenzo”
Saat mendengar suara Arslan, Dita yang sejak tadi tidak berhenti menatap Arslan dengan tatapan memuja pun seperti tersengat listrik.
“Ahh bahkan suaranya sangat tampan, bagaimana jika di atas ranjang” batin Dita
Agatha yang melihat wajah Dita dengan tatapan lapar pun tersenyum remeh, benar dugaannya bahwa Dita akan selalu merebut miliknya.
“Tuan Lorenzo, aku ingin mengajak putri anda dinner apakah anda mengizinkan?” Tanya Arslan
“Suatu kehormatan bila tuan ingin mengajak putri saya, jika memang kalian sudah ada janji silahkan, saya mengizinkannya” ucap Jhon
“Namun sebagai orang tua saya berharap dia tidak pulang larut malam” lanjut Jhon dengan segan
“Tenang saja tuan Lorenzo” ucap Arslan
“Bahkan jika dia tidak pulang sekalipun, dia tidak akan lecet sedikitpun selama dia di sisiku” lanjutnya dengan wajah tegas
Jhon yang tau maksud dari ucapan Arslan yaitu Arslan akan menjaga Agatha dengan baik tanpa terluka.
“Baiklah tuan, saya percayakan putri saya pada anda” jawab Jhon
Arslan pun memberikan lengannya agar Agatha menggandengnya, dengan senang hati Agatha menerima tawaran Arslan.
“Kami permisi” ucap Arslan
“Jaga mata mu, jangan sampai ku congk•l dari tempatnya” ucap Agatha saat melewati Dita
Deo yang berada di dekat mereka mendengar ucapan Agatha pun merinding.
“Sepertinya mereka berjodoh, sama-sama suka mencongk•l mata” batin Deo
Saat Agatha, Arslan dan Deo pergi Kevin yang baru saja kembali dari toilet pun heran karena Agatha tidak ada.
“Kemana Agatha?”
“Mereka sudah pergi” jawab Jhon
“Kak kita pergi sekarang” ucap Dita sambil menahan kesal
“Baiklah”
Mereka berdua pun juga pergi menuju tempat makan malam yang sudah mereka reservasi.
\~\~
Mobil yang di kendarai Deo beserta tuannya sedang membela jalanan menuju restoran mewah.
“Kak maaf yah sudah merepotkan”
“Lain kali, aku akan datang menjemputmu”
“Hah..” Agatha refleks kaget lalu dengan cepat menutup bibirnya
“Maksud aku, apa lain kali kita akan dinner lagi?”
“Apa kamu tidak mau?”
“Mau” jawab malu-malu Agatha
Arslan pun tersenyum mendengar jawaban Agatha. Sedangkan Deo, ia merasa ingin muntah karena tuannya jadi alay.
“Aduh tiket ke mars masih ada tidak yah?”
Setelah 20 menit mereka pun tiba di sebuah restoran mewah. Arslan memesan privat room untuk mereka berdua.
To be continued..
Hay hay semua
Terimakasih yah sudah support othor, yang masih setia kembali pada othor 🫰🏻