NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19 Marah.

Di saat Aira harus berpura-pura nyaman bersama teman-teman satu sekolahnya dan sementara Arfandi yang juga mengobrol dengan teman-teman prianya.

"Hmmm, jadi kapan Arfandi?" tanya Bion tiba-tiba.

"Kapan apanya?" tanya Arfandi bingung sembari minum.

"Aira!" sahut Bion dengan satu matanya berkedip yang membuat Arfandi mengerutkan dahi.

"Ada apa dengan Aira?" tanyanya.

"Sudahlah Arfandi jangan pura-pura tidak tahu. Semua orang juga tahu, kau dari dulu suka sama Aira dan tidak disangka saja yang ternyata rasa sukamu berlanjut sampai saat ini dan bertemu dengan Aira," ucap Rangga dengan tersenyum penuh arti.

"Kalian itu jangan sok tahu," sahut Arfandi.

"Jangan sok tahu tapi matanya sejak tadi menatap Aira. Arfandi wajah kamu itu tidak bisa bohong. Sebagai sahabat dekat apa yang tidak aku ketahui darimu," ucap Bion yang terus saja menggoda sahabatnya dan sementara Arfandi hanya senyum-senyum saja.

Ternyata Aira benar-benar sangat tidak nyaman berada di pesta ibunya Arfandi yang akhirnya Aira pulang di saat acara pesta belum selesai dan Arfandi pasti akan mengantarkan Aira pulang walau sebelumnya Aira menolak.

Mereka yang berada di dalam mobil yang dikendarai Arfandi, sangat hening sama sekali. Arfandi menoleh ke arah Aira berkali-kali yang melihat ekspresi wajah Aira.

"Aira!" tegur Arfandi.

Aira hanya merespon dengan melihat Arfandi.

"Kamu kenapa?" tanya Arfandi merasa Aira mendadak diam.

"Memang aku kenapa?" Aira kembali bertanya dengan nada rendah.

"Aku perhatikan sejak tadi kamu diam saja. Kamu marah padaku karena terlalu lama mengajak kamu pulang?" tanya Arfandi.

Aira tersenyum pada Arfandi, "sebenarnya mau kamu apa Arfandi?" tanya Aira.

"Apa maksud kamu?" Arfandi bertanya dengan kebingungan.

"Aku tidak tahu harus menjelaskan seperti apa situasi hari ini. Seharusnya kita tidak bertemu," ucap Aira.

"Kenapa kamu mengatakan seperti itu?" tanya Arfandi bingung.

"Ini jawabannya kenapa aku memutuskan komunikasi dengan kamu atau dengan yang lainnya dan itu jawaban kenapa aku blokir kamu berapa tahun yang lalu. Arfandi jangan menjadi pahlawan dan aku juga tidak punya hutang apapun dengan kamu atau yang lainnya yang harus membuatku muncul di hadapan kalian," ucap Aira.

"Oh. Aku lupa. Aku ternyata punya hutang denganmu dan aku terjebak dengan hal itu. Huhhhh bagaimana mungkin aku harus merendahkan diriku semakin jauh," ucap Aira tersenyum miring.

"Aira aku benar-benar tidak mengerti apa maksud kamu. Aku sebagai pahlawan apa yang kamu pikirkan?" tanya Arfandi.

Aira diam saja yang terlihat begitu kesal yang sangat berusaha jika Arfandi mengerti apa yang dia rasakan saat ini.

"Karena bertemu dengan anak-anak tadi?" tebak Arfandi.

"Aira jika kamu berpikiran aku membawa kamu ke acara ulang tahun Mama yang sengaja karena anak-anak juga ada di sana dan aku ingin kalian bertemu itu salah besar,"

"Seperti apa yang kamu ketahui jika hubunganku dengan anak-anak yang lain masih sangat baik dan Mama juga mengenal mereka. Mama juga mengundang mereka datang di acara ulang tahunya dan aku tidak ada niat sama sekali melibatkan kamu dalam hal ini," Arfandi mencoba untuk menjelaskan.

"Aku minta maaf jika kamu tidak nyaman dan belum siap. Tetapi Aira apa yang salah bertemu dengan teman-teman kita?" tanya Arfandi.

"Kamu tidak akan pernah mengerti bagaimana situasi yang aku hadapi," batin Aira yang merasa tidak perlu menjelaskan situasi hatinya.

Aira bahkan mengabaikan semua penjelasan dari Arfandi sampai tidak terasa yang sudah sampai di kediaman Aira.

"Terima kasih!" ucap Aira yang langsung keluar dari mobil dan Arfandi yang ternyata tidak menahan yang mungkin ingin memberikan Aira waktu.

Arfandi hanya melihat kepergian Aira menaiki anak tangga sampai memasuki rumahnya.

"Kenapa Aira kamu terus seperti ini dan tidak memberitahu alasan kamu," gumam Arfandi menghela nafas dan melajukan mobilnya yang meninggalkan kediaman Aira.

Aira memasuki rumah dan menghidupkan lampu.

"Merindukan, lama tidak bertemu," ucapnya dengan tersenyum miring yang langsung duduk di sofa.

"Psikolog, pengusaha tambang, bisnis di mana-mana, Dokter, perawat, pengacara, terus gelar-gelar apa lagi yang akan aku temui dan akan duduk di sekitarku membicarakan seluruh pekerjaan mereka. Memuakkan," ucap Aira.

"Sementara aku hanya seorang karyawan, tidak memiliki pekerjaan yang tetap, hanya penulis dengan karya yang masih terkubur dan dia sengaja menyatukanku dengan orang-orang seperti itu untuk apa? Agar aku sadar jika sejak dulu memang seharusnya aku tidak pernah berada dalam lingkungan kalian,"

Aira baru bisa mencurahkan seluruh kekesalannya dengan ketidaknyamanannya saat bertemu dengan teman-teman sekolahnya dengan profesi mereka yang sangat tinggi dengan kesuksesan masing-masing dan sementara Aira tetap berada pada titiknya.

Mungkin itu yang membuat Aira menjadi wanita yang minder, lebih baik menghindar daripada harus bertemu dan lebih baik berpura-pura tidak mengenal karena ini yang diajarkan dan Arfandi harus menjadi sasarannya. Aira berpikiran jika Arfandi sengaja melakukan semua itu.

"Aira, kamu seharusnya sadar jika kamu sejak dulu tidak pantas berada di sekeliling mereka dan apa yang sudah kamu lakukan selama ini sudah paling benar dan seharusnya ketika kamu bertemu dengan Arfandi, kamu seharusnya langsung menghilang dan bukan malah seperti ini yang sekarang kamu malah terikat padanya," ucap Aira seolah menyesalkan semua pertemuan itu.

Padahal begitu sangat senang sekali bertemu dengan Aira.

*****

Aira yang seperti biasa hari ini ke kantor untuk magang. Aira sangat sibuk di depan komputernya.

Arfandi yang baru saja keluar dari ruangannya dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke dalam sakunya dan mata Arfandi langsung tertuju pada meja Aira yang memperhatikan Aira begitu sangat serius bekerja.

"Apa dia masih marah padaku," batin Arfandi.

Arfandi sepertinya sangat gelisah sekali, jika hubungan dia dengan Aira sedikit retak. Arfandi harus bersabar menghadapi sifat Aira.

Dratt-drattt-drattt.

"Hallo Mah!" Arfandi mengangkat telepon tersebut.

"Oh. Iya aku tidak tahu itu. Ya sudah nanti ku tanyakan pada Aira," jawab Arfandi.

"Baiklah kalau begitu," sahut Arfandi yang melangkah menghampiri meja Aira dan kehadirannya membuat Aira kaget dengan mata melotot.

"Mama ingin bicara dengan kamu," ucap Arfandi.

"Hah!" Aira tampak bengong.

Arfandi memberikan ponselnya. Aira yang tampak gugup melihat di sekitarnya yang pasti takut orang-orang salah tangkap dan padahal tidak ada yang memperhatikan. Aira mau tidak mau langsung mengangkat panggilan telepon itu.

"Iya Tante?" sapa Aira.

"Aira Tante kepikiran dengan cake yang kamu katakan tadi malam. Hmmm, Tante tidak menemukan akun media sosial nya. Kamu bisa bantu Tante tidak untuk menunjukkan alamatnya kepada Arfandi. Tante jadi kepengen cake kamu katakan," ucap Sulastri.

Ternyata kemarin mereka sempat ada obrolan sedikit.

"Oh. Begitu. Tapi Aira masih kerja Tante," ucap Aira.

"Iya-iya Tante tahu itu dan Tante juga tidak menyuruh kamu untuk bolos kerja walau Arfandi adalah atasan kamu. Nanti setelah pulang kerja kamu temani Arfandi untuk membelinya ya. Tante soalnya sudah pengen banget," ucap Sulastri.

"Baik Tante," jawab Aira yang tidak enakan.

"Makasih Aira," sahut Sulastri dan Aira kembali memberikan ponselnya pada Arfandi.

"Mama ingin bicara lagi?" tanya Arfandi.

"Tidak. Kamu jangan lupa temani Aira," ucap Sulastri berpesan.

Arfandi yang tidak mengatakan apa-apa lagi menutup panggilan telepon itu setelah mengucapkan salam. Aira menghela nafas, dari ekspresi wajahnya terlihat sangat menyesal sekali karena sudah bercerita dengan Sulastri yang sekarang harus menyulitkan dirinya.

Bersambung....

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!