NovelToon NovelToon
Pencuri Terhebat

Pencuri Terhebat

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Tamat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Bermimpi menjadi pencuri terhebat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Datang dan Berlalu

Tidak pernah puas. Tidak pernah merasa cukup.

Begitulah kekayaan. Terlebih lagi bagi para pencuri.

Waru menunggu kedatangan Cermai. Sudah lebih dari seminggu ia berjualan perhiasan emas dengan pergi ke berbagai lokasi.

Pucuk disayang uang pun datang.

Cermai bertamu pagi-pagi ke rumah Waru.

"Ini aku sudah mengambil bagianku",

Cermai memberikan map coklat berisikan gepokan uang kertas kepada Waru.

"Duduk dulu Mai biar aku menghitungnya dulu",

Baru pertama kali dalam seumur hidupnya Waru memiliki uang ratusan juta.

"Bagaimana kalau pagi ini aku traktir makan Mai?",

"Tidak usah aku sudah sarapan",

"Mau kamu apakan uang sebanyak itu?",

"Banyak yang akan aku lakukan dengan uang ini Mai",

"Bayar hutang",

"Membeli barang-barang yang sebelumnya belum bisa aku beli",

Senada dengan Waru. Cermai pun begitu. Ia juga harus mengirim uang untuk kebutuhan orang tua dan anaknya di kampung.

Di sela-sela obrolan di ruang tamu di pagi hari itu.

Ada tamu lain yang juga bertandang ke rumah Waru.

"Jati",

Rupanya itu adalah Jati yang datang pagi-pagi dari daerah yang jauh.

"Jati?",

Rupanya tidak hanya tuan rumah yang kenal dengan Jati. Cermai juga sudah kenal dengan Jati sebagai sesama pencuri.

"Mai?",

"Kamu kenapa ada di sini Mai?",

Waru pun menghubungkan pertemuan ketiga pencuri itu. Mereka yang saling berkaitan perkara perhiasan emas yang sekarang sudah berhasil diuangkan.

Cermai pun jadi tahu kalau Waru dan Jati bekerja sama untuk mendapatkan perhiasan yang kemarin ia jual.

Jati pun jadi tahu kalau Cermai adalah orang yang diminta oleh Waru untuk menjual emas curiannya.

Waru memanfaatkan pertemuan yang tidak disengaja ini untuk menawari mereka berdua sebuah kerjasama. Lagi.

"Apa itu Waru?",

"Apa kamu sudah yakin mau menjadi seorang penggagas sebuah misi pencurian?",

"Berapa nominalnya?",

"Lebih besar berkali-kali lipat jika dibandingkan dengan perhiasan emas kemarin",

"Apa yang mau kita curi?",

"Uang",

Waru mulai menjelaskan bagaimana ia melakukannya.

Waru sudah berbulan-bulan memikirkan rencana ini ketika sedang berada di dalam penjara. Tapi tentu saja ia butuh bantuan dari kerjasama sebuah tim. Komplotan pencuri.

Target operasi Waru adalah sebuah bank. Tempat dimana uang dengan jumlah yang tidak pernah dibayangkan disimpan.

Beberapa hari ini Waru sudah melakukan survei terhadap bank yang hendak dijadikannya sebagai sasaran.

Lebih dari itu Waru sudah mendaftar menjadi nasabah bank tersebut. Ia sudah kerap kali keluar masuk bank yang selalu ramai setiap harinya.

Waru menghafal bangunan tempat bank itu. Apa-apa saja yang ada di luar dan di dalam.

Ia juga memperhatikan bagaimana para petugas keamanan berjaga di sana. Seperti apa kebiasaan mereka.

Tidak hanya ketika jam bank itu sedang buka melakukan pelayanan. Waru juga mengamati bank itu dari pagi sampai malam.

Setelah yakin dan paham tentang seluk beluk tempat itu. Baru Waru mulai menyusun rencana.

"Apa kamu serius Waru?",

"Jangan keras-keras bicaranya",

Waru meminta Jati dan Cermai untuk memelankan suara mereka.

"Tentu saja aku sangat serius",

"Kalau begitu kita perlu membeli pistol Waru",

"Tidak perlu Mai",

"Yang akan kita lakukan adalah mencuri bukan merampok atau mau membunuh orang",

"Kita cukup pakai otak",

"Serahkan semua rencananya kepadaku",

"Percayalah kepadaku",

"Bagaimana dengan mu Jati?",

"Apakah kamu akan ikut denganku?",

Jati tidak bisa menolak dan sangat bersemangat. Kedatangannya pagi ini dari jauh untuk kembali menemui Waru juga karena ingin meminjam uang. Uang hasil penjualan perhiasan emas milik Jati kemarin sudah habis. Selain untuk membayar biaya sekolah dan nafkah anak uang itu juga sudah digunakan untuk membeli sebidang tanah dan melunasi hutang-hutang.

Mendengar ajakan dari Waru tentang mencuri uang di bank. Jati membatalkan niatnya untuk berhutang kepada Waru dan memilih untuk ikut dalam proyek adik sepupunya yang menegangkan ini.

"Aku ikut dengan mu Waru",

"Aku percaya padamu",

"Bagaimana dengan mu Mai?",

Uang Cermai sudah dikirim ke kampung. Sisa uang yang dipegang oleh Cermai tidak banyak.

Cermai memutuskan untuk ikut. Jika benar mereka bisa mengambil uang dari bank tanpa ketahuan. Cermai bisa pensiun dini dari pekerjaannya sebagai seorang pencuri.

"Aku juga ikut",

"Kalian tidak akan menyesalinya",

"Aku akan membuat kalian menjadi kaya raya",

Waru begitu percaya diri dengan ucapannya.

"Seperti ini yang harus kita lakukan",

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!