NovelToon NovelToon
CINTA SETELAH PENGKHIANATAN

CINTA SETELAH PENGKHIANATAN

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Dikhianati pacar, siapa yang tidak sakit hati? Apalagi mau menikah dua hari lagi, tapi malah menemukan sebuah fakta jika pacarnya telah berkhianat.

Alexia yang buntu, dengan bodohnya meminta tukang kurir untuk menikah dengannya. Bagaimana jalan ceritanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Hari telah berganti, suara adzan subuh berkumandang, membangunkan sepasang pasutri yang sebelumnya begitu lelap dalam mimpi indahnya.

Mereka berdua bergegas membersihkan diri dan melaksanakan kewajibannya. Setelah itu Alexia keluar dari kamar untuk melakukan rutinitasnya yaitu memasak, beruntung Ambar masih ikut andil dalam mengurus rumah, yah meskipun Ambar sering berlalu sesuka hatinya. Sementara Alex akan memeriksa beberapa E-mail.

Alexia pagi ini hanya membuat nasi uduk dan mengorek tempe dan menggoreng telur.

Alexia langsung menata makanan tersebut di atas meja. Dirasa semua sudah selesai, Ia langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Saat Ia hendak membuka pintu kamarnya, seseorang memanggil namanya.

"Lex." Panggil Ambar.

Sontak Alexia menolah kearah Ambar.

"Ada apa, Bu?"

"Ibu mau bicara tapi, tidak disini."

Alexia mengerutkan keningnya. Namun, tak lama Ia mengangguk dan mengikuti Ambar masuk ke dalam kamar yang sama sekali tidak pernah Alexia masuki setelah kepergian Ibunya.

Ambar mengajak Alexia duduk di tepian ranjang tempat tidurnya.

"Ada apa, Bu?"

Ambar terlihat bingung karena rasa gengsi dan malu bercampur aduk.

"Lex, apa kamu akan mengusir Mama dan Sukma dari rumah ini?" Ambar bertanya dengan rasa sedikit ragu. Ambar menatap Alexia penuh harap.

"Kenapa Ibu menanyakan hal itu?" Heran Alexia.

Ambar meraih tangan Alexia, Alexia menjadi bingung dengan sikap Ambar.

"Lex, mungkin Mama bukanlah mama kandungmu. Selama ini Mama juga tidak pernah memperlakukanmu dengan baik. Tapi, hari ini,-" Ambar menjeda kalimatnya, Ia menarik nafas dalam-dalam lalu menatap mata Alexia. "Maaf." Lirihnya lalu menunduk, entah kenapa matanya langsung berembun, seperti ada sebuah penyesalan.

"Mama minta maaf, Lex. Mama selama ini salah. Mama sudah menjadi duri dalam rumah tangga kedua orang tuamu. Sampai saat ini juga dengan tidak tahu malunya Mama masih menjadi benalu dalam kehidupanmu. Mama terlalu egois sehingga hanya memikirkan diri sendiri. Dosa Mama begitu besar, Lex. Mama menyesal. Mama terlalu gengsi dan malu untuk meminta maaf kepadamu. Maafkan Mama, Lex. Maafkan Mama." Berguncang sudah tubuh Ambar, Ia tak dapat lagi menahan air matanya hingga kini Ia menangis sejadi-jadinya.

Alexia terdiam. Apakah Ia harus menggunakan momen ini untuk mengusir mereka berdua karena mereka telah sadar? Atau Alexia harus bersyukur karena do'anya telah dikabulkan? Alexia selama ini tidak pernah berpikir untuk mengusir mereka berdua karena Ia masih berharap mereka akan berubah dan memperlakukannya seperti anak dan saudara kandung. Bukan bodoh tapi, Ia tidak memiliki siapa-siapa lagi kecuali mereka berdua. Namun, semakin kesini sikap mereka semakin menjadi, sehingga Alexia sempat jengah dan pernah mengancam mereka akan mengusirnya dari rumah ini. Tapi, sekarang tiba-tiba Ambar meminta maaf kepadanya.

Alexia menatap Ambar yang masih menangis sesenggukan. Entah alasan apa yang membuat Ambar tiba-tiba berubah, untuk hal ini Alexia tidak ingin begitu tahu yang jelas Ia bersyukur jika memang Ambar benar-benar berubah. Alexia mengikuti nalurinya, Ia memeluk Ambar dan mengusap punggung wanita paruh baya itu.

"Bu, sudah. Yang lalu biarlah berlalu. Aku sudah memaafkan Ibu dan Sukma." Ucapnya tulus.

Alexia masih memeluk Ambar, Ia membiarkan Ambar menangis agar apa yang Ambar rasakan bisa terluapkan dalam tangisannya.

Ambar sudah mulai sedikit tenang. Alexia melepaskan pelukannya. Dengan nafas yang masih sesenggukan, Ambar menatap Alexia penuh harap.

"Lex, jika memang kamu ingin Mama dan Sukma pergi, tidak masalah. Yang terpenting disini kamu sudah memaafkan kita berdua. Kamu juga sudah memiliki suami, pasti tidak nyaman jika hubungan kalian terganggu oleh kehadiran kita berdua."

Alexia menggeleng. "Tidak, Bu. Ibu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Aku tidak akan mengusir Ibu ataupun Sukma. Kalian boleh tinggal disini seperti biasa. Sebelum aku memiliki suami, hanya kalian berdua yang aku punya. Meskipun aku kesal, namun aku tidak sampai hati untuk mengusir kalian."

"Tapi, Lex. Mama tidak mau ada yang berpikir jika mama minta maaf hanya karena tidak mau kamu usir."

Alex tersenyum. "Tidak perlu mendengarkan omongan orang lain, Bu. Yang menjalani hidup ini kita sendiri. Justru dengan adanya Ibu dan Sukma, rumah ini akan ada yang menghuni dan merawatnya, karena mulai hari ini aku akan pindah ke rumah suamiku. Titip rumah ya, Bu. Tolong dijaga seperti Ibu menjaga diri Ibu sendiri."

"Kamu mau pindah, Lex?" Ambar sedikit terkejut mendengar Alexia akan pindah.

Alexia mengangguk. "Iya, Bu. Nanti aku akan berkunjung ke sini seminggu sekali. Untuk masalah tadi, kita simpan untuk kita sendiri ya, Bu."

"Terima kasih, Lex. Kamu memang anak yang baik."

"Kalau begitu aku kembali ke kamar dulu, setelah ini kita sarapan."

Ambar mengangguk.

Alexia beranjak pergi meninggalkan kamar Ambar.

Ambar kini bisa bernafas lega. Bukan karena tidak diusir oleh Alexia tapi, lega karena akhirnya Ia bisa menyampaikan kata maafnya. 'Ajeng, lihatlah anakmu. Dia benar-benar mirip denganmu. Dia memiliki hati yang begitu lapang. Maafkan aku yang sudah menyakiti kalian. Aku benar-benar menyesali perbuatanku. Aku berjanji mulai hari ini aku akan berubah dan menganggap serta memperlakukan Alexia seperti anak sendiri.' Ucap Ambar dalam hati.

**

Ceklek!

Alexia masuk ke dalam kamarnya. Ia menatap suaminya sudah berpenampilan rapi.

"Maaf, Mas. Aku lama." Alexia merasa bersalah kepada suaminya karena Ia sampai tidak menyiapkan pakaian kerja untuk suaminya.

"Tidak apa, sayang. Apa ada sesuatu yang terjadi? Tadi aku mencari mu di dapur tapi kamu tidak ada di sana."

Alexia mengangguk. "Tadi aku di kamar Ibu."

Alexia mengajak suaminya duduk dan menceritakan apa yang baru saja terjadi kepada suaminya.

"Apa yang aku lakukan ini salah, Mas?"

Alex menggeleng. "Salah atau benar yang merasakan hatimu, sayang. Keputusan yang kamu ambil pasti sebelumnya sudah kamu pikirkan dengan matang-matang. Aku mendukung apapun keputusanmu, sayang."

Alex merentangkan kedua tangannya.

Alexia terharu, suaminya begitu mengerti dirinya. Alexia langsung menghamburkan diri kedalam pelukan suaminya. "Terima kasih, Mas. Mas Alex selalu mendukungku."

Alex membelai rambut Alexia dengan lembut dan mengecup pucuk kepalanya. "Sudah seharusnya, sayang. Aku akan selalu menjadi pengingat maupun pendukung mu."

Alex menyuruh Alexia untuk segera berganti pakaian. Setelah siap, mereka berdua keluar kamar untuk sarapan.

Di meja makan sudah ada Sukma. Alex dan Alexia langsung ikut bergabung. Tak lama Ambar juga datang dengan mata yang masih sembab.

Suasana sarapan pagi ini terasa berbeda dan sedikit canggung. Namun, walaupun begitu mereka tetap menikmati sarapan mereka.

Setelah selesai sarapan. Alexia pamit kepada Ambar.

"Bu, Lexi dan suami Lexi pamit dulu. Ibu jaga diri baik-baik."

"Hati-hati ya, Lex. Semoga kalian berdua bahagia selalu."

"Aamiin, Bu. Terima kasih."

Alex merogoh saku jasnya untuk mengambil amplop dan Ia serahkan kepada Ambar.

"Ini untuk pegangan, Ibu. Tolong Ibu gunakan dengan sebaik mungkin."

"Tapi, Alex. Ini ti-."

"Terima saja, Bu. Untuk pegangan Ibu."

Mata Ambar berkaca-kaca. "Terima kasih. Kalian berdua orang baik, kalian memang pantas berjodoh. Alex tolong bahagiakan Alexia, jaga dia dengan sebaik mungkin."

"Tentu. Itu sudah menjadi tanggung jawabku." Alex merangkul Alexia dengan tatapan penuh cinta membuat Alexia tersenyum malu.

"Kalau begitu kita berdua pamit, Bu. Assalamu'alaikum." Pamit Alexia.

Mereka berdua bergantian menyalami Ambar.

"Wa'alaikumussalam warohmatuloh. Hati-hati."

Ambar menatap kepergian Alex dan Alexia dengan sendu. Baru saja Ia merasakan kehangatan sebuah keluarga, sekarang sudah harus ditinggal.

"Mama. Kenapa masih berdiri disini?"

Ambar terkejut karena kedatangan Sukma yang secara tiba-tiba.

"Astaga, Sukma. Kamu mengagetkan, Mama."

"Lagian Mama ngapain berdiri disini? Mana cuma sendiri." Sukma terlihat celingak-celingukan menatap sekeliling tapi, tidak ada siapa-siapa.

"Eh, apa itu, Ma?" Sukma menatap amplop coklat yang dipegang Ambar.

1
Elisabeth Ratna Susanti
makin seru.....good job Thor 👍
Elisabeth Ratna Susanti
kalau baca sah! sah! aku merinding
AgviRa: waduh, kenapa, Kak?
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍 salam kenal 🙏🤗
AgviRa: Terima kasih, Kak😊🙏
total 1 replies
Rita Rita
CEO dong Thor bukan seo,,, 🤔🤭
AgviRa: ahh, itu sebenarnya mau ngomong seorang tapi terpotong karena ketukan pintu😅🙏
total 1 replies
Rita Rita
ini ibu tiri apa ibu kandung,,, kalo ibu kandung, wah ibu laknat namanya kalo ibu pun masih ada ibu tiri berasa ibu kandung,,
AgviRa: Baca terus ya, Kak, biar tahu 🤭
total 1 replies
Siti Maryati
Doble up ya 😁😁
AgviRa: InsyaAllah, Kaka. Terima kasih sudah berkenan membaca novel saya. 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!