NovelToon NovelToon
Ravendra Untuk Keisya

Ravendra Untuk Keisya

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:894
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

Dijodohkan dengan cowok jalanan yang ternyata ketua geng motor membuat Keisya ingin menolak. Akan tetapi ia menerimanya karena semakin lama dirinya pun mulai suka.

Tanpa disadari, Keisya tak mengetahui kehidupan laki-laki itu sebelum dikenalnya.

Apakah perjodohan sejak SMA itu akan berjalan mulus? atau putus karena rahasia yang dipendam bertahun-tahun.

Kisah selengkapnya ada di sini. Selamat membaca kisah Ravendra Untuk Keisya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Camping

Setahun berlalu Devan dan Aurel sudah menjadi pasangan suami istri. Kini generasi lama Ragalaxy kembali mengadakan acara camping malam bersama. Perjalanan menuju salah satu rumah anggota junior Ragalaxy yang memiliki halaman rumah cukup luas.

"Jangan ngebut-ngebut, Mas! Mau pergi ke rumah atau ke tempat asal, hah?!" ketus Aurel memukul lengan Devan yang sudah sah menjadi suaminya.

Mereka sedang berada di perjalanan menaiki motor sport hitam milik Devan. Sang laki-laki yang menyetir itu meringis kesakitan. "Gak ngebut ini, Sayang. Yaudah deh, berapa kecepatannya? Segini cukup?" jawab Devan sambil mengurangi kecepatan motornya.

Aurel terdiam sejenak untuk merasakan kecepatan motor yang dikendarai oleh suaminya. "Oke, gini aja. Naik motor kok kayak mau balap liar. Jangan kayak masih bocah naik motor seenaknya." Aurel mendumel pada suaminya. Devan yang mendengar itu hanya terkekeh.

"Gak balap liar, kalo gak cepat kapan sampainya, coba?" balas Devan tersenyum tipis.

Aurel berdecak kesal karena kecepatan motor yang dikendarai suaminya semakin kencang. "Mas, ih! Kamu tuh jangan kebiasaan ngebut deh! Ini kenceng banget mas! Aku takut ..." Suara Aurel ketakutan terdengar melemah. Tanda perempuan itu hampir menangis karena belum pernah naik motor secepat itu.

Devan merasa bersalah, ia pun memperlambat kecepatan dan menghentikan motornya di tepi jalan. "Maaf, aku terlalu kelewatan ya? Tapi aku emang biasa naik motornya cepat. Aku minta maaf ... Aku pikir kamu udah biasa naik motor ngebut." Devan turun dari motor sembari mengusap air mata Aurel yang sudah menetes.

Aurel terpaku di atas motor Devan, matanya bertemu dengan mata milik suaminya. Tatapan hangat dapat Aurel rasakan dari sorot mata Devan.

"Aku minta maaf meskipun air mata kamu udah terlanjur jatuh, aku pengen kamu berhenti nangisnya. Tapi kalo emang belum lega, kamu boleh nangis sesuka hati kamu. Dan yang perlu kamu tau, satu tetes air mata kamu itu adalah kesalahan besar dari aku. Aku minta maaf ya ..." ucap Devan tulus.

Perempuan memakai jaket kebanggaan Ragalaxy itu tersenyum sambil menggeleng. "Aku nangis bukan karena kamu ngebut, tapi karena aku khawatir sama kamu. Aku masih inget kejadian dulu kamu kecelakaan karena ngebut kenceng banget dan gak tau ada mobil dari arah lawan."

Devan terkekeh pelan menatap istrinya yang memasang wajah khawatir padanya. "Lah, aku pikir kamu nangis karena aku ngebut. Gak papa, Sayang ... Itu kan dulu. Kadang gini loh, takdir itu kan kita gak tau. Ya, biar kita selalu aman maka kita harus?" Devan sudah seperti seorang guru yang sedang mengajar muridnya.

"Berdoa," jawab Aurel dengan cemberut layaknya seperti anak kecil yang sedang diajar.

Devan tersenyum seraya mengusap puncak kepala Aurel sangat lembut. "Nah, selain itu kita juga harus selalu berpikir positif. Jangan sering teriak-teriak ya? Gak boleh gitu soalnya, kamu kan perempuan yang ngomongnya harus lembut dan jangan ngomong kasar, oke?" Devan mengusap puncak kepala Aurel sangat lembut.

°°°°

"Ayah dulu yang nabrak Bunda, ya?" tanya Arsha, anak Keisya dan Dion.

Dion yang sedang membakar sosis di halaman rumah salah satu anggota junior Ragalaxy menoleh. "Iya, Sayang. Kenapa Arsha tanya gitu?"

Arsha menunjukan wajah tak sukanya  pada Dion. Laki-laki yang merasa ditatap tak bersahabat itu pun memperhatikan anaknya.

"Ternyata Ayah dulunya jahat ya, udah nabrak Bunda terus gak tanggung jawab."

"Iya ... Maafin Ayah ya? Ayah gak sebaik Bunda, Ayah juga dulunya ugal-ugalan. Tapi harapan Ayah ke Arsha itu jangan pernah mencontoh perilaku buruk Ayah ya?" Dion ingin memeluk Arsha, tetapi Arsha justru menjauh.

Hal itu mampu membuat Dion berkaca-kaca. "Ini sosisnya buat Arsha ya? Karena udah malem, Arsha tidur sama Bunda sekarang, bisa ya?"

"Mas, ayo kamu tidur juga. Masuk tenda gih, buruan ini udah malem loh." ucap Keisya keluar dari tenda dan mengajak Arsha untuk masuk ke tenda setelah menerima sosis bakar.

Dion tersenyum pada Keisya. "Udah, gak papa. Kayaknya Arsha lagi marah sama aku. Jadi, kamu jangan khawatir ya? Aku gak papa tidur pakai tikar di rerumputan ini."

Seusai masuk ke dalam tenda khusus camping, Keisya mengajak bicara Arsha sebentar. "Ayah itu gak jahat, Sayang. Ayah itu baik banget, dia yang jagain Bunda sama Arsha selama Arsha masih di dalam perut Bunda. Waktu Bunda mengandung kamu, kita dihadang sama preman jahat di pinggir jalan. Ayah kamu turun dari motor dan berantem sama preman-preman itu. Bahkan Ayah kamu sampai bilang berani taruh nyawa untuk Bunda sama kamu. Di situ Bunda udah nangis-nangis khawatir sama Ayah, tapi alhamdulillah Ayah selamat walau berakhir dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan di tangannya yang hampir kebacok celurit." Keisya menceritakan kejadian dulunya.

"Mas Dion! Mas! Mas, udah Mas! Lengan tangan kamu udah berdarah!"

"Kamu di sana aja, jangan di sini, Keisya!"

Brugh

"Mas?!"

Arsha setelah mendengar semua cerita masa lalu orangtuanya tiba-tiba bangun dari tidurannya langsung keluar tenda dan menghampiri Dion yang sedang membuat api unggun. "Ayah, kenapa belum tidur?" tanya Arsha.

Dion menoleh terkejut. "Loh? Kok gak jadi tidur, Sayangnya Ayah? Kenapa, hm? Banyak nyamuk ya? Atau tendanya gak nyaman?" Arsha menggeleng lalu memeluk Dion sangat erat.

"Maafin Arsha ya, Ayah? Arsha udah nuduh Ayah jahat nabrak Bunda. Ternyata Om Devan yang nyuruh Ayah buat kabur."

Dion tersenyum bahagia. "Ayah selalu maafin Arsha. Oh iya, Ayah tidur di sini aja ya, gak papa kan?" 

"Ah, Ayah mah gitu! Udah ih, tidur di tenda aja bareng sama Bunda! Kalo gak, Arsha ngambek nih!" ketus Arsha berlagak ngambek pada Dion.

Laki-laki yang menjadi seorang ayah itu tertawa kecil melihat tingkah putri pertamanya. "Loh, ngambek kok bilang-bilang, pftt." Dion menahan rasa ingin tertawa lepas menatap ekspresi lucu anaknya.

Arsha mendengus sengit. "Awas aja ya! Ayo Ayahhh! Ih, bandel banget ah ... Bundaaa, Arsha gak kuat bujuk Ayah! Pengen nangis, hiks!" teriak Arsha tak tahan dengan sikap Ayahnya yang menyebalkan.

Beruntung anggota Ragalaxy yang memiliki anak masih bayi ditempatkan di rumah mewah milik salah satu anggota Junior Ragalaxy. Jadi, teriakan Arsha itu hanya mampu didengar oleh para Junior Ragalaxy dan tiga anggota senior bersama istri dan anaknya.

Sementara Devan dan Aurel baru saja datang kembali ke tenda, sehabis pergi ke toko mencari ice cream.

"Eh, Arsha gak boleh teriak-teriak ih. Malu tuh diliatin tetangga, tuh, Om Devan sama Tante Aurel aja udah pulang jalan-jalan berdua. Ayo Mas lah, jangan bikin aku capek deh sama tingkah kalian." Cerocos Keisya mengomeli anak dan suaminya yang hobi bertingkah.

Arsha dan Dion saling menoleh sambil menyengir, "ayo, Ayah!" Arsha mengedipkan satu matanya pada Dion. Sedangkan Dion pun menanggapi kode dari putrinya, "Ayo, Arsha!" sahut Dion tangannya membentuk huruf O pada Arsha.

Keisya pun kesal begitu anak dan suaminya bersamaan mendusel menubruknya ketika masuk ke dalam tenda. Hal itu membuat dirinya terjengkang ke dalam tenda. "Mas Dionn!!" jerit Keisya sangat kesal.

Aurel dan Devan yang sedang menghangatkan tubuh di depan api unggun pun menunjuk ke kerusuhan di tenda Dion.

"Tuh liat tuh, Mas. Lucu ya mereka?" ujar Aurel menunjuk seperti layaknya emak-emak yang sedang melihat bahan gosip lewat di hadapannya.

Devan menatap ke arah yang ditunjuk istrinya. "Aaaa ... Kasian aaaa ..." celetuk Devan menirukan kata-kata yang sedang viral.

Satu detik kemudian Devan dan Aurel pun mendadak diam. Sebelum akhirnya mereka saling menoleh.

"Hahahaha."

1
Protocetus
Kalau berkenan thor mampir ya ke novelku Mercenary of Dorado
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!