NovelToon NovelToon
Gadis Kesayangan Om Tampan

Gadis Kesayangan Om Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Rita Tatha

Berawal dari ganti rugi, pertengkaran demi pertengkaran terus terjadi. Seiring waktu, tanpa sadar menghadirkan rindu. Hingga harus terlibat dalam sebuah hubungan pura-pura. Hanya saling mencari keuntungan. Namun, mereka lupa bahwa rasa cinta bisa muncul karena terbiasa.

Status sosial yang berbeda. Cinta segitiga. Juga masalah yang terus datang, akankah mampu membuat mereka bertahan? Atau pada akhirnya hubungan itu hanyalah sebatas kekasih pura-pura yang akan berakhir saat mereka sudah tidak saling mendapatkan keuntungan lagi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Kenapa kamu datang ke sini?" tanya Rama. Wajahnya mendadak berubah malas saat bertemu dengan Brian dan Sherly. Padahal Lily sudah melarang Brian untuk ikut datang ke pesta itu. 

"Memangnya kenapa? Apa tidak boleh? Aku datang ke sini karena menemani Sherly. Kasihan dia tidak punya pasangan," balas Brian. Bibirnya tersenyum licik saat melihat Lily yang nampak gugup. 

"Rama, siapa wanita cantik di sampingmu ini?" tanya Sherly. Selain parasnya yang cantik, suaranya sangat lemah lembut. Berbeda sekali dengan Lily. 

"Dia pasanganku malam ini." Rama menjawab dengan nada datar. 

"Cantik." Sherly bergumam. Ia mengulurkan tangan di depan Lily. "Hai, Nona. Perkenalkan, namaku Sherly." 

Dengan ragu, Lily membalas uluran tangan itu. "Lily." 

"Nama yang cantik, secantik orangnya. Pantas saja Rama menyukaimu." 

"Eh, Nona. Ini tidak seperti yang ...." 

"Kalau begitu, kalian bersenanglah. Aku mau mengajak Lily makan terlebih dahulu." Rama menarik tangan Lily, hendak mengajak pergi dari sana. Namun, langkahnya langsung ditahan oleh Brian. Rama pun berbalik dan beradu tatapan dengan Brian. "Kenapa?" 

"Kamu mau ke mana?" 

"Mengajak Lily makan. Memang kenapa?" Rama sama sekali tidak menunjukkan rasa takut.

Lily terkejut ketika Brian sudah menarik tangannya dan merangkul pundaknya dengan erat. 

"Ish, lepasin, Om!" Lily hendak meronta, tetapi rangkulan itu benar-benar kuat. 

"Jangan lupa, kamu adalah wanitaku. Berani sekali kamu pergi dengan pria lain!" ujar Brian setengah membentak karena kesal. Lily menghentakkan kaki seperti anak kecil yang sedang marah. 

"Om, gue ke sini karena udah janji mau nemenin Pak Rama. Lagian, Om jadi pasangan Nona Sherly, jadi kita punya pasangan masing-masing." Lily menunjukkan senyuman manisnya  untuk merayu Brian. Namun, lelaki itu justru berdecih kesal. 

"Kalau begitu, kita tukar pasangan saja. Biar Rama sama Sherly. Lagian mereka itu sebenarnya masih sama-sama suka, cuma gede gengsi aja," celetuk Brian membuat Rama dan Sherly saling memalingkan wajah. 

"Oh, enggak bisa! Malam ini Pak Rama tetap jadi pasangan gue!" 

"Kamu! Berani membangkang ya!" Brian benar-benar kesal. "Biar aku telepon Yosep untuk membawa pengawal dan menarikmu pergi dari sini!" 

"Astaga, gue takut, Om!" Lily berpura-pura bergidik ngeri.

Gila aja! Kalau sampai gue batal jadi pasangan Pak Rama malam ini. Sayang banget gaji dobel gue hangus. 

"Sorry, Om!" 

"Argghh!!" Brian mengerang ketika Lily sudah menginjak kakinya cukup kencang. Lalu gadis itu berlari sambil menarik tangan Rama. Pergi dari sana. "Lily!!!" 

"Gue pergi dulu, Om!" balas Lily berteriak. Rama yang bingung pun hanya mengikuti gadis itu menuju ke taman belakang. Taman yang begitu sepi. "Ya ampun, gue capek banget." 

Lily mengatur napas yang ngos-ngosan. Ternyata, ia bukan pelari handal. Baru berlari beberapa meter saja sudah membuat napasnya engap. 

"Lagian, kenapa kamu lari? Bahkan, acara belum dimulai." 

"Kabur dari Om Tampan." 

"Kenapa kamu mesti kabur? Padahal, kalau kamu mau sama Brian, aku tidak apa-apa." 

"Oh, tidak bisa, Pak." 

Rama diam sambil terus mengamati wajah Lily yang nampak kelelahan. 

"Aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau Brian akan datang ke sini. Bagaimana kalau hubunganmu dengan Brian jadi ...." 

"Pak Rama tenang aja. Saya punya senjata untuk membuat Om Tampan tidak marah. Yang penting, gaji saya bulan ini tetap dobel 'kan, Pak?" Lily tersenyum simpul sambil menaik-turunkan alisnya untuk menggoda. 

"Astaga ... jadi kamu mikirin gaji dobel daripada Brian?" 

"Iya, dong. Kapan lagi dapat gaji dobel tanpa kerja lembur. Hahaha." Lily tergelak keras. 

"Kamu ini sungguh lucu. Bukankah kamu ini kekasih Brian. Pria kaya raya. Kenapa kamu tidak minta sama Brian saja. Sepertinya berapa pun uang yang kamu minta, dia akan memberikan." 

"Oh, tidak!" sanggah Lily. "Saya bukan gadis matre yang suka minta-minta, Pak. Apalagi saya dan Om Tampan itu hanyalah sebatas kekasih. Kecuali kalau saya sudah menjadi seorang istri, barulah saya berani." 

"Apa kamu dan Brian berencana menikah?" tanya Rama ingin tahu. 

Lily menutup rapat mulutnya. Tidak tahu harus menjawab apa. Menikah? Dengan Brian? Sepertinya itu bukanlah hal yang ada dalam pikirannya. Yang dipikirkan gadis itu sekarang adalah bagaimana mencari uang sebanyak mungkin untuk kehidupan yang lebih baik. Sang ayah adalah fokus utama gadis tersebut. 

"Lebih baik sekarang kita kembali. Acara sudah akan dimulai." Rama melihat pesan masuk di ponsel, lalu mengajak Lily kembali ke ruangan. Walaupun harus bersama dengan Brian lagi dalam satu ruangan, tetapi Lily sama sekali tidak merasa takut. 

***

"Nona Lily?" 

Lily berbalik saat ada yang memanggil namanya. Ternyata itu adalah Sherly. Mereka sama-sama sedang menunggu Brian dan Rama mengambil mobil di parkiran. 

"Nona Sherly." Lily membalas sambil tersenyum simpul. 

"Bolehkah saya meminta nomor ponsel kamu? Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan." 

"Tentu saja. Tunggu sebentar." Lily mengambil ponsel lalu saling bertukar nomor dengan Sherly. 

"Terima kasih, Nona. Kamu baik sekali. Pantas saja Brian dan Rama memperebutkan kamu." 

"Ish, jangan membuat saya ingin terbang mendengar pujian Anda, Nona. Juga, jangan memanggil saya dengan sebutan Nona, saya tidak nyaman. Cukup panggil saya Lily. Biar lebih akrab." 

Sherly tersenyum mendengar jawaban Lily. Gadis ini sungguh menarik.

"Baiklah. Sampai juga lain hari. Semoga kita bisa berteman baik." 

Tiga mobil berhenti di depan kedua gadis tersebut. Satu mobil Brian, satunya lagi punya Rama. Sementara satunya ... Lily tidak tahu. Tiba-tiba dua pria bertubuh kekar keluar dari mobil asing itu. Lalu mendekati Lily yang hendak masuk ke mobil Rama. 

"Eh, kalian siapa? Mau nyulik gue?" Lily berkacak pinggang sambil melotot tajam. 

"Nona, Anda tidak boleh pulang bersama Tuan Rama." 

"Kenapa? Gue datang sama Pak Rama, jadi gue harusnya pulang sama Pak Rama." 

"Tidak, Nona." Salah satu di antara mereka membuka pintu belakang mobil milik Brian. "Silakan masuk, Nona. Tuan Muda sudah menunggu Anda." 

Lily tertegun sesaat, lalu menatap bingung ke arah Rama yang masih tenang duduk di balik setir kemudi. 

"Tidak apa. Pulanglah bersama Brian. Terima kasih sudah menemaniku malam ini. Soal gaji, aku tetap akan memberikan dua kali lipat." 

"Makasih, Pak. Hati-hatilah di jalan." Lily pun mendekati mobil Brian. Lalu sedikit membungkuk di depan Sherly. "Nona Sherly silakan masuk duluan. Saya duduk di depan saja." 

"Tidak! Sherly, masuklah. Kamu duduk di depan." 

Sherly menurut. Ia masuk dan duduk di samping Yosep. Sementara Lily hanya mendengkus kasar. 

"Kamu tidak mau masuk?" tanya Brian penuh penekanan. Dengan kesal, Lily masuk ke mobil. Gerakannya cukup kasar dan tanpa sadar kepala gadis itu terbentur pintu mobil hingga membuatnya mengaduh kesakitan. "Bisakah kamu jangan ceroboh!" 

Brian membentak, tetapi tangannya mengusap kepala Lily yang terbentur tadi. Sementara Lily hanya diam dan menatap Brian lekat. Hingga keduanya pun saling bertatapan cukup lama. 

"Ehm! Saya bukan obat nyamuk, Tuan." 

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Tapi gue ga suka 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Hati" dengan hatimu Brian 🤗
Rahma Inayah
nah pasti kaget Lily di tembak arcel sedangkan dia anggp arcel teman dan GK PNY rasa..gmn Lily NNT menyampaikan PD ines .pdhl ines sdh tau klu arcel suka lily
Reni Anjarwani
seru
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Restoran sengaja ditutup khusus untukmu Lily 🤗
Rahma Inayah
ines mash.marh Krn arcel suka SM Lily BKN dgn ines.btian sebrnya mau lamar Lily tp masih mentingin ego nya hal hasil berubah JD kado ultah
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Brian mulai mencintai Lily 🤭
Rahma Inayah
knp jg ines i hrs marah SM Lily yg gak tau apa2 lagian pula Lily GK PNY rasa SMA arvel dia sdh cnt.sm Brian
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sabar Ly
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Hadeuh kenapa dikasih tau 🤫
Anna Adjah
jangan lama² upnya thorrrrr
Rahma Inayah
kasian ines patah hati
Rahma Inayah
bukan obat nyamuk tp pengganguran km
Anna Adjah
thorrrrrr kok lama sih upnya,,ku dah bolak balik nyariin eh baru ketemu hari ini.
Othor Kalem Fenomenal: maaf kak
kemarin habis berduka jadi lama tidak nulis. ini aja belum terlalu fokus
tapi nanti diusahakan update tiap hari lagi 🙏
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sabar 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
dasar Lily 🤣🤣🤣
Anna Adjah
kok nggak up lagi thor?
Eli Aryanti
Padahal Brian sudah ngomong mau ikut Lily menemani Rama .....
kenapa Lily begitu syok melihat Om tampan datang yang ikut hadir dimalam itu 🤦
Othor Kalem Fenomenal: Lily pergi sama Rama, enggak mau Brian ikut. makanya syok lihat Brian juga datang 🤭
total 1 replies
Anna Adjah
lanjutttt thorrrrrrrrrrrr
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
waduh 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!