Sepupu Perempuanmu Adalah Maut

Sudah satu tahun berlalu. Dian sudah melahirkan seorang anak perempuan yang di beri nama 'Tiara putri Adijaya'. Sangat mirip dengan Dian. Setelah punya anak Ansel lebih dekat dengannya dan lebih betah di rumah. Walau begitu Ansel belum mencintai Dian sepenuhnya. Dia masih sering mengingat Tania.

"Tiara lagi tidur sayang?" Tanya Ansel. Dian pun mengangguk tersenyum.

"Aku mau ngomong sesuatu sayang." Ucap Dian.

"Mau ngomong apa?" Tanya Ansel yang sudah duduk di samping Dian.

"Apa sebaiknya kita bawah Tiara ke rumah Mama dan Papa. Mereka berhak ngeliat cucu mereka. Aku tahu mereka masih marah sama kita. Tapi Tiara ngak punya salah." Ucap Dian. Ansel mengangguk setuju.

"Apa yang kamu katakan memang benar. Kita cari waktu yang tepat baru kita ke sana. Biar aku cari tahu dulu Mama dan Papa ada di Indonesia atau lagi di USA." Ucap Ansel.

"Makasih sayang. Kamu selalu ngertiin aku, selalu ada untuk aku dan anak kita." Ucap Dian memeluk Ansel.

"Itu sudah jadi kewajiban aku untuk ngerawat kamu dan anak kita." Ucap Ansel membalas pelukan Dian.

...****************...

...Sedangkan Tania dan Kenzi semakin hari, semakin dekat. Tania sudah merasa yakin dengan Kenzi dan sudah mulai mencintainya. Dan ingin memberikan Kenzi satu kesempatan. Tania berharap Kenzi adalah laki-laki yang tepat untuknya dan bisa membahagiakannya. Hari ini Tania masih di kamarnya dan menikmati tidurnya....

"Bangun woi." Ucap Dion yang menganggu Tania sejak tadik.

"Apaan sih, Bang. Ganggu aja ih." Ucap Tania yang masih setengah sadar.

"Kenzi udah ada di bawah nungguin kamu." Ucap Dion. Tania yang mendengar itu langsung bangun. Tania baru ingat kalau hari ini Kenzi mengajaknya untuk keluar jalan.

"Giliran Kenzi kamu langsung bangun." Ucap Dion. Tania pun cemberut karena merasa kesal. Dengan buru-buru dia masuk ke WC dan siap-siap. Dion hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya.

Dion pun berlalu pergi turun ke bawah. Setelah beberapa menit Tania pun langsung turun ke bawah dan mencari keberadaan Kenzi. Apa jangan-jangan Abangnya sengaja mengerjainya.

"Kamu cari siapa sayang?" Tanya Mama Hani.

"Kenzi, Mah. Abang bilang Kenzi ada di bawah." Ucap Tania.

"Dari tadik Mama di sini ngak ngeliat Kenzi sayang." Ucap Mama Hani.

"Abang Dion." Teriak Tania. Dion yang mendengar teriakan adiknya langsung datang.

"Kenapa manggil Abang? Rindu ya?" Tanya Dion. Tania hanya memutar bola matanya malas.

"Abang sengaja ngerjain aku ya." Ucap Tania kesal. Dion hanya tersenyum kikuk.

"Itu supaya kamu bangun. Lagian jam segini masih tidur aja" Ucap Dion.

"Tapi ngak gitu juga Bang." Ucap Tania.

"Yaudah iya maaf deh." Ucap Dion dan memeluk adiknya. Tania tidak menolak dan langsung luluh.

Tiba-tiba Kenzi datang dan langsung mencium tangan Mama Hani.

"Panjang umur. Baru aja di omongin udah datang." Ucap Mama Hani tersenyum.

"Maaf ya. Aku telat. Tadik ada urusan sebentar." Ucap Kenzi. Tania pun mengangguk tersenyum.

"Mah, Bang, Nia ijin keluar sama Kenzi." Mama Hani dan Bang Dion mengangguk setuju.

"Iya sayang. Hati-hati ya." Ucap Mama Hani. Kenzi dan Tania pun mengangguk dan berlalu pergi. Saat berjalan keluar Kenzi berbalik ke belakang. Dion dan Mama Hani mengangkat jempolnya dan memberikan isyarat. Kira-kira ada apa yang sebenarnya? Seakan ada suatu yang akan terjadi. Apa mungkin Kenzi telah menyiapkan sesuatu yang besar untuk Tania?

"Aku boleh pasang ini?" Tanya Kenzi yang memegang kain hitam di tangannya.

"Untuk?" Tanya Tania.

"Nanti kamu juga akan tau kok. Tapi pake ini dulu ya." Ucap Kenzi. Tania pun mengangguk setuju. Dan Kenzi mengikatkannya di mata Tania. Dan menjalankan mobilnya. Butuh waktu 20 menit Kenzi dan Tania sampai di suatu tempat.

"Kita dimana Ken?" Tanya Tania.

"Sabar baby." Ucap Kenzi yang membawah Tania turun dari mobil.

"Kamu bisa buka sekarang." Sambung Kenzi. Tania pun melepaskan kain di matanya. Tak terasa air matanya turun membasahi pipinya. Sebuah kejutan yang sangat luar biasa. Kenzi membawa Tania di hutan yang sudah di dekor sedemikian indah dengan nuansa putih dan hitam.

"Makasih Ken. Aku sangat bahagia." Ucap Tania dan memeluk Kenzi. Kenzi pun membalas pelukannya.

"Sama-sama cantik." Ucap Kenzi.

Kenzi pun berlalu pergi dan membawa sesuatu dan berlutut di hadapan Tania.

"Tania Anggita Wijaya. Will you marry me?" Tania tersenyum

"Yes I Will Ken." Ucap Tania. Kenzi pun memeluk Tania. Akhirnya penantiannya selama bertahun-tahun tidak sia-sia.

"Makasih sayang." Ucap Kenzi. Tania pun mengangguk tersenyum dan menangis karena bahagia. Kenzi pun langsung menghapus air matanya.

Tiba-tiba semua orang datang. Di sana ada orangtua Kenzi, Mama Hani, Papa Bian, Abang Dion dan ada Gisel dan Jovanka juga.

"Kalian di sini." Ucap Tania yang merasa terkejut. Kenzi pun menjelaskan semuanya. Kalau semua kejutan ini sudah di rencanakan oleh keluarga dan sahabatnya.

"Selamat ya sayang." Ucap Mama Hani.

"Papa harap setelah ini kamu akan mendapatkan kebahagiaan." Ucap Papa Bian

"Selamat princess. Semoga ini adalah yang terbaik untuk kamu."

"Makasih Mah, Pah, Bang." Ucap Tania dan memeluk Mama, Papa dan Abangnya. Setelah itu berlalu memeluk sahabatnya Gisel dan Jovanka.

"Thanks baby." Ucap Tania

"Sama-sama sayangku."

"Selamat sayang. Mami Papi akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua." Ucap Mami Tia dan Papi Gani. Pemilik perusahaan 'Anderson Company'. Dari dulu Tania memang sudah dekat dengan orangtua Kenzi.

"Makasih Mi, Pih." Ucap Tania.

Semua keluarga sudah sepakat kalau Tania dan Kenzi akan melangsungkan pernikahan satu bulan lagi yang akan di langsungkan di Australia, yang akan di adakan secara besar-besaran.

"Jadi pernikahannya satu bulan lagi." Kalian berdua tidak ada masalah kan?" Tanya Mama Hani. Kenzi dan Tania menggelengkan kepalanya.

"Apa satu bulan itu cukup untuk mempersiapkan semuanya Mah?" Tanya Tania.

"Kamu jangan khawatir sayang." Ucap Mama Hani. Tania pun mengangguk.

Setelah itu mereka semua memutuskan untuk pulang karena masih ada urusan. Di sana hanya ada Kenzi dan Tania. Mereka duduk sambil menikmati pemandangan.

"Rasanya aku masih ngak percaya dengan semuanya. Rasanya seperti mimpi yang jadi kenyataan." Ucap Kenzi sambil memegang tangan Tania.

"Thank you Ken. Karena kamu tidak pernah nyerah dan berjuang untuk aku. Makasih karena kamu selalu menemani aku melewati setiap proses yang begitu sulit. Dan selalu ada untuk aku. Jujur saja aku sudah mulai cinta sama kamu." Ucap Tania tersenyum. Kenzi yang mendengar itu merasa bahagia.

"Really?" Tania pun tersenyum mengangguk. Kenzi pun membawa Tania ke pelukannya.