Di suatu kampung yang masih asri disana jauh dari hiruk pikuk nya keramaian.
Di sana sangat Damai tidak ada yang namanya keberisikan yang di timbulkan oleh kendaraan dan lainnya
Namun kedamaian itu hilang tergantikan oleh teror mengerikan suasana Damai itu hilang bak terlelan alam.. Akan kan orang-orang yang ada di sana bertahan untuk melewati teror itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-32. Terus Kejar Jangan Lepaskan
BRUUKK...
Mobil pak sudirman menabrak sesuatu yang entah apa itu, yang pasti pak Sudirman merasakan juga yang di tabrak nya itu adalah makhluk hidup.
DUK..
DUKK..
DUKKK..
Suara sesuatu yang terus terdengar di atas mobil pak Sudirman, karna penasaran pak Sudirman pun menepikan mobilnya dan melihat apa yang terus menimbulkan suara itu.
"Ceklek.. Braakkk.. " suara pintu mobil yang di buka dan di tutup kembali.
Pak Sudirman menengok ke atas mobil nya di sana tidak ada sesuatu sama sekali, namun tiba-tiba terdengar suara seperti benda yang memantul.
"BOING... BOING... BOING.. " suara memantul itu terus terdengar.
Karna penasaran pak Sudirman menengokan kepada nya agar dapat melihat hal apa yang menimbulkan suara pantulan itu.
"AAHHHH... " ujar pak Sudirman berteriak, sungguh dia tak percaya dengan penglihatan nya.
Itu sangat di luar dugaan dan begitu menyeramkan, kini tepat di depan pak Sudirman sebuah kepala tanpa badan terus memantul ke kiri, ke kanan, keatas dan ke bawah.
Kepala itu begitu mengerikan, mata hilang satu, lidah menjulur panjang menjilat tanah, rambut panjang terseret oleh pantulan dan dari mulutnya darah terus berceceran.
"BOING... BOIING... BOIIING... DUAARRRRRR.... " suara pantulan terus menggema dan akhirnya kepada itu meledak karna terus terhentak.
"AAAAAAHHHHHHHHH... " Lagi-lagi pak Sudirman hanya bisa berteriak ketakutan.
Dengan keadaan yang penuh rasa takut pak Sudirman merangkak perlahan untuk menuju ke pintu mobil, setelah pintu mobil sukses tergapai pak Sudirman buru-buru membuka pintu mobil nya itu.
Dengan gerakan cepat pak Sudirman menyalakan mobil dan segera melesat pergi dari tempat itu.
"BUUUMMMM... BUUUMMM... " suara deru mobil pak Sudirman memecah kesunyian malam di iringi suara guyuran hujan yang semakin deras.
"BRAAKKKK... " suara benturan keras kembali terjadi, kini mobil pak Sudirman menabrak pagar rumah ki Bayan.
"Aki... Aki... " ujar pak Sudirman berteriak-teriak memanggil ki Bayan sambil berlalu meninggalkan mobil nya yang sudah rusak.
"BRAK.. BRAKK.. BRAAKKK.." suara pintu yang terus di gedor-gedor oleh pak Sudirman menimbulkan suara bising memecah kesunyian di area rumah ki Bayan.
"Ceklek.. " pintu pun terbuka dari dalam, terlihat ki Bayan yang menatap pak Sudirman dengan penuh permusuhan.
"Apa-apaan kamu Sudirman.. kenapa kamu membuat keributan malam-malam begini di rumah ku, ?" ujar ki Bayan bertanya dengan penuh emosi.
Pak Sudirman tidak langsung menjawab pertanyaan ki Bayan, dia malah menerobos masuk ke dalam rumah ki Bayan.
"SUDIRMAN.. " ujar ki Bayan memanggil pak Sudirman dengan nada marah, dan barulah pak Sudirman sadar akan perbuatan.
"Aki.. Aki.. Cepat usir mahluk-mahluk sialan itu karna mereka terus mengganggu ku, " ujar pak Sudirman dengan panik sambil memegang tangan ki Bayan.
"Kenapa kamu ini Sudirman, ? datang-datang malah membuat keributan.. coba kamu bicara perlahan agar aku bisa mengerti, " ujar ki Bayan bertanya.
Pak Sudirman pun menghirup udara banyak-banyak berharap agar ketenangan akan kembali, setelah beberapa tarikan nafas akhirnya pak Sudirman terlihat sedikit membaik dia pun duduk di salah satu kursi yang tersedia di ruang depan rumah ki Bayan.
"Hahh.. " pak Sudirman menghela nafas panjang kembali.
"Aki.. Kenapa seperti ini, ? bukankah biasa nya juga setelah ada korban yang jatuh kita tak pernah mendapat ganguang.. Tapi ini apa, ? aku terus menerus di teror oleh mahluk-mahluk itu, " ujar pak Sudirman mengutarakan apa yang dia alami beberapa hari ini.
"Hanya baru dua korban Sudirman.. Mana bisa meredakan kemarahan mereka, " ujar ki Bayan menjawab sekenanya.
"Gawat jika tidak cepat-cepat di tangani semua rencana ku akan gagal, " ujar ki Bayan melanjutkan kata-kata nya dalam hati.
"Tapi kan ki biasa nya juga tak seperti ini, " ujar pak Sudirman kembali.
"Mahluk-mahluk disana berbeda Sudirman.. Mereka sangan berbeda jauh dengan mahluk yang biasa kita temui makanya kali ini tumbal nya pun tidak sedikit, " ujar ki Bayan menjelaskan.
"Semoga saja si Sudirman bodoh ini tak pernah curiga, " ujar ki Bayan lagi dalam hati.
"Lalu bagaimana aku menghadapi teror ini ki, !? aku tak mau gila dalam ketakutan karna terus di kejar-kejar oleh mereka.. Mereka begitu sangat mengerikan, mereka menyiksa ku secara perlahan, mereka tak menyakiti ku tapi mereka menganggu mental ku, " ujar pak Sudirman menjelaskan apa yang terjadi akhir-akhir ini terhadap nya.
"Kamu jangan ketakutan seperti itu Sudirman.. Bukan nya hal seperti ini sudah biasa kamu temui, !?" ujar ki Bayan.
"Mereka berbeda ki.. Mereka sangat mengerikan aku tak kuat melihat sosok-sosok mahluk itu, " ujar pak Sudirman yang memang sudah ada di batas rasa takut nya.
"Kamu tenang saja Sudirman.. Aki akan membentengi ku agar mahluk-mahluk itu tak berani lagi mengganggu mu, " ujar ki Bayan memberi janji pada pak Sudirman.
TRENG...
BERSAMBUNG.
dasar Lurah gebleg/Hammer/
manehna ngadat imahna aya nu ngacak², tapi manehna teu sadar, manehna nage gs ngacak² leuweung tempang cicing sagala makhluk..
kop tah ririwa, demit leuweung, jurig jarian coba pangnakolkn Pak Lurah. kira² teu bisaeun hudang weh menang saminggu mah/Hammer/
masa sesama setan takut/Tongue/
coba salah sahiji nu jadi tumbal teh jalma diluhurna atuh, ulah nu kuli wae. asa sedih nujadi anak pamajikan na..