Danau yang sangat tenang bahkan para warga kalau malam juga ada yang mencari ikan di sana, namun beberapa bulan terakhir ini malah muncul gosip yang tidak sedap.
di mulai dari seorang pria hilang begitu saja dari danau itu saat mencari ikan, bahkan ada yang mengatakan pernah melihat selendang merah menari nari di atas air.
apa yang ada di danau itu sebenar nya?
siapa yang sudah membuat masalah di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Tersesat
Rasa sakit yang amat luar biasa sedang Andini rasakan karena pundak saja bolong sampai bisa untuk melihat depan belakang, tapi dia tidak boleh menangis atau pun menyerah kalah karena itu hanya akan membuat diri nya musnah saja. lebih baik segera bangun dan berjuang, agar bisa mengalahkan para manusia lumpur ini.
Wuuusssh.
Byuuuur.
Byuuuuur.
Kekuatan air dari tangan nya Andini terus menghantam satu persatu iblis lumpur yang mau menyerang, Andini segera bangkit dan waspada sambil berusaha mendekati Arya yang saat ini juga sedang melawan para iblis lumpur ini. pokok nya mereka memang sedang di kepung oleh iblis lumpur, jumlah nya pun tidak kira kira.
Andini air dan Arya es sehingga mereka memang bisa menang melawan iblis lumpur ini, ribuan jarum yang terbuat dari kristal es menusuk tubuh mereka semua hingga dalam waktu hitungan detik lumpur lumpur ini musnah tak ada lagi di hadapan mereka. padahal tadi jumlah nya adalah kalau lima puluhan, mereka semua menyerang.
Tap.
Mereka berdua segera adu punggung untuk melindungi satu sama lain, lawan masih ada sekitar sepuluh di hadapan mereka dan masih harus waspada. satu saja bisa membuat pundak Andini bolong, apa lagi sepuluh begini maka yang ada nanti tubuh mereka bolong bolong dan bila di tempat fatal akan musnah juga.
"Kita terjebak di mana ini, Arya?" tanya Andini sambil menyerang.
"Aku juga tidak tau, kenapa kita malah ada di lautan lumpur seperti ini." jawab Arya.
"Sialan, selendang merah sangat licik dan ku rasa ini adalah salah satu cara dia mengurung kita!" geram Andini.
"Curiga nya ini dia sengaja mengurung kita di sini dan membuat Kakak kelabakan." kesal Arya pula.
"Jangan sampai Purnama terjun dalam danau, itu hanya akan membuat dia celaka saja!" cemas Andini.
"Aku akan langsung memusnahkan mereka semua, kau terbang lah naik pohon itu sekarang!" suruh Arya pada Andini karena dia akan menggunakan kekuatan besar.
"Baik, aku akan menunggu mu di sana." Andini segera terbang meninggalkan lumpur yang mengerikan ini.
Arya mengumpulkan semua kekuatan nya di tangan sehingga hawa dingin yang sangat kuat menyelimuti kawasan ini, Andini saja yang sudah di atas pohon langsung menggigil tidak karuan seperti akan membeku tubuh nya. Arya berkelebat dan bersamaan dengan itu ribuan jarum kristal terbang dari segala penjuru dan menusuk semua iblis lumpur ini hingga mereka pun musnah.
"Ya Allah dingin nya, kau membuat beku tubuh ku juga ini." keluh Andini sambil menggigit baju nya karena begitu dingin.
Duaaaaaar.
Ledakan yang begitu keras menggema di lautan lumpur, bukan cuma para iblis nya saja yang di serang oleh Arya. sekarang lautan lumpur ini pun telah membeku jadi es, pangeran ular duduk di atas bongkahan es dengan tatapan nyalang mencari siapa yang sudah mengurung nya di lautan lumpur ini.
"Alah alah pantas dingin sekali, sudah di bekukan begini oleh dia." Andini mau mengeluh tapi tidak bisa.
"Turun lah bila kau sanggup." suruh Arya pada Andini yang masih menggigil di atas pohon.
"Aduh, aku bakal tersiksa ini dengan hawa dingin nya dia! mau membantengi diri pakai apa, kekuatan ku air dan bila ku keluarkan maka dingin lah aku." keluh Andini sambil turun di hadapan Arya.
"Seluruh lautan lumpur sudah beku, ini tinggal mencari saja di mana selendang merah." ujar Arya.
"Ar, jangan jangan manusia yang di bunuh dia ini yang menjadi iblis lumpur." tebak Andini.
"Masa iya, itu tadi jumlah nya banyak dan yang di bunuh kan cuma Paijo saja." sangkal Arya.
"Nah ya yang Paijo itu maksud ku, tadi ada yang besar setinggi manusia biasa dan yang lain kan kecil kecil to." ucap Andini.
"Apa iya ya, aku tidak melihat pada yang setinggi manusia." jawab Arya karena yang tinggi tadi sudah di bantai Andini.
"Sialan! malah terjebak begini sih." Andini merutuk kesal sekarang.
Arya juga kesal ini karena malah terjebak di tempat yang tidak pernah ia sangka sangka, di kira nya tadi saat masuk danau maka akan langsung ketemu dengan selendang merah. namun nyata nya sekarang malah terjebak di sini, mereka juga sama sekali tidak tau di mana jalan keluar nya untuk kembali pada permukaan.
"Andini, kau terluka!" kaget Arya setelah sadar akan pundak nya Andini.
"Iya, aku tidak tau kalau lumpur itu sungguh berbahaya dan aku kena." jawab Andini meraba luka nya.
"Kita harus segera pulang, kalau tidak segera di obati maka akan bahaya!" Arya langsung panik.
"Masalah nya kita tidak tau jalan, Ar! bagai mana bisa kita mau pulang." Andini meringis karena luka nya sungguh sakit.
"Bangsat!" Arya mengumpat kesal karena mereka memang tidak tau harus kemana.
Sungguh jebakan selendang merah ini amat berbahaya sekali, mereka masuk dalam air namun setelah masuk kenapa malah di lautan lumpur dan mereka juga tidak tau jalan pulang nya kemana, tentu rasa kepala ini amat menyala. yang ada hanya mengumpat saja, mau kontak batin pun tidak bisa karena seperti ada yang memutuskan sehingga tidak akan sampai pada lawan yang menerima nya.
"Kau pucat sekali." Arya menyadari perubahan wajah Andini.
"Rasa nya sungguh sakit, mari kita berjalan untuk mencari jalan keluar." ajak Andini pula.
"Arah kanan dulu ya, semoga saja di sana ada jalan keluar." Arya menunjuk sisi kanan mereka.
"Ya aku mengikuti mu." Andini segera menutup luka itu dengan selendang di pinggang nya.
"Tidak masalah kalau gandengan saja, aku takut kau malah di serang lagi." Arya meraih tangan Andini.
Tangan nya juga terasa amat dingin luar biasa, mungkin karena cuaca yang sudah di ubah oleh Arya sehingga Andini menjadi lebih dingin. tapi setelah dingin ini luka Andini masih agak mendingan, tidak terasa panas terbakar seperti pertama kali kena tadi.
"Bila tidak kuat maka aku akan menggendong mu." tawar Arya.
"Tidak, aku masih sanggup kok." Andini menggeleng dan segera berjalan berdua.
Wuuusssh.
Kraaaak.
"Kenapa kau tambah gundukan es di sana?" tanya Andini heran.
"Untuk tanda, takut nya kita cuma mutar mutar saja di sini." jelas Arya.
"Untung kau pintar, kalau kita tidak tau jalan keluar maka pasti nya memang cuma mutar saja." ujar Andini.
Arya tersenyum dan kembali berjalan mencari jalan keluar dari lautan lumpur ini agar bisa pulang dulu, maka dengan begitu dia akan ganti partner lah karena Andini saja sudah terluka parah begini, sudah pasti kekuatan nya agar berkurang juga karena dia masih harus menahan rasa sakit pada tubuh nya.
Selamat pagi besty, jangan lupa like dan komen nya ya sayang ku.
perlihatkan saja dukun nya di bantai sama hantu penunggu danau.biar tau tuh Bustamin dan harahap
iblis merah membunuh mereka itu Krn keserakahan mereka apa memang iblisnya aja yg kurang ajar sesuka hati membunuh warga?