‼️Harap bijak dalam memilih bacaan‼️
CEO tampan dan dingin itu ternyata seorang psikopat kejam yang telah banyak menghabisi orang-orang, pria itu bernama Leo Maximillian
Leo menjadikan seorang wanita sebagai tawanannya, wanita itu dia jadikan sebagai pemuas nafsu liarnya.
Bagaimana nasib sang wanita di tangan pria psikopat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 : Dibawa Paksa
...•••Selamat Membaca•••...
Maureen tertidur pulas, hati dan pikirannya sangat lelah hari ini, ditambah lagi perjalanan jauh yang akan dia tempuh bersama dengan Gema.
Gema berhenti di sebuah pom bensin untuk mengisi bahan bakar mobilnya, Maureen menggeliat, dia keluar dari mobil ingin pergi ke toilet.
“Kenapa bangun Maureen?” tanya Gema saat melihat Maureen keluar mobil.
“Aku mau ke toilet, sebentar ya.” Gema mengangguk.
Selang beberapa menit, Gema dihampiri oleh tiga orang pria seusia dirinya, Gema dan Maureen hanya selisih 3 tahun. Maureen saat ini sudah 23 tahun dan Gema 26 tahun. Sedangkan jarak antara Leo dan Maureen cukup jauh yaitu 10 tahun.
“Kenapa kau lama sekali? Kami sudah menunggumu 2 jam yang lalu di sini seperti orang bodoh,” ujar Zack.
“Sorry, kalian tidak akan kecewa karena sudah menunggu karena aku membawa seorang wanita yang sangat cantik untuk menemani kita di villa selama seminggu ini.” Zack, Dave dan Rio saling pandang lalu tersenyum.
“Di mana dia?” tanya Rio.
“Dia ke toilet, sebentar lagi juga akan ke sini,” jawab Gema.
“Berarti kita akan bersenang-senang berlima di villa? Waw, itu menyenangkan,” seru Dave dengan wajah cerah.
“Bukan berlima, aku sudah menyewa 4 orang wanita, kita akan bersenang-senang bersama,” timpal Zack.
“Wanita yang kau sewa tidak akan secantik dan semenarik wanita yang aku bawa,” tambah Gema lagi pada ketiga temannya.
“Oke, mari kita lihat, seberapa cantik dan hebat wanita itu.” Mereka berempat kini memasuki mobil, dua di bangku tengah dan satu di bangku paling belakang sedangkan Gema dan Maureen akan duduk di bangku depan.
Di dalam toilet, hati Maureen menjadi ragu untuk pergi jauh dari Leo. Selama sembilan bulan terakhir ini, dia tidak pernah berpisah dengan Leo, paling hanya berpisah ketika Leo ke kantor saja.
Maureen menangis di dalam toilet, dia sangat ingin kembali tapi hal itu mustahil, Leo pasti tidak akan menerima dirinya lagi.
“Tuan, aku merindukanmu hiks.” Maureen memeluk ke dua lututnya, dia membenamkan wajahnya dan menangis.
Gema dan yang lain tak sabar menunggu Maureen, wanita itu sudah lebih dari 20 menit di dalam toilet.
“Lebih baik kau susul dia, jangan-jangan dia kabur lagi,” ujar Rio.
“Oke.”
Gema keluar dari mobil menuju toilet wanita, dia mengetuk pintu toilet itu dan tak lama Maureen keluar dengan mata sembab serta hidung merah.
“Maureen, kamu kenapa? Ada yang sakit?” tanya Gema pura-pura khawatir.
“Tidak ada Gema, hanya sedikit mual saja di perjalanan tadi.” Maureen menghapus air matanya lalu Gema menggandeng tangan Maureen untuk kembali ke mobil.
Di dalam mobil, ketiga pria itu terpana melihat Maureen, mereka tidak meragukan lagi kecantikan Maureen.
“Kita benar-benar akan berpesta dengan dia?” tanya Dave terkagum.
“Aku yang akan memakainya lebih dulu,” sahut Zack.
“Ck sudahlah, kita akan pakai dia bersama, lagian, ada tiga lubang yang bisa dimasuki bukan,” seru Rio di bangku belakang, kedua pria itu tersenyum membenarkan.
Maureen memasuki mobil, dia belum sadar kalau ada orang lain di belakang hingga Zack menyapa Maureen terlebih dahulu.
“Hai Maureen.” Maureen menoleh ke belakang, dia tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya saat ini.
“Kenapa diam saja? Kenalkan, aku Zack.” Pria itu mengulurkan tangannya pada Maureen tapi wanita itu masih terdiam dan menatap Gema, seakan bertanya kenapa ada tiga pria di dalam mobil Gema.
“Oh iya ini teman-teman aku Maureen, mereka mau ke villa juga,” jawab Gema dengan santai, Maureen merasa aneh dengan semua ini, hatinya mulai tidak tenang tapi dengan cepat dia mengendalikan kecemasannya lalu menyambut uluran tangan Zack. Dave dan Rio ikut mengulurkan tangan pada Maureen, dia berusaha seramah mungkin pada mereka semua.
“Hm Gema, kayaknya aku nggak jadi deh ikut ke villa kamu, aku mau balik aja ke rumah Leo, aku pikir dia nggak bakal melepaskan aku segampang itu dan kamu akan dapat masalah nanti.” Maureen mencoba mengemukakan alasannya pada Gema, dia sebenarnya mulai takut saat ini, melihat ketiga teman Gema membuat pikirannya kacau.
“Udahlah Maureen, jangan pikirkan dia lagi, tawaran aku lebih baik kok. Lagian kamu mau balik gimana? Ini perjalanan kita udah jauh loh, udah hampir 4 jam, nggak ada juga mobil yang bisa kamu tumpangi.” Mendengar dari nada bicara Gema, Maureen mengerti kalau saat ini Gema memiliki maksud terselubung.
“Aku bisa menunggu di pom bensin ini, kamu nggak usah pikirin aku.” Maureen mencoba untuk membuka pintu mobil tapi sudah dikunci oleh Gema, Maureen sangat ketakutan saat ini.
“Gema, aku mau keluar.” Maureen menatap Gema, pria itu malah tersenyum dan menatap ketiga temannya. Mereka berempat malah menatap Maureen seakan menelanjangi wanita itu dengan tatapannya.
“Nggak bisa gitu dong sayang, aku udah bawa kamu sejauh ini, masa mau turun di sini, kita kan belum make kamu.”
Maureen membulatkan matanya, Gema yang dia anggap akan membantunya, malah akan menggilir dirinya.
“Kamu jangan bercanda Gem.”
“Aku nggak bercanda, emang kamu pikir, kita-kita ngapain ke villa? Pemilik villa itu ya teman aku, tuh si Rio.” Maureen membawa pandangannya ke arah tunjuk Gema dan Rio tersenyum, yang mana Maureen tahu kalau senyum itu menandakan dirinya dalam bahaya saat ini.
“Kenapa kamu lakuin ini sama aku? Aku percaya sama kamu, kamu malah jahatin aku begini.” Tangis Maureen pecah, dia ketakutan sekarang dan tidak bisa lagi menyembunyikan rasa takutnya.
“Jangan nangis, kamu tau kenapa aku begini?” Gema mengelus pipi Maureen, yang jelas saja dihindari oleh Maureen.
“Aku sangat mencintai kamu, aku bahkan rela kerja keluar negeri agar bisa menikahimu tapi ternyata, kau malah jadi pelacur dan sudah dipakai berkali-kali oleh Leo. Jadi aku juga menginginkan hal yang sama Maureen, menikmatimu tanpa harus menikahimu.” Gema mendekatkan wajahnya pada Maureen dan berusaha ditolak oleh Maureen.
Maureen memukul Gema sekuat tenaganya tapi itu tidak berefek banyaj. Tenaga pria itu sangat kuat sehingga Gema berhasil mencium bibir Maureen dengan rakus.
“Santai dulu Gema, kita bisa melakukannya di villa, kita pakai bersama nanti, sudah lama kan kita tidak memakai satu wanita berempat,” celetuk Rio dari belakang yang membuat Gema menghentikan aksinya.
Maureen menghapus sisa saliva Gema di bibirnya, dia sangat ketakutan saat ini, dia juga tidak bisa kabur karena pintu mobil di kunci oleh Gema.
Maureen berusaha untuk memecahkan kaca mobil tapi sia-sia, tenaganya tidak cukup kuat untuk itu. Gema meminta tali pada Dave, karena di bangku belakang ada tali yang memang telah dia persiapkan.
Gema mengikat tubuh Maureen dengan kuat lalu memindahkan Maureen ke bangku tengah, Maureen kini diapit oleh Zack dan Dave, mulutnya disumpal dengan kain agar Maureen tidak berisik.
Dave dan Zack berusaha untuk meraba tubuh Maureen, wanita itu terus saja berontak, dia tidak ingin disentuh pria manapun selain Leo.
“Tuan tolong aku, aku takut tuan,” jerit Maureen dalam hatinya ketika tangan-tangan itu terus meraba tubuhnya dengan liar. Dia sangat berharap kalau Leo akan datang untuk membantu dirinya.
Leo terbangun, keringat bercucuran di wajahnya, dia baru saja mimpi buruk mengenai Maureen. Leo meminum air yang ada di atas nakas lalu menghidupkan lampu, melirik ke samping dan tidak ada Maureen lagi.
Hatinya terasa pilu, dia begitu merindukan Maureen saat ini. Sama halnya dengan Maureen, Leo pun tidak bisa berada dari tawanannya itu, karena selama ini wanita tersebut selalu bersamanya.
“Kamu di mana Maureen? Kenapa hatiku resah begini?” lirih Leo, dia lalu beranjak dari tempat tidur untuk menuju ke balkon, mungkin dengan merokok, pikirannya akan menjadi tenang.
Angin bertiup dengan kencang sehingga foto Maureen dengan ukuran sedang jatuh lalu kacanya pecah. Leo kaget, dia mendekati pecahan kaca itu dan mengambil foto Maureen, hatinya semakin resah sekarang.
“Ada apa ini?” pikir Leo.
...•••BERSAMBUNG•••...
kasian maula masih kecill.
rayden yg sabar yaaa
tim nya rayden ni thor ❤😘😅🤣