bagaimana rasanya ketika kamu mendapatkan sebuah penawaran uang kaget?
Rara di hina dan di maki selama hidupnya.
Ini semua karena kemiskinan.
Tapi ketika dia merasa sudah menyerah, Dia mendapatkan aplikasi rahasia.
Namanya uang kaget.
Singkatnya habis kan uang, semakin banyak uang yang kau habiskan maka uang yang akan kamu kantongi juga akan semakin banyak.
Tapi hanya ada satu kesempatan dan 5 jam saja.
Saksikan bagaimana Rara menghasilkan uang pertama kali di dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Gunawan Hartono,alias papa Doni tengah duduk di belakang meja kerjanya yang luas dan rapi, di sebuah ruangan bergaya modern dengan jendela besar yang memperlihatkan gemerlap kota. Dia sedang menandatangani beberapa dokumen penting sambil sesekali menatap grafik di layar monitornya. Sejauh ini, pagi itu tampak seperti pagi biasa penuh rutinitas dan kendali.
Namun ketenangan itu tak bertahan lama.
Telepon meja tiba-tiba berdering nyaring, lalu disusul bunyi dari ponsel pribadinya. Sebelum ia sempat mengangkat, sambungan telepon internal dari sekretaris pun ikut menyala.
Gunawan mengernyit. Tiga panggilan sekaligus?
Ia meraih salah satu gagang telepon.
"Pak Gunawan, kami dari PT Mitra Kencana," suara di seberang terdengar formal, tapi terburu-buru. "Kami ingin menyampaikan bahwa kerja sama pengadaan material antara perusahaan kita harus dihentikan mulai minggu ini."
Alis Gunawan langsung naik. "Apa maksud Anda? Bukankah perpanjangan kontrak baru disetujui dua bulan lalu?"
Meskipun bukan mitra besar tapi semua nya adalah uang.Jika kerjasama dicabut mungkin akan terjadi sedikit masalah di perusahaan di masa depan.
Papa Doni Ini mulai berbicara panjang lebar tentang hubungan kerjasama mereka di masa lalu. Tapi siapa sangka orang di seberang sedikit fisik keras dan tidak memberikan Papa Doni celah sama sekali.
"Maaf, Pak Gunawan .Ini sudah keputusan dari dewan direksi. Kami tidak bisa mengubahnya."
Tut.
Sambungan langsung diputus.
"Hei hallo...
Tuit. ..tuit ..
Sebelum ia sempat menanggapi, ponselnya kembali bergetar. Kali ini dari rekan lama di bidang distribusi. Nada bicaranya mirip yang juga penuh penyesalan yang terkesan dibuat-buat.
“Kami memiliki masalah di perusahaan jadi dengan terpaksa kami membatalkan kerja sama, Pak Gunawan. Sayangnya itu di mulai hari ini.”
Papa Doni tiba-tiba saja mendapatkan firasat buruk. sudah ada dua rekan yang memutuskan hubungan secara sepihak. Dia akan menjadi orang bodoh jika tidak curiga ada sesuatu yang terjadi di belakang layar.
Tapi siapa yang sudah dia singgung.
"tunggu dulu, sepertinya ada masalah lain dari sini. mengingat hubungan pertemanan kita bisakah kau memberikan sedikit clue?"tanyanya dengan ragu.
Tapi pihak lain langsung berkata ,"tidak ada yang terjadi ini hanya masalah perusahaan kami. jangan khawatir kami akan membayar pinalti nya "
Tapi...
"Maaf Pak Gunawan kami juga tidak berdaya, sekali lagi maaf"setelah itu pihak lain juga menutup teleponnya.
Papa Dodi langsung terkejut dan mencoba menghubungi pihak itu sekali lagi. Tapi sayang suara elektronik segera mengingatkan jika pihak lain sudah membuat daftar hitam.
Sial apa yang sebenarnya terjadi.
Belum selesai terkejut, pintu ruangannya tiba tiba dibuka dengan mendadak.Papa Doni ingin mengumpat tapi kemudian dia melihat Asistennya masuk , napasnya juga memburu.
“Pak! Beberapa investor menghubungi divisi keuangan! Mereka ingin menarik investasi mereka lebih cepat dari jadwal. Mereka bahkan minta pengembalian dana sebelum akhir bulan!”
"Hah? Apa katamu?"
Asisten ini mengulang kembali apa yang dia katakan. sudah beberapa tahun dia menjadi asisten Pak Gunawan. Tapi baru kali ini dia mengalami ada kejadian di mana beberapa investor dengan terang-terangan ingin menarik dana mereka.
Perusahaan manapun pasti tidak bisa menahan tekanan ini. Pasalnya dana sudah dipakai untuk pengembangan beberapa tender.
Mendengar asistennya mengulang pembicaraan tadi, papa Doni tidak percaya jika tidak ada orang yang sedang menargetkan perusahaannya.
“Apa lagi ini...” desis Gunawan, mulai berdiri dari kursinya, wajahnya memucat.
“Itu belum semuanya, Pak.” Asisten itu menelan ludah sebelum melanjutkan. “Vendor bahan baku kita... tiga dari lima langsung mengirim surat pemutusan kerja sama. Tidak ada alasan jelas. Mereka hanya bilang... tidak bisa melanjutkan."
Memutuskan hubungan kerjasama seperti ini meminta pihak lain membayar penalti atau denda. karena dendanya cukup besar tidak ada pihak lain yang akan melakukan ini.
Tapi sekarang bukan satu tapi beberapa investor dan sekarang beberapa vendor juga mengirimkan surat pemutusan kerjasama.
Ini...
Gunawan mematung di tempatnya. Jantungnya berdetak kencang. Keringat dingin mulai merembes di pelipisnya meski ruangan ber-AC.
Ini bukan masalah biasa.
Ini adalah pukulan bertubi-tubi dan semuanya datang di waktu bersamaan.
Satu pertanyaan mulai muncul di pikirannya, mengendap pelan tapi menekan dada.
“Siapa yang sudah ku singgung ?”
Belum sempat Gunawan menenangkan pikirannya dari rentetan pembatalan kerja sama dan penarikan dana investor, pintu ruangannya kembali terbuka. Seorang asisten lain masuk dengan napas tersengal, membawa tablet di tangannya.
“Pak… Anda harus melihat ini sekarang juga!” katanya panik.
Gunawan mengernyit, mengisyaratkan agar si asisten mendekat. Dengan tangan gemetar, sang asisten memperlihatkan layar tablet yang menampilkan laman berita online, lengkap dengan foto dan video.
Tajuknya terpampang besar:
"CEO Ternama Terseret Skandal Perselingkuhan—Dua Wanita, Satu Bos!"
Gunawan menegang. “Apa maksudnya ini…?”
Sang asisten menelan ludah. “Video Pak… Anda..anda terekam sedang masuk dan keluar hotel berbeda dengan dua wanita berbeda, waktu dan hari yang berbeda pula. Dan sekarang sudah tersebar luas, Pak. Di..di mana-mana.”
Mati.
Gunawan mencengkeram sandaran kursinya. Jantungnya berdetak makin kencang.
Dia sebagai seorang pengusaha sudah melakukan pekerjaannya dengan jujur. dia tidak pernah berkhianat dan selalu membayar pajak tepat waktu.Tapi jika menyangkut wanita dia tidak pernah bisa menahan diri.
Bermain dengan beberapa wanita sekali-kali adalah hal lumrah untuk seorang laki-laki. tidak ada yang salah dengan itu tapi dia tidak pernah sampai memproklamirkannya kemana-mana .
Ini adalah privasinya sebagai pribadi.
Tapi siapa yang melempar ini karena publik?
Papa Doni sibuk memikirkan siapa yang sudah dia singgung akhir-akhir ini. Selain itu dia juga harus membereskan masalah ini dengan cepat sebelum semuanya terlambat.
Itu belum selesai.
Asisten ketiga masuk dengan wajah pucat, membawa ponsel yang menampilkan video lain yang lebih menghancurkan.
“Pak… ini... Tuan muda Doni.”
"Vidio apalagi yang ada?"katanya yang mencoba menahan nafas. pihak lain sebenarnya melakukan tindakan seperti itu. gerakan Ini bukan saja akan melukai tapi akan langsung membunuh perusahaannya.
Dia dengan gerak lambat mengambil telepon genggam dari sekretarisnya. Matanya mau tidak mau melihat apa yang ditampilkan di layar.
Video itu memperlihatkan Doni,anak tunggalnya, pewaris satu-satunya mabuk berat, tertawa dengan suara keras di sebuah pesta liar.
kata orang buah akan jatuh tidak jauh dari pohonnya.Doni mungkin masih muda jadi dia tidak bisa menahan diri jika menyangkut dengan wanita.
Perilakunya di dalam video itu terlihat vulgar dan ...menjijikan.
Di video lain, Doni terlihat tengah menghisap sesuatu dari alat kecil. Doni dan teman-temannya terlibat dalam skandal narkoba.
"Doni apa yang sudah kau lakukan, apa yang sudah kau lakukan!"
Dalam video terakhir Doni dan teman-temannya mengepung seorang pemuda di lorong rumah sakit, menampar, mendorong, dan menyebutkan nama adik pemuda itu secara cabul.
Rupanya perilaku ini sudah sering dilakukan olehnya.Rara bukanlah gadis pertama yang mengalami intimidasi dan pelecehan .
Hanya saja para korban tidak berani melapor kepada polisi.
Sekarang semuanya sudah ditampilkan ke hadapan publik.Tak hanya publik, polisi pun kini mulai bereaksi.
Komentar netizen sudahb.
Belum habis keterkejutannya, seseorang dari bagian keuangan masuk sambil membawa lembaran laporan terkini.
“Pak… harga saham perusahaan anjlok tajam. Dalam hitungan jam, kita kehilangan lebih dari tiga puluh persen nilai aset di bursa.”
Aduh..huppp..
Suara bising mulai memenuhi kepala Gunawan. Dunia yang semula berada di bawah kendalinya kini terasa seperti menelannya hidup-hidup.
Kakinya goyah.
Tubuhnya limbung.
Dan dalam sekejap, ia jatuh ke lantai, pingsan dengan wajah pucat pasi.
“As—ambulans! Cepat panggil ambulans!” teriak salah satu asisten sambil buru-buru menelpon, suasana kantor yang biasanya tenang kini berubah menjadi kepanikan massal.
Dunia yang dibangunnya dengan kesombongan dan keserakahan mulai runtuh… hanya dalam satu hari.
Sementara itu....
Doni masih bersandar malas di sofa panjang sebuah lounge hotel, segelas wine mahal di tangannya, dan senyum congkak belum juga hilang sejak pertemuannya dengan Arya di rumah sakit tadi pagi. Ia merasa seperti pemenang.
Menginjak-injak harga diri orang yang dulu dielu-elukan, membuatnya tampak seperti pecundang di hadapan dunia.
Ponselnya berdering keras. Nama yang muncul membuatnya mengernyit.
“Mama.”
Ia menjawab tanpa banyak pikir, tapi tak sempat mengucap sepatah kata pun sebelum suara ledakan meledak dari seberang.
“DONI! KAMU GILA, YA?!!!”
Doni sontak kaku. “M-ma, kenapa teriak-teriak?” suaranya mulai gugup.
“KAMU LIHAT APA YANG KAU LAKUKAN?! VIDEO KAMU MENGHINA ORANG, MABUK, DAN MENGKONSUMSI OBAT HARAM ITU SUDAH DISEMUA SOSIAL MEDIA!! APA KAMU MAU MASUK PENJARA?!”
Belum selesai…
“DAN PAPAMU!! JANGAN KIRA AKU LUPA! DIA ITU BAJINGAN!!! VIDEO PERSELINGKUHANNYA JUGA SUDAH TERSEBAR!! BERSAMA DUA WANITA BERBEDA!! DI KANTOR LAGI!! APA KALIAN BERDUA MEMANG GILA, HAH?! NAMA KELUARGA KITA SUDAH DIINJAK-INJAK!!!”
Doni membeku. “Video… vidio apa? Papa juga?” gumamnya tak percaya.
“SEMUA ORANG SUDAH LIHAT! KARYAWAN KITA, INVESTOR, MEDIA—SEMUA!!!”
Tiba-tiba ada jeda di ujung telepon, hanya suara isakan marah yang terdengar.
“Papa kamu PINGSAN! DIA DIBAWA KE RUMAH SAKIT! DAN AKU HARUS MENANGGUNG MALU SENDIRIAN! KALIAN INI LAKI-LAKI ATAU BINATANG?!!”
Klik.
Telepon diputus.
Doni menatap kosong ke depan. Di layar besar lounge, berita utama berkedip.
“Guncangan Beruntun! Skandal Seks dan Penyalahgunaan Obat Libatkan Bos dan Pewaris Perusahaan Hartono.”
Potongan video demi video muncul. Papa Doni yang terekam dengan dua wanita berbeda di ruangan hotel dan kantor juga ada.
Wajah panik Doni yang terhuyung di sebuah pesta, menghina seseorang, tertawa gila, dan akhirnya… rekaman dirinya menyodorkan permintaan menjijikkan soal perempuan.
Dan... Vidio apa ini?
Siapa yang merekam di sedang fly.
Siapa?
"Sialan jangan sampai aku tahu siapa dalangnya"
Doni bangkit,dia segera menelepon beberapa orang. Tapi sayang tidak ada yang mengangkat.
Doni kalap.
Tiba tiba Ponselnya berdering , kali ini dari salah satu rekan hanya untuk menyampaikan kabar singkat
“Kami tidak lagi bisa berteman denganmu, Doni.Kau membawa pengaruh buruk.Mulai hari ini, jangan hubungi kami lagi.”
Dan seolah belum cukup, seorang asisten pribadi papanya menelpon terburu-buru .
Saat ini Papa Doni sedang koma , jadi sebagai seorang Putra dia harus mengambil tanggung jawab perusahaan.
“Tuan Doni… saham kita jatuh 70%. Beberapa aset dibekukan. Kantor pusat didemo karyawan. Dan… polisi sedang menuju rumah Anda.” kata asisten di seberang dengan cemas.
"Tuan Doni, apa yang harus dilakukan sekarang?" tambah nya lagi.
Doni meresa buruk tapi sekarang menjadi lebih buruk lagi karena asisten yang bodoh.
"Ini adalah pekerjaan mu?jika masalah kecil saja kau tidak bisa, buat apa kau di bayar,hah?!"
Asisten ini masih takut di pecat tapi lebih takut lagi jika perusahaan ini gulung tikar.Kau tau sejak dia menjadi asisten,dia memasukkan beberapa keluarga nya di sini.
Jika dia di pecat,ada kemungkinan dia bisa melakukan comeback tapi jika perusahaan nya sendiri gulung tikar,apa yang terjadi jelas bisa diprediksi.
"Tuan Doni, pihak Humas sudah mencoba menekan berita ini tapi sulit.Sepertinya ada orang lain yang mengacau di air jernih . Tanpa Tuan Gunawan kami tidak bisa melakukan apapun"
"Tuan Doni, jika saham terus terjun ,maka perusahaan dalam bahaya.Kami butuh seseorang yang memimpin "
Doni menelan ludah,dia pusing karena tidak pernah mengalami perang bisnis seperti ini.
"Ok aku akan pulang tapi lakukan segala cara untuk meredam situasi.Gunakan uang untuk menutup mulut polisi juga"
"Baik Tuan muda tapi dana perusahaan sedang ketat ,ini karena..bla..bla...bla...
"Apa?"
Kabar buruk.
Dia tidak bisa menarik uang perusahaan dan uang pribadi langsung di bekukan.
Tanpa uang,apa yang bisa dia lakukan?
Bruk.
Doni jatuh terduduk. Segala kejayaan yang selama ini ia banggakan… runtuh dalam waktu kurang dari satu hari.
Apa mngkin rara menghancurkan bisnis mereka sprt arya lakukan
dasar si doni masa si rara mau dbeli emangnya barang🥴