NovelToon NovelToon
Pernikahan Status

Pernikahan Status

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Juwita Simangunsong

Enam bulan pernikahan yang terlihat bahagia ternyata tak menjamin kebahagiaan itu abadi. Anya merasa sudah memenangkan hati Adipati sepenuhnya, namun satu kiriman video menghancurkan semua kepercayaannya. Tanpa memberi ruang penjelasan, Anya memilih pergi... menghilang dari dunia Adipati, membawa serta rahasia besar dalam kandungannya.

Lima tahun berlalu. Anya kini hidup sebagai single mom di desa kecil, membesarkan putranya dan menjalankan usaha kue sederhana. Namun takdir membawanya kembali ke kota, menghadapi masa lalu yang belum selesai. Dalam sebuah acara penghargaan bergengsi, dia kembali bertemu Adipati—pria yang masih menyimpan luka dan tanya.

Adipati tak pernah menikah lagi, dan pertemuan itu membuatnya yakin: Anya adalah bagian dari hidup yang ingin ia perjuangkan kembali. Namun Anya tak ingin kembali terjebak dalam luka lama, apalagi jika Adipati masih menyimpan rahasia yang belum terjawab.

Akankah cinta mereka menemukan jalannya kembali? Atau justru masa lalu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juwita Simangunsong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Siang hari Adipati datang ke sekolah Alvino dan dia sudah meminta izin terlebih dahulu kepada Papa dan Mama mertua nya, untuk menjemput Alvino.

Ketika Adipati menunggu Alvino pulang sekolah ternyata Anya juga datang. Anya yang melihat sosok Adipati merasa kesal dan berkata " Untuk apa kamu disini? Proyek sudah selesai dan kita tidak lagi terikat sebagai atasan dan bawahan bukan?"

" Kamu benar Anya kita sudah tidak lagi terikat dengan status kerjaan, tapi kita saat ini terikat dengan status pernikahan yang belum usai." sindir Adipati pada Anya.

" Maksud mu apa mas? Berkata seperti itu?"

" Iya kalau kamu lupa kalau kita masih terikat pernikahan tidak apa-apa. Yang jelas aku ke sini untuk bertemu dengan anak ku ... Maksud aku anak kita."

" Dia bukan anak mu dia anak ku, kalau menghayal jangan terlalu tinggi mas. Karena sampai kapan pun dia akan hidup dengan aku."

" Anya , aku tahu hati dan bibir mu tidak kompak. Di mulut kamu bilang begitu tapi dihati kamu berkata lain."

" Maaf mas, mungkin dulu aku sangat sayang dan mencintai mu. Sampai aku rela walaupun pernikahan kita adalah pernikahan status karena hanya untuk menutupi aib mu. Tapi sekarang, untuk kembali bersama mu mungkin hal itu tidak pernah terpikirkan oleh ku."

" Kamu yakin?" lagi - lagi Adipati bertanya dengan nada meremehkan.

" Tentu saja aku yakin, karena hanya keledai yang mau jatuh untuk kedua kalinya di lobang yang sama. Jadi , maaf aku bukan keledai." tandas Anya pada lelaki yang sampai saat ini masih berstatus sebagai suaminya.

" Kita lihat saja Anya, aku juga yakin kalau cinta dihatimu untuk aku masih sama seperti dulu." Adipati tersenyum penuh arti dan Anya semakin kesal.

Ketika Anya ingin membalas ucapan Adipati tiba - tiba suara ponsel Anya berdering dan ternyata Andre yang menelpon " Hay Andre ada apa?"

" .... "

" Ohh baiklah, berarti fitting baju pengantinnya hari ini juga ya?" jawab Anya.

" .... "

" Oke baiklah aku akan ke sana. Tunggu aku kebetulan Alvino ada yang jemput, jadi aku bebas hari ini." Anya segera menutup telepon dan lalu pergi meninggalkan Adipati yang sedang berdiri termangu dan mengepalkan tangan karena kesal.

" Ternyata dia sama Andre memang ada hubungan?" gumam Adipati menahan emosi karena cemburu.

Tidak lama setelah Anya pergi , Alvino baru saja keluar dari gerbang sekolah dan saat melihat seorang pria yang dia kenal sedang berdiri bersandar pada mobilnya sambil melihat gawean nya dan Alvino langsung mendekati Adipati untuk memastikan bahwa yang dia lihat benar Adipati.

" Om Adipati?" Alvino mengerutkan dahinya heran.

Adipati tersenyum hangat " Halo, Alvino. Nenek nyuruh Om jemput kamu hari ini."

Alvino mengangguk kecil , lalu masuk kedalam mobil yang pintunya sudah dibuka oleh Adipati. Kali ini Adipati tidak langsung mengantar Alvino pulang kerumah mertua nya.

" Kita jalan - jalan dulu, ya? Om tahu satu tempat es krim enak banget." ucap Adipati sambil melirik ke Alvino yang duduk disampingnya dengan nyaman.

" Boleh banget , Om!" seru Alvino semangat.

Akhirnya mereka sampai disebuah toko yang menjual berbagai macam jenis dan rasa es krim.

Mereka memesan es krim dengan rasa yang mereka sukai. Alvino duduk sambil menikmati es krim rasa stroberi favoritnya. Sesekali matanya berbinar saat Adipati menggodanya dengan es krim di hidung. Setelah itu , mereka menuju taman bermain. Alvino naik kuda - kudaan , lalu mencoba perosotan spiral yang membuat nya tertawa lepas. Adipati hanya memperhatikan dari kejauhan, sambil menikmati setiap tawa kecil bocah itu. Karena baru kali ini Adipati bisa melihat sosok anaknya bermain dengan nya. Adipati seperti merasakan kebahagian yang sebenarnya sebagai seorang Papa.

Setelah puas bermain, mereka duduk di bangku taman yang menghadap danau kecil.

" Om." panggil Alvino pelan.

Adipati menoleh " Iya Al, ada apa?"

" Seandainya saja Om itu Papa aku ... Aku pasti senang banget." bisik Alvino sambil menatap langit biru yang sekarang menjadi atap mereka.

Adipati menahan napas. Ada sesuatu yang menyesakkan di dadanya. Ingin sekali dia memeluk anak itu dan berkata " Aku memang Papa kamu sayang." tapi bibir nya tak mampu berucap kalimat itu hanya ada di dalam hatinya.

***

Sore menjelang senja dan langit mulai berubah warna menjadi oranye keemasan ketika Adipati membuka pintu mobil untuk Alvino. Bocah itu tampak kelelahan , namun senyuman nya tak pernah surut.

" Kamu senang Al?" tanya Adipati sambil membantu Alvino memakai sabuk pengaman.

" Seneng banget, Om. Ini hari yang paling seru setelah ulang tahun aku kemarin." jawab Alvino jujur.

Di sepanjang perjalanan pulang kerumah orang tuanya Anya, Alvino tertidur di kursi penumpang. Adipati sesekali meliriknya, lalu memperlambat laju mobil agar tidurnya Alvino tidak terganggu. Tatapan Adipati menghangat dan dia bergumam " Seandainya kamu tahu, Al ... saat ini kamu adalah alasan terbesar Papa bertahan sayang. Kamu adalah hidup Papa."

Sesampainya di rumah, orang tua Anya Adipati mengendong Alvino hati - hati. Mama dan Papa Anya tersenyum melihat interaksi keduanya.

" Main sampai capek ya?" kata Mama Anya lembut.

Adipati mengangguk sambil membaringkan tubuh Alvino ke sofa " Dia juga sempat bilang ke aku Ma, seandainya aku punya Papa." bisik Adipati, dengan mata yang berkaca-kaca menahan haru bahagianya.

Mama Anya menatap penuh arti " Kamu tinggal menunggu waktu, Pati. Anak kamu pasti akan tahu kalau kamu adalah Papa kandung nya. Kamu harus sabar , karena buah kesabaran manis rasanya."

Adipati mengangguk pelan, lalu membelai rambut Alvino dengan penuh kasih sayang " Papa akan selalu ada untuk mu , nak. Walaupun tanpa gelar dan pengakuan... selama kamu bahagia."

***

Suara pintu terbuka, suasana yang tadinya tenang terlihat tegang. Tak kala Anya datang dan dia kurang suka melihat sosok Adipati masih ada dirumahnya dengan posisi Alvino dipangkuan sedang tertidur dengan pulas.

Matanya membulat " Kamu kok masih disini mas? Mau ngapain lagi kamu disini?"

Adipati menoleh tenang " Aku masih menemani Alvino yang sedang tidur, seperti yang kamu lihat."

Tanpa basa - basi, Anya langsung menghampiri dan mengambil Alvino dari pelukan Adipati dengan gerakan cepat namun lembut. Anya membawa anak itu ke kamar, lalu kembali dengan wajah tegang.

" Kamu sudah selesai kan mas? Sekarang mas boleh pulang."

Adipati berdiri. Tapi bukan untuk pergi. " Aku mau nginap. Aku mau temani Alvino malam ini. Lagi pula aku sudah izin sama Mama dan Papa dan mereka setuju."

Anya menatapnya seolah pria itu baru saja mengucapkan sesuatu yang mustahil " Kamu gila? Ini rumah orang tua aku, mas! kamu tidak bisa seenaknya untuk nginap, apa kata tetangga."

" Aku Papa nya , Anya. Lagi pula kita masih suami istri. Jadi , aku tidak perduli dengan tetangga." balas Adipati tegas namun tetap menahan nadanya. " Dan satu lagi yang perlu kamu tahu itu. Aku hanya minta satu malam saja di sisi anak ku. Aku tidak minta lebih."

" Dan setelah itu apa? Kamu pikir bisa rebut Alvino dari aku? Kamu pikir kamu bisa rebut hidup aku juga?"

" Kalau boleh jujur iya. Itupun kalau kamu masih punya ruang dihati kamu ... Aku mau isi itu lagi."

" Kamu memang sudah tidak waras mas, bagaimana mungkin aku kembali lagi padamu? Sementara aku sangat membenci mu karena dosa mu enam tahun lalu. Apa kamu masih punya muka? Jujur aku mau bekerja satu kantor itu karena aku ingin menyelamatkan perusahaan Papa ku dan itu tidak lebih. Kamu jangan mimpi mas. Sekarang aku minta kamu keluar!"

" Aku tidak akan pergi. Anya aku juga tekankan jangan bohongi dirimu. Mungkin kalau aku egois aku bisa ambil hak asuh atas Alvino sekarang juga. Karena kita pernah terikat pernikahan dan lagi pula secara finansial aku jauh lebih baik dari kamu." tegas Adipati dan itu membuat Anya semakin marah.

" Sudah ." suara Mama Anya terdengar dari arah dapur. Wajahnya tenang namun tegas. " Biar Adipati disini malam ini dan tidur dikamar Alvino. Karena bagaimanapun Adipati adalah Papa kandung Alvino cucu Mama dan Papa. Kamu harus bisa terima kenyataan, Anya."

Anya kemalingan wajah. Napasnya berat, marah , kecewa dan mungkin juga takut pada perasaan lama yang tiba-tiba menyeruak kembali.

Adipati melangkah pelan ke dekat nya " Aku tahu kamu benci aku. Tapi biarkan aku buktikan ...bukan hanya ke Alvino, tapi ke kamu juga tentu nya. Aku yakin kamu masih cinta dan sayang ke aku."

Anya menggerakkan giginya dan berbalik tanpa menjawab, lalu masuk ke kamarnya sambil membanting pintu dengan keras.

Adipati berdiri di ruang tamu sambil menatap pintu kamar itu. Dia tahu, malam ini bukan akhir melainkan awal dari perjuangan barunya " Cinta itu tidak selalu tentang memiliki tapi aku akan berjuang untuk memiliki kamu kembali Anya."

***

Adipati masuk ke kamar Alvino dan tidur dikamar disana. Suasana lampu yang redup menciptakan suasana hening yang hanya di iringi bunyi jam dinding yang berdetak. Disisi Alvino, Adipati membaringkan tubuhnya sambil mengusap lembut rambut Alvino yang sudah terlelap di bawah selimut bergambar dinosaurus " Tidur yang nyenyak, Al." bisik Adipati pelan " Papa ada disini."

Sesekali Adipati mencium kening putranya, menahan air mata yang nyaris jatuh karena rasa haru dan penyesalan yang menumpuk selama bertahun-tahun. Ada luka yang tak pernah sembuh karena Adipati tidak tahu kalau dia selama ini punya anak.

Dari cela pintu kamar yang sedikit terbuka ternyata Anya diam - diam melihat dan memastikan apa yang dilakukan Adipati dikamar anaknya.

Ada air mata yang mengalir di pipinya, air mata yang tidak bisa ia cegah saat melihat bagaimana Adipati memperlakukan Alvino dengan penuh kasih.

 Anya langsung cepat - cepat kembali ke kamar takut Adipati besar kepala melihat dirinya yang sedang menangis.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!