NovelToon NovelToon
KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

KU JALANI HIDUP SESUAI TAKDIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Puspita.D

Menceritakan tentang gadis belia yang memutuskan menikah muda, mampu kah ia menjalani biduk rumah tangga yang penuh liku-liku? akan kah ia menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Setelah melahirkan, aku merasa begitu lelah, malam hari tidur ku terganggu oleh suara tangis bayi.

Aku merasa seperti berada dalam mimpi. Bayi ku menangis dan aku terbangun, namun tak langsung aku gendong bayi, aku menatap nya.

"Bayi siapa ini, kenapa di biar kan menangis di sini" tanya ku dalam hati. Dan mas Tio jangan di tanya ke mana dia, tentu saja berada di alam mimpi.

Saat sadar itu adalah bayiku, aku segera menyusui nya. Melahir kan dengan dukun beranak ternyata nggak enak, bagaimana tidak? sakit bekas robekan melahirkan rasa nya tak kunjung pulih.

Sudah beberapa hari mas Tio tak bekerja. Tapi mas Tio juga tak perduli dengan putri mungil nya.

Seolah mas Tio membuktikan ucapan ny bahwa dia belum menginginkan anak.

Saat aku tengah sibuk mencuci popok bayi ku yang aku beri nama Citra. Tiba-tiba Citra menangis. Namun mas Tio hanya berteriak memanggil ku, tak ingin sekali pun mas Tio menggendong nya.

"Dek..anak nya ini loh nangis dari tadi, berisik!" seru nya, aku pun segera menghentikan aktifitas ku yang belum selesai.

Aku bawa Citra menjauh dari mas Tio, sambil menangis aku menyusui nya. Aku tatap wajah mungil putri ku.

"Put...kamu kenapa?" sapa mama yang mengejutkan aku.

"Eh mama, enggak, enggak papa aku cuma terharu aja sudah jadi seorang ibu" kata ku berbohong.

Dua minggu berlalu, aku mulai panik, saat Citra mulai rewel, ia menangis dengan suara lirih. Dan nafas nya tersengal-sengal.

Sebisa mungkin aku menenangkan nya. Segala ayat dan doa aku baca, meskipun aku dalam keadaan nifas.

Setelah Citra tenang aku pun merasa lega.

"Apa jangan-jangan Citra di ganggu demit ya?" tanyaku pada diriku sendiri.

Keesokan pagi nya Citra mulai rewel lagi tangis nya lirih, dan nafas nya pun tersengal-sengal. Aku pun bingung cuma bisa menangis.

"Anak lapar itu di kasih makan, bukan malah di tangisi" seru mama yang mungkin terganggu dengan suara tangis Citra.

Aku pun mencoba memberi bubur pada Citra, namun Citra tak bisa menelan bubur tersebut. Nafas nya semakin tersengal-sengal.

Aku bingung mau mengeluh pada siapa, mama, bapak, atau pun mas Tio yang jelas tak perduli dengan Citra. Aku hanya bisa menangis.

"Besok kita periksa ya sayang" ucap ku lirih, saat kondisi Citra sudah tenang.

Ke esokan hari dengan di temani mama menggunakan angkot, aku membawa Citra periksa di klinik kecil.

"Aduh, maaf saya nggak berani menangani anak ibu" kata bidan di klinik tersebut.

"Memang nya anak saya sakit apa bu?" tanya ku tak faham maksud nya.

"Pokok nya ibu bawa aja anak ibu ke rumah sakit, di sana ada Dokter spesialis anak, nanti anak ibu mendapat penanganan yang tepat di sana" kata bidan tersebut.

Aku pun keluar dari klinik dengan hati kecewa, tak di sangka aku dan mama ketemu sama suami mba Mida yang menggunakan motor.

"Nak Deri tolong, antar kan Putri ke Rumah sakit untuk memeriksakan anak nya" kata mama.

"Loh memang nya sakit apa sampai harus ke rumah sakit" tanya nya tak langsung mengiyakan permintaan tolong mama.

"Kami juga nggak tau, tapi kata bidan harus di bawa ke Rumah sakit" jawab mama penuh rasa khawatir.

"Baik lah ayo naik" kata mas Deri. Aku pun naik ke atas motor nya.

Sampai di rumah sakit, aku harus mengantri di poly anak. Dan tiba saat nya nama Citra di panggil.

"Hmmm...coba ini sus bawa untuk cek darah dulu" ucap Dokter wanita setelah memeriksa Citra.

Suster pun membawaku ke ruang cek darah.

Aku menangis saat bayi ku menjerit kesakitan karna jarum yang menusuk ke pembuluh darah nya. Perawat mengambil darah bayiku.

Aku pun dengan sabar menunggu hasil Lab. Anak ku.

"Anak Citra karisma" seru perawat dari poly anak.

Aku pun segera masuk. Berharap anak ku baik-baik saja.

"Maaf ibu, dari hasil Lab. Nya anak ibu terkena kelainan jantung bawaan ya" bagai di cabik-cabik hati ku, rasa nya hancur, anak sekecil ini, sudah mengalami sakit yang begitu parah.

Air mata ku tak berhenti menetes. Mendapati kenyataan menyakitkan itu.

"Kita langsung rawat inap saja ya bu" kata Dokter. Demi kebaikan putri ku, aku pun mengiyakan.

"Mas Deri, tak usah menunggu ku, mas Deri pulang saja, sampaikan pada mama dan mas Tio kalo Citra di rawat di Rumah sakit" kata ku pada mas Deri yang dengan setia menemani ku.

"Memang nya sakit apa anak mu?" tanya nya.

"Kelainan jantung mas" jawab ku dengan derai air mata yang masih setia membasahi pipi ku.

"Astagfirullah...baik lah kamu yang sabar ya, nanti aku suruh suami mu untuk segera menyusul kemari" kata mas Deri.

Setelah membantuku menebus obat mas Deri baru bisa meninggalkan ku dan Citra di Rumah sakit.

Aku merasa terpukul dan hancur menerima kenyataan ini, nifasku belum selesai, tapi aku harus ikhlas dengan sakit nya putriku.

Sore hari mas Tio datang seorang diri. Tak bersama mama atau siapa pun.

"Bagaimana keadaan nya" tanya mas Tio, yang membuat ku begitu kesal melihat nya.

"Dokter bilang Citra terkena kelainan jantung bawaan" jawab ku tanpa menatap nya.

...****************...

Setelah di rawat 3 hari, namun belum ada perubahan. Dokter menyarankan untuk rujuk ke Rumah sakit kota.

Dan demi kesembuhan putri ku aku dan mas Tio pun setuju. Saat di rujuk ke Rumah sakit kota, mama mendampingi ku.

Sementara kakak mas Tio dan istri nya datang untuk memberi dukungan dan sedikit uang untuk kami.

Di Rumah sakit kota kami tidur di luar bagaikan pengungsi. Namun bagiku tak apa, yang penting bayiku baik-baik saja.

Dokter tidak mengijinkan ku untuk menyusui nya, putri ku meminum Asi ku melalui selang. Rasa sakit saat memeras Asi tak ku hirau kan asal putri ku masih bisa mendapatkan Asi dariku.

Hari demi hari kami lalui di Rumah sakit, mas Tio pun sudah tak pernah bekerja.

Hingga usia Citra hampir 2 bulan, dari umur 14 hari hingga 2 bulan kurang 6 hari. Kami di perbolehkan untuk pulang, aku begitu senang saat bisa menyusui nya langsung.

Karna lama tak bekerja mas Tio kembali bekerja dengan kakak nya. Dia kembali abai pada putri nya.

Bahkan baru 2 hari Citra di rumah, mas Tio memutuskan untuk menginap di lokasi tambang, dengan alasan mengantar alat untuk tambang.

Rasa kecewa yang begitu besar pada mas Tio tak bisa aku ungkapkan lagi. Kali ini mas Tio benar-benar keterlaluan.

1
Ds Phone
macam macam dugan hidup nya
Ds Phone
hamil ke dia
Ds Phone
nakit betul dia
Ds Phone
macam mana dengan rumah tangga meraka
Ds Phone
suami apa macam tu nak beban sama isteri
Ds Phone
itu jalan tak baik tu
Ds Phone
sangup metua kata macam tu
Ds Phone
muking ada yang tak kena
Ds Phone
tinggal kan aja
Ds Phone
laki tak ber tangung jawab
Ds Phone
apa nasib rumah tangga nya
Ds Phone
dia tak tahu orang hamil macam mana
Ds Phone
ada tukang hasut
Ds Phone
dapat laki macam tu memang susah
Ds Phone
laki nya kaki mabuk
Ds Phone
malu pulak tapi ikut
Ds Phone
sebenar dia suka pada kamu
Ds Phone
yake macam tak ada keputusan aja
Ds Phone
sakit hati sebenar nya
Ds Phone
dah masa sendiri tahu apa pun nak dimasak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!