Rumah pojok yang selalu bersuara desahan nikmat setiap malam nya selama beberapa tahun terakhir ini, seorang gadis belia yang menjadi primadona sehingga tidak pernah istirahat dapat tamu.
namun ada pula kabar mengatakan bahwa diri nya memiliki susuk, karena setiap pelanggan yang usai berhubungan dengan nya selalu meninggal dunia dengan cara bermacam macam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Cemburu nya anak ular
Bintari melirik ponsel nya yang terus berbunyi sejak tadi, dia berjalan menuju parkiran karena jadwal kuliah nya sudah habis dan ia ingin menghabiskan waktu tidur di rumah saja. tidak banyak macam macam atau pun berkeliaran kesana kemari, karena dia memang paling anti keluar untuk jalan atau pun main dengan yang lain.
Jadi kalau pun pulang kuliah masih siang maka paling hanya mampir untuk makan saja, setelah itu akan pulang kerumah dan ngobrol dengan Kendal yang selalu setia menemani diri nya. sudah lah memang Bintari orang nya pendiam, malah sekarang dapat Kodam yang benar sehingga dia pun bisa dengan leluasa ngobrol bersama Kodam nya ini.
"Bin."
"Ah!"
Bintari menoleh ketika nama nya di panggil oleh seseorang dan Bintari juga merasa kenal akan suara nya, ternyata memang Digo sudah menunggu nya di parkiran dan sejak tadi yang menghubungi Bintari adalah Digo tapi tidak di angkat. sekarang jadi agak malu pula rasa nya, karena ketahuan tidak angkat telefon pria ini.
Digo juga tidak masalah karena ini baru usaha untuk mendekati gadis pendiam ini, kalau memang nanti akan berhasil maka akan jadi hal yang luar biasa untuk hidup nya. yang penting usaha dulu, lagi pula Digo orang nya legowo tidak banyak protes bila Bintari memang menolak cinta nya nanti.
"Kok tiba tiba ada di sini?" Bintari bertanya lembut.
"Aku sudah pulang kuliah, jadi mau menemui kamu sambil ajak makan siang kalau mau." Digo tersenyum grogi.
"Oh kamu belum makan ya?" Bintari sudah ada rencana mau menolak saja.
"Belum sih, maka nya aku pengen makan sama kamu kalau kamu nya mau." jawab Digo tersenyum manis.
Bintari tampak berpikir lagi setelah Digo mengatakan belum makan, kasihan pula karena jarak kampus mereka ini lumayan jauh. sekarang sudah pukul satu lebih dan Digo belum makan, dia ingin makan bersama Bintari sehingga datang sampai di kampus ini dan malah mau di tolak juga.
"Tolak dia, Bin." harap seseorang yang bersembunyi di balik tiang.
Tapi harapan itu memudar karena Bintari terus saja tersenyum sehingga tidak mungkin dia mau menolak, kesal dan juga cemburu membara di dalam dada. tapi karena dia plin plan maka nya jadi tidak tau pasti perasaan nya, membuat teman dan juga gadis ini malas mau dekat dengan nya akibat tidak punya pendirian.
"Ya sudah ayo, mau makan di mana kamu?" angguk Bintari setuju.
"Aku ikut saja, kamu yang pilih lah tempat makan nya." Digo sangat senang karena di terima.
"Ayo di cafe xxx saja, agak dekat soal nya dari sini." ajak Bintari langsung masuk mobil nya.
"Kita masing masing ya pergi nya?" Digo bingung sesaat.
"Lah gimana, kan kamu bawa motor dan aku bawa mobil." sahut Bintari.
"Oh oke, aku di belakang kamu kalau begitu." Digo cepat memasang helm nya dan segera meluncur pergi dari tempat perkiraan ini.
Braaak.
Tinju Arka menghantam tiang yang sangat kokoh itu, sungguh ia marah karena Bintari malah mau pergi dengan Digo. Riski yang menemani dia jadi bingung pula mau berpihak pada siapa, tapi jelas di hati nya dia juga kesal karena Arka tidak pernah jelas apa bila meminta pendapat soal kisah cinta nya.
"Bangsat!" Arka sampai merah padam dan tangan nya juga tampak lecet.
"Jangan kuat kuat menghantam tiang nya, itu sudah miring loh." Riski takut pula bila lantai atas ambruk.
"Kau lihat itu kan, dia kata nya mau mengalah apa bila aku mau mengejar Bintari." sentak Arka.
"Masalah nya sekarang ini, kau mau Bintari apa Lula?" tanya Riski balik.
"Kenapa malah jadi Lula?" Arka nampak bingung.
Andai saja bisa maka ingin sekali Riski menghantam kepala Arka sampai bonyok karena dia sudah sekali mengerti, bahkan perasaan dia sendiri saja dia tidak paham jadi bagai mana dia mau memahami orang lain. anak Arya memang bodoh sekali, kebanyakan orang memang akan sangat bodoh apa bila sudah tiba di urusan cinta seperti ini.
"Kau ini mau nya Bintari apa Lula? atau kau mau memacari kedua nya!" bentak Riski kesal bukan main.
"Aku..."
"Saat ini kau serakah, kau mau dua dua nya!" Riski segera pergi karena malas mau bicara dengan Arka.
"Jadi aku mau dengan siapa?" tanya Arka pula sendirian.
Andai saja saat ini ada para member yang mendengar atau ada Sam saja, maka sudah pasti habis Arka ini di marahi karena bodoh sekali jadi orang. keputusan yang mau di ambil saja dia tidak tau, membuat teman teman nya emosi jiwa saja menghadapi dia yang random itu.
...****************...
Digo berulang kali melirik gadis yang sedang makan itu dengan perasaan yang begitu bahagia sekali, tidak bisa di ragukan bahwa ia memang sangat lah mencintai Bintari sejak dulu. hanya saja yang sebelah ini masih di ragukan, apa kah cinta Dugi berbalas atau hanya bertepuk sebelah tangan saja.
Sebab selama ini pun dia juga tau kalau cinta Bintari untuk Arka, masalah nya yang di cintai Bintari ini random orang nya. tidak bisa dengan jelas menentukan perasaan nya untuk siapa, kadang untuk Lula dan kadang pula untuk Bintari yang pendiam ini.
"Kapan terakhir pulang kampung, Bin?" tanya Digo membuka obrolan.
"Sebulan yang lalu seperti nya, eh aku ambil foto makanan kita ya?" izin Bintari.
"Padahal dia sama seperti wanita lain juga saat sudah aktif, tapi sungguh misterius sekali sikap nya saat sedang diam." batin Digo sambil mengangguk.
"Sama aku boleh tidak?" tawar Digo memberanikan diri.
Bintari tampak berpikir sesaat dan segera mengangguk saja, tidak ada perasaan yang harus ia jaga dan Digo juga bukan tipe pria jelek sehingga tidak akan membuat malu lah bila di posting. Digo senang bukan main, segera ia mengambil foto berdekatan dengan Bintari.
"Mau aku up, tapi kalau kamu enggak suka aku tutup stiker aja ya muka kamu." ujar Digo.
"Boleh, takut nya kamu malu jalan sama aku." gurau Bintari.
"Enggak ya! aku malah takut kamu nya enggak nyaman." Digo cepat menyela karena takut Bintari salah paham.
"Iya, aku cuma bercanda loh barusan." Bintari tersenyum lebar.
"Bagus lah, akhir nya dia bisa cerita dan tau dunia luar juga." Kendal melihat dari jauh pada inang nya.
Bintari kelihatan memang sangat bahagia sekali, mungkin selama di kota maka baru ini dia keluar rumah dan bahagia bersama teman. entah teman atau pun pasangan, Bintari memang tidak pernah keluar rumah untuk main.
Selamat sore guys, othor sakit gigi ini😭bab pertama komen nya 50 lebih ya, jadi ini harus bisa juga biar nanti malam up lagi.
mau apa kau disini pangeran ulo yunior???
Kau hanya boleh mendekati Bintari jika kau sudah memantapkan hatimu pada Bintari.Jika hanya ingin menyakiti hati Bintari,jangan harap kau bisa dekat2 dengannya.
semoga sembuh
kasihan itu si binbin ka...mkin ndak karuan jantungnya kamu buat.