Pembalasan Achilles

Seminggu kemudian.

Hari ini Jho sangat sibuk sedari pagi karena di perusahaan nya sedang ada acara pertemuan para pemilik saham untuk rencana pembukaan cabang baru .

" Kamu " ucap Jho menatap pria yang datang menghampiri nya bersama beberapa bodyguard penjaga .

" Hallo tuan Jho " sapa Gavin dengan seulas senyum melihat wajah tak karuan Jho menatapnya.

" Iya , selamat datang" ucap Jho dengan formal membalas uluran tangan pria itu .

Jika dia hadir disini berarti dia adalah salah satu pemegang saham perusahaan dan sialnya kemarin mulut Jho sudah terlanjur bilang dia pengangguran karena mancing siang bolong .

" Silahkan masuk " ucap Jho sebagai pihak penyelenggara yang menghormati tamu-tamu nya .

Setelah Jho berdiri termenung disudut ruangan karena setelah melihat Gavin tadi yang dia ingat adalah Achi yang sudah seminggu ini tidak ada kabar , walaupun masih mengirimkan Jho makan siang setiap hari .

Jho menelfon Achi yang langsung dijawab pada deringan pertama.

" Dimana dek ?" tanya Jho karena Achi hanya diam saja .

" Baru pulang kampus " ucap Achi .

" Sore nanti temui kakak di restoran X , kita harus bicara " ucap Jho menyebutkan lokasi dan langsung menutup telfon .

............

Sore nya Achi pergi ke restoan yang Jho katakan dan menunggu karena Jho memang belum datang walaupun sudah memesan tempat.

" Dek , maaf ya kakak telat baru keluar ruang meeting soalnya" ucap Jho yang datang sekitar 10 menit setelah nya .

" Iya , gak papa " ucap Achi menatap Jho dengan mata sayu .

" Kamu sakit ?" tanya Jho langsung meletakkan tangannya dijidat Achi karena melihat wajah Achi tidak ceria dan bersemangat seperti biasanya.

" Aku nggak papa, kakak mau bilang apa ?" tanya Achi yang tidak ingin lama-lama.

Jho menarik nafas panjang lalu memegang tangan Achi " Dek , hapus perasaan kamu sama kakak jangan rusak hubungan kita yang sudah seperti keluarga" ucap Jho secara dewasa .

" Kamu itu adik kecil kakak sampai kapanpun, dan walaupun ini semua sudah terjadi kakak akan melupakan nya agar hubungan kita tetap baik-baik " ucap Jho yang tidak ingin hubungan mereka yang sebelumnya begitu akrab jadi merenggang.

" Dan sepertinya yang ada dalam hati kamu itu cuma rasa kagum dan takut kehilangan kakak bukan cinta " ucap Jho mencoba menasehati adik nya .

" Tenanglah jangan cemas , sampai kapan pun posisi kamu akan tetap sama dihati dan kamu itu punya ruang tersendiri jadi mau kakak menikah sekalipun itu tidak akan mengubah rasa sayang kakak sama kamu " ucap Jho mempertegas dan menekankan beberapa hal .

" Kembali pada setelan awal ya dimana Achi menyayangi kakak memang karena kita seperti saudara " pinta Jho .

" Jangan menaruh rasa pada kakak , paham " ucap Jho mengelus kepala Achi yang menunduk dengan air mata yang berjatuhan .

" Berhenti mencintai kakak " ucap Jho yang tidak ingin Achi semakin sakit hati karena cinta tak terbalaskan.

Jho memang tidak mencintai Achi bagaimana mungkin Jho bisa membalas perasaan nya , apalagi sekarang Jho sedang menyukai seseorang.

...........

Sejak pulang dari restoran sore itu Achi selalu menangis dan mengurung diri di dalam kamar apalagi kedua orang tua nya berada diluar kota membuat Achi semakin bingung harus bercerita pada siapa .

Lelah menangis akhirnya Achi memutuskan untuk jalan keluar malam ini barangkali itu bisa menenangkan hatinya yang begitu sedih .

...........

" Raisya apa kamu suka ?" tanya Jho yang duduk berhadapan dengan Raisya.

Mereka dinner spesial dan romantis ditepi pantai.

" Kamu menyiapkan semua ini Jho?" tanya Raisya yang terharu sampai meleleh dengan keromantisan Jho .

" Iya , tempat spesial untuk wanita spesial " ucap Jho memberikan setangkai mawar pada Raisya.

" Ayo kita makan " ucap Jho menikmati dinner mereka dengan obrolan-obrolan ringan.

Selesai makan Jho mengajak Raisya ketepi pantai lalu berlutut dihadapan nya dan membuka kotak berisi cincin.

" Raisya kamu mau jadi pacarku ?" ucap Jho dengan lantang nya ditengah terpaan angin malam .

" Jho " Raisya sampai gemetaran dan tersenyum lebar menatap Jho lalu mengangguk .

Jho memasang cincin berlian ditangan Raisya lalu berdiri dan berpelukan.

" Terimakasih" ucap Raisya memandangi cincin berlian ditangannya yang terlihat sangat mewah .

muachh.

Raisya dengan agresif mencium Jho yang saling dibalas lalu mereka berpelukan untuk saling memberikan kehangatan.

...........

Achi yang berdiri menyaksikan semua itu mengepal tangannya dengan tubuh yang sudah gemetaran lalu berlari kembali kemobil nya dan berkendara dengan kecepatan kencang .

" Akkkkh, hiks " Achi berteriak histeris dan menangis sampai tersedu-sedu sangat tersakiti sampai relung hatinya menjerit.

Niat Achi pergi kepantai untuk menenangkan pikiran tapi sesampai di pantai yang dia lihat adalah Jho yang tengah dinner bersama Raisya.

" Akkkkh, tuhan " Achi meminggirkan mobilnya ditepi jalanan lebar lalu menangis terduduk ditepi jalan dan pada saat bersamaan hujan deras turun .

" Aku nggak sanggup " tangis Achi ditengah derasnya hujan yang membasahi tubuhnya.

Ditengah tangisan Achi seseorang memayungi nya sambil mengusap air mata .

" Papi " ucap Achi berhenti menangis dan berdiri .

" Udah, kita pulang nak " ucap Papi memeluk putrinya yang terlihat begitu hancur perasaan dan hatinya.

Papi menggendong Achi yang sudah basah kuyup itu masuk kedalam mobil dan membawa putrinya pulang .

............

Setelah mengganti Baju Achi menghampiri kedua orang tuanya yang menunggu diatas ranjang.

" Duduk " ucap Mami Achi mengembang selimut dan meminta Achi berbaring menjadikan pangkuan nya bantal .

" A, apa Papi dan Mami tau, pe"

" Apa yang tidak kami tau perihal kamu nak " ucap Papi mengelus kepala Achi .

" Tapi, "

" Sudahlah jangan diingat lagi hal menyakitkan itu " tegas Papi Yang tidak ingin lagi membahas .

" Kami tau kamu mencintai Jho dan juga perjuangan kamu selama ini yang begitu berat " ucap Mami mengusap air matanya karena selama ini menjadi saksi atas itu .

" Terus kenapa Papi dan Mami hanya diam ?" Achi menatap kedua orang tuanya.

" Karena kami menghargai cinta kamu kepada Jho, memang cinta harus diperjuangkan tapi Papi rasa ini sudah cukup " ucap Papi yang tidak bisa lagi diam .

" Belajar ikhlas ya nak " ucap Mami mengecup kening Achi juga merasa sangat hancur melihat Putri nya seperti ini.

" Beritahu aku bagaimana caranya ikhlas bahkan untuk berhenti peduli aja aku nggak bisa " ucap Achi dengan lirih yang sebenarnya sadar kalau rasa cintanya pada Jho sudah sangat berlebihan sampai berulang kali tersakiti Achi tidak peduli .

" Kembali mencintai diri sendiri nak , kamu itu berharga, bermartabat dan punya harga diri " tegas Papi yang tidak bisa diam lagi menyangsikan putrinya yang hancur dengan perlahan .

" Jangan biarkan rasa cinta merendahkan harga diri kamu apalagi untuk orang yang tidak mencintai kamu " sambung Papi .

" Anak Mami cantik dan masih banyak laki-laki diluar sana yang akan bersama kamu serta layak untuk dicintai , tidak harus Jho ." ucap Mami .

" ikhlas dan berdamai lah dengan keadaan karena memang tidak semua yang kita inginkan bisa dimiliki nak" ucap Papi mengajarkan kedamaian dalam diri anaknya yaitu ikhlas tanpa harus membenci .